Ignasus Jonan (tengah) pada seremoni penganugerahan Bintang Ordo Gregorius Agung oleh Mgr. Piero Piopo di Kedubes Vatikan Jakarta, Rabu 15 November 2023 malam. |
“Bapa Suci telah mengangkatnya sebagai Komandan
Satria Ordo St. Gregorius Agung,” demikian Ignasius Jonan menulis
di akun Instagram pribadinya, Kamis 16 November 2023, mengutip pernyataan Duta
Besar Vatikan untuk Indonesia (Nuntius Apostolik), Mgr. Piero Piopo.
Ignasius Jonan melengkapi informasi tersebut dengan
foto seremoni penganugerahan oleh Mgr. Piero Piopo di
Kedubes Vatikan Jakarta, Rabu 15 November 2023 malam.
Menurut Ignasius Jonan,
penghargaan tersebut diberikan oleh Vatikan dalam rangka perayaan 10 tahun masa
pontifikat Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus terpilih menjadi Paus pada tahun
2013. Ia menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengudurkan diri.
Hadir dalam acara penganugerahan tersebut, Menteri
Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, para duta besar negara-negara
sahabat (korps diplomatik), Mgr Ignatius Kardinal Suharyo (Uskup
Agung Jakarta), Ketua KWI Mgr.
Antonius Subianto Bunjamin OSC, para uskup yang baru saja mengikuti Sidang
Tahunan KWI, para tokoh awam, para imam, birawan-birawati.
"Terpujilah nama Tuhan atas berkatNya
mengangkat Anak St Ignasius menjadi Komandan Ksatria St Gregorius
Agung. Bapak Ignas telah mencapai "tahbisan imam yang sesungguhnya"
melalui jabatan ini. Tetap meneladani St Gregorius Agung dan St Ignasius,"
komentar akun Tenunlepolorun.
Ordo St.
Gregorius Agung
Mengutip hmn.wiki, Ordo Berkuda Kepausan St.
Gregorius Agung ( Latin : Ordo Sancti Gregorii Magni ; Italia: Ordine di San
Gregorio Magno ) didirikan pada 1 September 1831, oleh Paus Gregorius XVI ,
tujuh bulan setelah pemilihannya sebagai Paus.
Ordo tersebut adalah salah satu dari lima ordo
ksatria Tahta Suci. Kehormatan diberikan kepada pria dan wanita Katolik (dan
kadang-kadang dalam kasus yang jarang terjadi kepada non-Katolik) sebagai
pengakuan atas pelayanan pribadi mereka kepada Takhta Suci dan Gereja Katolik,
melalui kerja keras mereka yang tidak biasa, dukungan mereka terhadap Takhta
Suci , dan contoh yang mereka berikan di komunitas dan negara mereka.
Pernyataan singkat pengukuhan menyatakan, sebagian,
bahwa "tuan-tuan yang terbukti setia kepada Takhta Suci yang, karena
kebangsawanan kelahiran mereka dan kemasyhuran perbuatan mereka atau tingkat
kemurahan hati mereka, dianggap layak untuk dihormati oleh ekspresi publik.
penghargaan dari Takhta Suci".
Akhir dari ringkasan tersebut menyatakan bahwa
mereka harus secara progresif mempertahankan, dengan perbuatan baik yang
berkelanjutan, reputasi dan kepercayaan yang telah mereka ilhami, dan
membuktikan diri mereka layak atas kehormatan yang telah dianugerahkan kepada
mereka, dengan kesetiaan yang teguh kepada Allah dan kepada Paus yang
berdaulat.
Pemberian Ordo St. Gregorius Agung tidak menimbulkan
kewajiban khusus pada penerimanya terhadap Gereja Katolik –
kecuali untuk kewajiban umum yang disebutkan di atas.
Salib berujung delapan, lambang ordo, menyandang
representasi St. Gregorius di bagian depan dan di balik moto Pro Deo et
Principe (Untuk Tuhan dan Penguasa). Salib tergantung dari pita merah dan emas.
Dalam lambang gerejawi, orang awam yang dianugerahi
Grand Cross berpangkat tinggi dapat menampilkan pita merah dan emas yang
mengelilingi perisai di lambang pribadi mereka, tetapi penerima dari peringkat
yang lebih rendah menempatkan pita yang sesuai di bawah perisai.
Perbedaan antara lencana sipil dan militer adalah
bahwa kelompok pertama memakai salib yang digantung di mahkota hijau pohon
salam, sedangkan kelompok yang terakhir memakai salib yang digantung di sebuah
piala.
Seragam hijau kemudian ditentukan oleh Paus Pius IX.
Seragam tersebut berisi topi bulu berang-berang hitam yang dihiasi dengan pita
sutra hitam, tali bengkok metalik perak, kancing, dan bulu burung unta hitam.
Jaket, terbuat dari wol hijau, dihias dengan benang
metalik perak, dan memiliki ekor, sembilan kancing logam kuning di depan dan
tiga kancing di manset dan dilapisi dengan satin hitam.
Terakhir, kostum berisi suspender, beberapa mawar
kuning dan merah, sarung tangan kulit putih , dan pedang pendek dengan pegangan
yang terbuat dari mutiara dengan medali pesanan di ujungnya.
Ignasus Jonan (tengah) pada seremoni penganugerahan Bintang Ordo Gregorius Agung oleh Mgr. Piero Piopo di Kedubes Vatikan Jakarta, Rabu 15 November 2023 malam. |
Bingkisan Kain Tenun NTT untuk Paus Fransiskus
Sebelum mendapat anugerah dari Tahta Suci, Ignasius Jonan sempat
diberitakan bertemu Paus Fransiskus di
Vatikan pada Kamis 25 Mei 2023. Pada saat itu Ignasius Jonan menyerahkan
kain tenun asal NTT kepada Paus Fransiskus sebagai
buah tangan.
Ignasius Jonan bersama keluarga berkesempatan
audiensi dengan Paus Fransiskus di Biblioteca
Privata del Palazzo Apostolico, Vatican.
"Saat membahagiakan, kami amat bersyukur karena
kami dapat beraudiensi dengan Paus Franciscus di Biblioteca Privata del Palazzo
Apostolico, Vatican pada tanggal 25 Mei 2023," tulis Ignasius Jonan di
akun Instagramnya.
"Kami memberikan bingkisan kepada Bapa Paus
berupa kain tenun dari Propinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia (East Nusa
Tenggara)," katanya.
Ignasius Jonan menjelaskan bahwa kain tenun tersebut
dibuat oleh para pengrajin tenun yang dibina oleh Ibu Alfonsa.
"Corak kain tenun tersebut menggambarkan
lambang Serikat Jesuit dan Bunda Maria dari Guadalupe," jelas Ignasius Jonan.
Profil Ignasius Jonan
Mengutip Wikipedia, Ignasius Jonan lahir
pada tanggal 21 Juni 1963. Kemudian ia menikah dengan Ratnawati Jonan. Dari
pernikahan ini, ia memiliki dua orang anak, Monica dan Caterine.
Sebelum menjabat Menteri Perhubungan dan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignas adalah seorang pengusaha.
Dia juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama
(Dirut) PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) tahun 2009 - 2014.
Ignasius Jonan merupakan alumnus SMA Katolik St.
Louis 1 Surabaya, Jawa Timur dan pada tahun 1982, Jonan melanjutkan
pendidikannya pada program studi S-1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Ailangga (UNAIR), lulus tahun 1986.
Ia juga pernah mengenyam pendidikan di Fletcher
School, Universitas Tufts, Amerika Serikat.*