Ketimbang Sakit Hati karena Dikadali, Lebih Baik Benahi Hidupmu (Senandung Jalan Setapak Kesadaran Diri)

Ketimbang Sakit Hati karena Dikadali, Lebih Baik Benahi Hidupmu (Senandung Jalan Setapak Kesadaran Diri)



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Dalam hidup, kita pasti pernah berhadapan dengan yang namanya "dikadali" oleh orang lain, baik dalam skala kecil, sedang, maupun besar. Sebagaimana juga kita pun mungkin dalam pandangan orang pernah "mengadali" mereka.

Tentu saja kita akan dilanda gelombang marah dan sakit hati. Lumrah dan manusiawi. Terlebih jika kita merasa sudah investasi waktu untuk sesuatu yang salah.

Waktu yang sangat berharga nyatanya kita sia-siakan begitu saja. Namun, rasa-rasanya jauh lebih baik untuk mulai lah mengakhiri fase marah dan kecewa yang akan merebut lebih banyak energi dan waktu kita.

Kejadian di masa lampau segera jadikan saja pelajaran bahwa tidak usah gampang terpukau dengan tampilan luar seseorang. Manusia rumusnya sudah demikian adanya akan menampakkan segala yang baik-baik di satu tahun awal perkenalan bahkan enam bulan selebihnya kita akan segera memahami satu sama lain dengan lebih baik.

Hindari saja menjadi peolpe pleaser, hanya akan merugikan diri sendiri. Fokus saja ke goal yang memang sudah rapi ketika kita memutuskan menjalani rencana atau pekerjaan baru. Jangan gampang terikat dengan circle karena pada dasarnya hanya dirimulah yang akan benar-benar peduli dengan dirimu.

Yang kedua, kalau orang sudah menjauh, ya tidak usah diuber. Marah saja sekuat tenaga biar orang tahu bahwa kita juga punya harga diri dan biarkan yang ada di pikiran kita lontarkan saja semua tentu saja face to face, tidak usah dijadikan status di medsos, tidak elok. Dan setelah itu, sudahi.

Konsekuensinya bisa panjang amal yang telah kita buat bisa terambil dan diberikan kepada mereka yang sudah mengadali kita di dunia. Kan jadinya rugi dunia akhirat kita.

Yang ketiga, tidak usah berpikir akan ada keadilan. Kamu harus mendapat apa yang kamu mau. Terima saja sudah beginilah dunia, tidak akan ada keadilan. Rumus dari mana, bahwa ketika kita baik habis-habisan ke orang, orang juga harus begitu ke kita?

Itu hanya dalam pikiranmu. Malahan saat ini, orang-orang itu akan baik dan ramah ke orang yang sama sekali tidak pernah membantunya ketika susah. Terimalah itu.

Dan yang terakhir segera remove dan hapus segala yang membuat energi habis. Yang sudah lalu sudah selesai. Mau diapakan pun sudah tidak akan balik lagi.

Bersyukur saja kita tidak terlalu jatuh dan bisa bertahan hingga tidak harus kehilangan pekerjaan dan penopang-penopang hidup kita. Tidak perlu juga diambil hikmahnya jika memang tidak ada hikmah yang harus diambil.

Selama kita masih interaksi dengan manusia. Maka selama itu pula potensi dikecewakan, dikadali akan terus ada. Namanya juga manusia. Sejak zaman Nabi Adam memang sudah saling bunuh. Terima saja. Sebab hanya para nabi yang ma'sum dan semua nabi sudah meninggal.

Sehingga yang tersisa saat ini dari 8 miliar manusia adalah manusia-manusia yang berjuang untuk menjadi orang baik kalau memang mereka masih mau seperti itu kalau tidak. Yah, berarti kita berhadapan dengan mereka-mereka yang betul-betul sudah tidak peduli adanya tuhan. Manusia-manusia seperti ini adalah manusia-manusia ngeri.

Itulah mengapa saya tidak akan pernah kagum dengan orang-orang yang tidak bertuhan, sepintar apapun mereka. Tuhan saja tidak diakui. Belum tahu saja, kalau Allah mau hitungan detik dunia bisa saja hancur, beserta gedung-gedung tinggi yang dibangga-banggakan manusia-manusia atheis .

Dengan demikian, menyadari bahwa saat ini kita hanya berhadapan dengan orang-orang yang juga penuh dengan perjuangan untuk menjadi orang baik.

Rasanya kecewa berlarut-larut dengan manusia sudah tidak perlu lagi diambil hati lama-lama. Walaupun wajar saja kita marah atas perilaku-perilaku yang tidak beradab yang dilakukan orang terhadap kita.

Tapi menjadikan beban seumur hidup juga hanya akan merugikan kita. Yang bisa kita lakukan hanyalah tidak perlu mengadali orang lain. Agar tidak ada orang yang benci kepada kita seumur hidup yang mungkin saja doanya bisa mempersulit hidup kita.

Dan yang paling penting, terima saja apa yang orang definisikan dirinya ke kita. Tidak usah ditanya, tidak usah dipaksa. Itulah yang membuat dunia ribut dan ruwet.

Jauhkan saja dirimu agar tidak jadi korban orang lain. Pandai-pandailah membaca situasi. Baik boleh tapi tidak bodoh. Baiklah seperti orang-orang kebanyakan jangan baik berlebihan sebab semua yang berlebihan tidak baik.



 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama