Presiden Jokowi memberikan sambutan pada pembukaan Rakernas KORPRI, di Jakarta, Selasa (3/10/2023). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden |
"Saya pernah jadi wali kota dua kali, gubernur,
presiden dua kali (periode). Enggak ada yang seperti itu, mulai dari bawah.
Saya mengalami betul situasi di lapangan seperti apa," kata Jokowi di
depan para anggota Korpri yang hadir.
Karena pengalaman inilah, kata Jokowi, ia mengerti
betul seperti apa kondisi di lapangan. Selama sembilan tahun terakhir, Jokowi
mengaku sudah berusaha agar seluruh kementerian bisa melupakan ego sektoralnya
dan bergerak satu tujuan.
"Sehingga yang namanya saya bolak-balik
sampaikan, 'Pak Sekjen, Pak Sesmen, Pak Sekda, tolong didesain yang namanya
APBN, yang namanya APBD itu jangan banyak-banyak program, anggaran jangan
diecer-ecer ke dinas. Buat satu, dua, tiga program cukup, tapi gol'," ucap
Jokowi.
Ia juga meminta agar pesan itu disampaikan ke
seluruh DPRD Provinsi atau Kota/Kabupaten. Sehingga jika ada kenaikan APBD,
anggarannya tak disamaratakan di semua sektor.
"Jangan semua diratain, kalau ada kenaikan APBD
5%, semua dinas tambahnya 5%, yang terjadi seperti itu," tuturnya.
Dengan penanganan yang tepat, menurut Jokowi,
Indonesia punya peluang besar untuk melakukan lompatan kemajuan. Namun jika
ditangani dengan keliru dan tetap mempertahankan rutinitas yang monoton,
Indonesia bisa terjebak pada negara pendapatan menengah terus.
"Ini yang kita enggak mau. Karakter ASN harus
berubah, jangan monoton, jangan terpaku rutinitas, harus inovatif, harus
adaptif terhadap perubahan-perubahan yang ada," tutupnya.
Pembukaan Rakernas Korpri ini dihadiri Ketua Dewan
Pengurus Nasional Korpri Zudan Arif Fakrulloh, Menteri Koordinator Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian,
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Anas,
Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan pejabat terkait lainnya. *** kumparan.com