Memilih asa melalui untaian makna, merangkul masa diiringi bekal teorema, melatih
hingga terampil dan ternama,semua itu bekal untuk sebuah kelana.
Ilmu
tersaji dalam pesona warna,
riuh
cipta irama dalam wisma,
riaknya
membuncah memberi rona,
sebuah
penanda terciptanya wacana.
Tersusun
dalam tumpukan rencana,
membentuk
insan penuh dharma,
mengolah
pribadi menjadi kesuma,
kelak
mengharum bak cendana.
Busana
cendekia akan berguna,
manfaat
dan daya guna membuat khalayak terkesima,
rima
ajaran, didikan, kelak menjadi derma,
yang
membawa insan menuju nirwana.
****
Negri
ku dibuat lelucon
para petarung elit politik
Pucat, termanggu, pasrah
di tengah masah masrakat adat
para budak pengemis jasa proyek dengan nilai Miliaran Rupiah......
Bercucuran
air mata mengalir tanpa suara di ujung tanjung Ulie....
dengan desakan debu, yang berserakah di atas tana hasil lelang putra negri
dengan harga tak terbilang .....
Para
tikus berdasi
saling tikung demi mendapat banyak jatah.....
Sementara Gadis desa tanpa hari
mengunya makan seadanya
di kosan milik tuan berjaket tebal.......
Seketika
semuanya menjadi kosong tuan-tuan berdasi semakin merajalela membuat regulasi
tanpa nurani,
Menulis pernyaataan di atas kertas kusam tanpa timbang.....
mengadai, menawar negri ku dengan menopang pendapatan daerah katanya.....
Hari
bertambah
Wajah gadis desa dengan bercucuran air mata, meminta pada yang asal ....
Kapan praktek bertopeng ber ujung usai
di tengah mala petaka, yang menimpah negeri leluhur ku berakhir ....
Pada
legislatif, Birograsi bahkan kalangan berpangkat tinggi .....
semuanya banyak janji tanpa solusi
mereka malah ikut memperbudak jiwa-jiwa generasi ku, suku, bahkan negri
ku........
Hentikan.....
Aku tak berdaya
hampir tak ada garis penunjuk arti
dan nestapa membawa kabar gembira ....
Roman
wajah generasi ku tertusuk kata janji kapan ada pasti melanjut pendidikan tanpa
Memungut harta dan juga bendah,
praktek rekening gendut semakin berapi
demi penuhi diskotik dan gedung-gedung pencakar langit...
berantrian,
sampai sampai tiket habis di berong para Tuan negri sendiri .....
Potret
wajah negri ku semakin kusam di tutupi debu perusahaan.....
Dengan aktifitas eksafator, dan kendaraan beroda raksasah....
Oooohhhhhh
sang kuasa yang agung
Nasib suku dan generasiku,
dipermainkan ..........
Tradisiku, direkayasa orang-orang munafik
Aku kebingungan,
sembuhkan nasib negriku yang lukah tak berdaya .....
Para
penghianat,
mereka telah di butakan mata hatinya, mereka, hanya tau hidup di tengah bayan