Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Linus Lusi menyayangkan aksi calo oleh guru SMP di Kota Kupang. (victorynews.id/Kekson Salukh) |
Menurut Linus, kejadian ini sangat memprihatinkan
bagi sektor pendidikan yang selama ini diyakini memberi peta jalan kehidupan
bagi para siswa-siswi secara berkarakter.
"Kejadian ini sangat memprihatinkan bagi dunia
pendidikan," kata LinusvLusi kepada victorynews.id, Kamis, (24/8/2023) petang.
Kendati demikian, Linus Lusi tidak
serta merta menyalahkan oknum guru tersebut, namun menyayangkan sikap orang tua
yang belum memahami mekanisme dan daya tampung setiap sekolah negeri maupun
swasta sehingga membuat pilihan menyimpang yang tanpa disadari efeknya
digunakan oleh oknum guru tersebut.
"Mustinya orang tua secara bijak bisa
menanyakan secara langsung ke sekolah apa modus ini benar atau salah, "
tegas Linus Lusi.
Linus Lusi menegaskan, walaupun kasus tersebut sudah dilakukan mediasi,
kejadian guru SMP menjadi
calo penerimaan siswa-siswi baru di SMA/SMK Negeri di NTT tidak boleh terulang
lagi.
"Dengan mediasi yang dilakukan oleh pihak Dinas
Pendidikan, dan Kebudayaan Kota Kupang kejadian tersebut tak boleh terulang
lagi," tandas Linus.
Ia menambahkan, ke depan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan NTT akan lebih gencar untuk sosialisasi penerimaan siswa baru serta merevisi
pola zonasi yang bersifat online dan offline khusus SMA Negeri 1 Kupang.
Agar para siswa yang mengalami kendala teknis bisa
memperoleh kesempatan untuk sekolah di SMA tersebut, " pungkasnya.*** victorynews.id