Kerakusan di Tanah Leluhur (Sajak Senandung Jalan Setapak Akar Rumput)

Kerakusan di Tanah Leluhur (Sajak Senandung Jalan Setapak Akar Rumput)



Memilih asa melalui untaian makna, merangkul masa diiringi bekal teorema, melatih hingga terampil dan ternama,semua itu bekal untuk sebuah kelana.

 

Ilmu tersaji dalam pesona warna,

riuh cipta irama dalam wisma,

riaknya membuncah memberi rona,

sebuah penanda terciptanya wacana.

 

Tersusun dalam tumpukan rencana,

membentuk insan penuh dharma,

mengolah pribadi menjadi kesuma,

kelak mengharum bak cendana.

 

Busana cendekia akan berguna,

manfaat dan daya guna membuat khalayak terkesima,

rima ajaran, didikan, kelak menjadi derma,

yang membawa insan menuju nirwana.

 

****

 

Negri ku dibuat lelucon
para petarung elit politik
Pucat, termanggu, pasrah
di tengah masah masrakat adat
para budak pengemis jasa proyek dengan nilai Miliaran Rupiah......

Bercucuran air mata mengalir tanpa suara di ujung tanjung Ulie....
dengan desakan debu, yang berserakah di atas tana hasil lelang putra negri dengan harga tak terbilang .....

Para tikus berdasi
saling tikung demi mendapat banyak jatah.....
Sementara Gadis desa tanpa hari
mengunya makan seadanya
di kosan milik tuan berjaket tebal.......

Seketika semuanya menjadi kosong tuan-tuan berdasi semakin merajalela membuat regulasi tanpa nurani,
Menulis pernyaataan di atas kertas kusam tanpa timbang.....
mengadai, menawar negri ku dengan menopang pendapatan daerah katanya.....

Hari bertambah
Wajah gadis desa dengan bercucuran air mata, meminta pada yang asal ....
Kapan praktek bertopeng ber ujung usai
di tengah mala petaka, yang menimpah negeri leluhur ku berakhir ....

Pada legislatif, Birograsi bahkan kalangan berpangkat tinggi .....
semuanya banyak janji tanpa solusi
mereka malah ikut memperbudak jiwa-jiwa generasi ku, suku, bahkan negri ku........

Hentikan.....
Aku tak berdaya
hampir tak ada garis penunjuk arti
dan nestapa membawa kabar gembira ....

Roman wajah generasi ku tertusuk kata janji kapan ada pasti melanjut pendidikan tanpa Memungut harta dan juga bendah,
praktek rekening gendut semakin berapi
demi penuhi diskotik dan gedung-gedung pencakar langit...

berantrian, sampai sampai tiket habis di berong para Tuan negri sendiri .....

Potret wajah negri ku semakin kusam di tutupi debu perusahaan.....
Dengan aktifitas eksafator, dan kendaraan beroda raksasah....

Oooohhhhhh sang kuasa yang agung
Nasib suku dan generasiku,
dipermainkan ..........
Tradisiku, direkayasa orang-orang munafik
Aku kebingungan,
sembuhkan nasib negriku yang lukah tak berdaya .....

Para penghianat,
mereka telah di butakan mata hatinya, mereka, hanya tau hidup di tengah bayan

 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama