Siprianus Nahur, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Borong saat diwawancarai Floresa di kantornya, Rabu, 26 Juli 2023. (Foto: Rosis Adir/Floresa.co) |
embela kebijakannya yang menetapkan syarat ketat bagi calon guru Mata Pelajaran Biologi di tengah ramainya kritikan di media sosial.
Ia menuding reaksi yang
muncul terhadap syarat yang ia tetapkan itu “terlalu berlebihan.”
Surat berisi lowongan
pekerjaan dari SMA Negeri 2 Borong di Kabupaten Manggarai Timur itu menjadi
viral dalam beberapa hari terakhir.
Ditandatangani
Siprianus Nahur, kepala sekolah, dalam surat itu yang salinannya
diperoleh Floresa terdapat lima poin persyaratan bagi calon guru
Biologi.
Masing-masing adalah
[1] berijazah S1 Pendidikan Biologi atau S1 Biologi + sertifikat pendidikan
biologi [telah memiliki sertifikat pendidik], [2] alumni kampus dengan program
studi terakreditasi A, [3] memiliki Indeks Prestasi Kumulatif [IPK] minimal
3,75, [4] memiliki kemampuan di bidang seni, bela diri kempo dan bisa menjadi
pelatih musik [5] dan menguasai information technology [IT].
Siprianus membela
ketentuan itu, mengatakan sekolahnya memang sedang membutuhkan guru Biologi,
sekaligus pendamping kegiatan ekstrakurikuler untuk bidang seni, bela diri
kempo, musik dan paduan suara.
Ia mengatakan, komentar
publik terhadap sejumlah persyaratan dalam pengumuman tersebut adalah “lumrah
karena mereka belum tahu persis kondisi sekolah kami.”
“Bagi kami, yang
penting kami tidak sedang melakukan kejahatan,” katanya kepada Floresa di
kantornya, Rabu, 26 Juli.
Siprianus menjelaskan,
persyaratan poin satu sampai tiga dalam pengumuman itu adalah yang utama.
Ia berharap “calon guru
yang memenuhi persyaratan tersebut nanti dapat melaksanakan tugas pokok
mengajar dengan sebaik-baiknya.”
Pada saat yang sama,
“kami membutuhkan pembina kegiatan ekstrakurikuler sebagai tugas tambahan jika
calon guru bisa memenuhi persyaratan pada poin empat.”
Melalui lima persyaratan
tersebut “kami berusaha mencari sosok calon guru yang mempunyai keahlian ganda
sehingga pelayanan pendidikan berjalan maksimal, siswa yang memiliki bakat dan
minat di bidang seni bela diri dan musik dapat dilayani secara maksimal.”
“Sekali lagi,” katanya,
“ini kebutuhan kami, sesuai dengan target pemenuhan kebutuhan pelayanan
terhadap peserta didik kami.”
Menurutnya, poin empat
yang dipersoalkan oleh publik bukanlah persyaratan tunggal.
“Persyaratan lain
adalah poin satu, dua, tiga dan lima. Jika ada pelamar yang memiliki kemampuan
lebih atau memenuhi persyaratan empat, tentunya akan dipertimbangkan,” katanya.
“Jika tidak ada satupun
calon pelamar yang memenuhi persyaratan itu, maka kami akan meninjau kembali
persyaratan tersebut dan tetap merekrut satu orang guru Biologi.”
Alasan Persyaratan Menantang
Siprianus mengatakan
pencantuman persyaratan yang menantang dalam pengumuman tersebut karena “peran
guru saat ini cukup kompleks.”
Dalam Kurikulum
Merdeka, jelasnya, ada tiga program pembelajaran di sekolah, yakni program
intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Tiga komponen ini
sangat berkaitan erat dan tidak bisa berdiri sendiri, katanya.
“Ketiga-tiganya
membutuhkan kompetensi lebih dari seorang guru.”
Sejauh ini, lanjutnya,
“pengalaman kami membuktikan bahwa guru yang memiliki keahlian ganda membawa
pengaruh yang sangat positif bagi perkembangan mental, minat, dan bakat siswa.”
Contohnya, kata dia,
guru Geografi dan Seni Budaya di sekolahnya berhasil membimbing siswa dalam
bidang paduan suara dan musik.
“Guru Bahasa Inggris
berhasil mendampingi siswa dalam seni bela diri, sanggar tari,” ujarnya.
Lalu, di sekolah lain,
seperti di SMK Negeri 1 Borong, lanjutnya, guru Bahasa Inggris berhasil
mendampingi peserta didiknya dalam bidang seni melukis.
Sedangkan guru Sejarah,
tambahnya, berhasil membimbing siswanya di sanggar tari.
“Praktik-praktik baik
dan kompetensi ganda seperti inilah yang kami butuhkan untuk peningkatan
kualitas layanan pendidikan di SMA Negeri 2 Borong,” katanya.
“Kami juga meyakini
bahwa di luar sana ada guru yang juga memiliki kemampuan seperti itu”
tambahnya.
Keyakinan itu, katanya,
“bertambah ketika ada seorang lulusan Pendidikan Sosiologi dengan kemampuan
lebih yakni bisa menenun dan menjahit melamar di SMA Negeri 2 Borong.”
Dinas PPO NTT Dukung Kepsek
Kepala Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga [PPO] Provinsi NTT, yang membawahi SMA Negeri menyatakan
mendukung terhadap keputusan pihak SMA Negeri 2 Borong.
“Tak ada masalah
sepanjang kriteria tersebut dimiliki oleh para pelamar,” kata Linus Nusi Kepala
Dinas PPO NTT kepada Floresa.
“Tapi, [apabila] hingga
hari-H tak ada pelamar, pasti ada evaluasi atas syarat tersebut,” tambahnya.
Kepala sekolah, kata
dia, memiliki otoritas dalam rekrutmen guru.
“Saya kira bangga
memiliki Kepsek yang memilih syarat yang dirasa oleh publik berat, tapi bagi
para guru yang memenuhi syarat ini, tak ada masalah asal ada pelamar,” katanya.
Ia mengatakan, ada
fakta kekurangan guru yang memiliki bakat di bidang kesenian, olahraga, musik
dan lain-lain di NTT.
“Kalau [bakat demikian]
dimiliki oleh guru, [artinya] sekolah diuntungkan dalam berbagai kegiatan,”
kata Linus.
Viral di Media Sosial
Bagaimanapun, bagi
sebagian orang, terutama di media sosial, persyaratan yang ditetapkan Kepsek
itu ramai dikritik.
“Yang dibutuhkan
sebenarnya guru biologi, guru musik atau guru olahraga? Dan kalau rangkap
kerjanya, kira-kira digaji berapa?,” komentar pemilik akun Brigita Alfani di
Grup Facebook Kabupaten Manggarai Timur.
“Coba kasih tunjuk dulu
ijazah dan transkrip nilai dari Kepsek-nya,” tulis akun lain, Oghan
Gaspar.
“Kamu kuliah di kampus
negeri akreditasi A, IPK 3,25 saja sudah hebat. [Apalagi kini] IPK di atas 3,50
sudah bisa calon dosen,” tulis akun lainnya.
Akun Nyong Mias
menulis, “Kepsek hebat, jika ada pelamar memenuhi persyaratan tersebut
kira-kira mau digaji berapa, Pak?”
Ia melanjutkan, “Kenapa
tidak tambah guru lain saja yang sesuai dengan tuntutan bapak?”
Sementara beberapa akun
lainnya justru menjadikan pengumuman itu sebagai bahan lelucon.26 *** floresa.co