Inilah 15 Suku Asli NTT, Kaya Dengan Peradaban Kuno

Inilah 15 Suku Asli NTT, Kaya Dengan Peradaban Kuno



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Sensus Penduduk (SP) Tahun 2010 Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau Suku bangsa. Lebih tepatnya, Indonesia memiliki 1.340 Suku.

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk salah satu provinsi yang banyak menyumbang keberagaman suku bangsa Indonesia.

Suku-suku ini memiliki ciri khas dan keunikan sendiri, sehigga turut mewarnai keragaman adat budaya nusantara.

Salah satu bukti NTT memiliki sejarah kuno yang hebat adalah ditemukan spesies manusia purba yang memiliki ukuran tubuh sama dengan “hobbit.”

Penemuan besar itu merupakan hal yang luar biasa, sebab spesies manusia purba yang diberi nama Homo Floresiensis hingga saat ini masih terus menerus diperbincangkan dan ditelusuri keberadaannya oleh para ilmuwan.

Melansir dari berbagai sumber, ini Suku asli di Indonesia:

1. Suku Atoni

Suku bangsa Atoni berdiam di pedalaman Pulau Timor wilayah barat yang beberapa besar berupa tanah kering dan berbukit-bukit kering, seperti di kefetoran Amarasi, FatuLeu, Amfoang, Mollo, Amanuban, Amanatun, Miomafo, Insana dan Biboki.

Jumlah populasinya sekitar 300.000 jiwa. Orang Atoni memiliki beragam-jenis sebutan. 

Orang Tetun menyebut mereka orang Dawan, Orang Bunak menyebut mereka Rawan, penduduk di kota Kupang menyebut mereka Orang Gunung.

2. Suku Alor

Suku bangsa Alor mendiami daratan pulau Alor, Pantar dan pulau-pulau kecil di antaranya. Tempat mereka kini termasuk ke dalam kawasan Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Nama Alor mungkin diberi oleh orang luar untuk menyebut semua golongan masyarakat yang berdiam di tempat itu.

Mereka sendiri terdiri atas sejumlah suku-suku bangsa, antara lain Abui, Alor, Belagar, Deing, Kabola, Kawel, Kelong, Kemang, Kramang, Kui, Lemma, Maneta, Mauta, Seboda, Wersin, dan Wuwuli. 

Pada masa lampau sub-sub suku bangsa itu masing-masing hidup terasing di wilayah perbukitan dan pegunungan, secara khusus untuk menghindari peperangan dan tekanan dari dunia luar.

3. Suku Boti

Suku Boti merupakan salah satu suku tertua di Provinsi NTT. Keberadaannya yang nyaris tidak terdengar memang pas dengan lokasi mereka yang bertempat tinggal jauh dari kehidupan kota dan jalur yang ala kadarnya untuk dilewati kendaraan bermotor.

Dari Kupang, Ibukota Provinsi NTT, secara khusus dulu kita akan menjelang Kota So'e yang merupakan Ibukota dari Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Kota kecil yang teduh, penghasil buah jeruk. Pada musim jeruk, kita bisa membeli buah itu secara langsung dari pohon.

Jangan heran jika dengan uang sebanyak lima ribu rupiah kita telah dapat dipersilahkan memakan jeruk sepuasnya dari pohon.

4. Suku Bajawa

Untuk suku suku di NTT yang selanjutnya adalah suku Bajawa. Secara bahasa Bajawa berarti India belakang.

Nenek moyang penduduk Bajawa berasal dari India belakang yang masuk ke pulau Jawa, kemudian mereka melanjutkan perjalanan lewat samudera menuju ke Flores dengan mengendarai sampan yang mereka anggap mirip seperti piring.

Oleh karena itu nama kota daerah tinggalnya di Flores disebut dengan Bhajawa, yang berarti piring dari Jawa.

5. Suku Deing

Suku Deing merupakan suatu golongan masyarkat yang mendiami tempat Lebang Beengada, Mariabang, Nadar dan Bagang, yang berada di kabupaten Alor provinsi Nusa Tenggara Timur. Suku Deing, merupakan salah satu dari puluhan suku-suku kecil yang berada di kabupaten Alor.

Populasi suku Deing termasuk kecil, tetapi mereka eksis sebagai suatu golongan masyarakat yang mempunyai adat-istiadat, tradisi dan bahasa sendiri. Suku Deing berdialog dalam bahasa Deing, yang jadi suatu bahasa cabang bahasa Austronesia.

6. Suku Ende

Suku Ende adalah satu dari dua suku yang menjadi mayoritas di kabupaten Ende di pulau Flores provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Suku Ende di kabupaten Ende hidup bersama dengan suku Lio yang juga mendiami tempat ini.

Suku Lio sebagai suku tetangga suku Ende pada biasanya hidup di tempat pegunungan. Meski suku Ende bertempat tinggal di tempat pesisir di sekitar wilayah selatan kabupaten Ende.

7. Suku Flores

Suku bangsa Flores adalah percampuran etnis antara Melayu, Melanesia, dan Portugis. Dikarenakan lokasi yang berdekatan dengan Timor, yang pernah menjadi Koloni Portugis, karenanya interaksi dengan kebudayaan Portugis pernah terjadi dalam kebudayaan Flores, beik lewat Genetika, Agama dan kebiasaan.

8. Suku Kedang

Suku bangsa ini mendiami desa-desa dalam tempat Omesuri dan Buyasuri di Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kedua tempat itu berada di daratan Pulau Lomblem atau Lembata yang beberapa besar berupa padang rumput berbukit-bukit. 

Jumlah populasi suku bangsa berbahasa Kedang ini diperkirakan sekitar 12.000 jiwa.

9. Suku Manggarai

Suku bangsa Manggarai mendiami Kabupaten Manggarai yang terletak di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jumlah populasinya sekitar 350.000 jiwa.

Bahasa Manggarai nampaknya terdiri atas beberapa dialek, seperti dialek Pae, Mabai, Rejong, Mbaen, Pota, Manggarai Tengah, Manggarai Timur, dan Manggarai Barat. Empat dialek terdepan mungkin merupakan bahasa dari kelompok suku bangsa tersendiri yang tunduk kepada orang Manggarai di zaman dulu.

10. Suku Ngada

Orang Ngada sesungguhnya terdiri atas sebagian sub-suku bangsa yakni Ngada, Maung, Riung, Rongga, Nage Keo, Bajawa dan Palue. Sub-sub suku bangsa itu biasanya ditandai oleh perbedaan aksen yang mereka gunakan.

Sungguhpun demikian itu ciri-ciri kebudayaan mereka menonjolkan kesamaan. Masyarakat Suku Ngada berdiam di Pulau Flores, tepatnya di kawasan Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Populasinya diperkirakan sekitar 155.000 jiwa. Mata pencaharian hidup mereka biasanya merupakan berladang, beberapa di sawah, ada pula yang beternak sapi, kerbau, dan kuda.

11. Suku Kemak

Masyarakat ini hidup dari pertanian di ladang dan sawah, beternak kerbau, kuda, sapi, babi dan kambing. Kaum wanita mereka juga suka menenun kain (tais) Timor yang cukup terkenal itu.

Jumlah populasi suku Kemak sekitar 50.000 jiwa. Dalam berhubungan dengan suku bangsa lain di wilayah Timor Leste mereka menggunakan bahasa Tetun.

12. Suku Kemang

Kemang merupakan salah satu suku kecil dari sekian banyak suku-suku di kabupaten Alor. 

Suku Kemang memiliki populasi yang kecil, namun mereka memiliki adat-istiadat, budaya dan bahasa sendiri, yaitu bahasa Kemang.

Masyarakat suku Kemang dalam bertahan hidup pada bidang pertanian.

Mereka memiliki ladang atau kebun yang ditanami beberapa jenis tanaman untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari, seperti jagung, kacang-kacangan, umbi-umbian, pisang dan kelapa.

11. Suku Lamaholot

Suku Lamaholot adalah salah satu komunitas masyarakat yang terdapat di kabupaten Flores Timur, Tanjung Bunga, Adonara, Solor dan Lembata, yang semuanya berada di provinsi Nusa Tenggara Timur. Masyarakat suku Lamaholot berbicara dalam bahasa Lamaholot.

Bahasa Lamaholot memiliki banyak varian bahasa, yang disebut sebagai bahasa Lamaholot dengan dialek-dialeknya.Menurut penuturan masyarakat Lamaholot, bahwa pada awalnya bahasa mereka hanya satu bahasa, yaitu bahasa Lamaholot, dengan terjadinya percampuran penduduk dari suku-suku lain mempengaruhi penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari.

14. Suku Rote

Suku Rote atau Orang Rote berdiam di Pulau Roti, Ndao dan beberapa pantai barat Pulau Timor, di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tempat mereka termasuk dalam kawasan Kabupaten Kupang.

Ada pendapat para pakar bahwa penduduk di pulau-pulau itu sebetulnya berasal dari Pulau Seram di Maluku Tengah. Jumlah populasinya sekitar 88.000 jiwa.

15. Suku Sika

Sika merupakan sebuah suku-suku di NTT di bangsa Indonesia yang menetap di kawasan tengah timur Flores antara Sungai Bloh dan Sungai Napung. Bahasa Sika, wilayah dari rumpun bahasa Timor-Ambon, dipertuturkan oleh suku Sika.*

 


 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama