"Ya sudah suspek rabies. Dia mengamuk dan lari
dari puskesmas. Sehingga tim medis meminta bantuan polisi dan Babinsa untuk
mengamankannya," ujar Kepala Dinas Kesehatan TTS Ria Tahun kepada
detikBali, Selasa (7/11/2023).
Ria menjelaskan awalnya pria berusia 43 tahun itu
mengeluh sesak napas, panas tinggi, dan keringat yang berlebihan pada Minggu
(5/11/2023). Sehingga, pihak keluarga membawanya ke Puskesmas Niki-Niki untuk
mendapatkan perawatan medis.
Namun, saat menjalani perawatan medis, Yoksan mulai
menunjukan gejala yang aneh dengan cara berteriak-teriak, mengeluarkan saliva
atau air liur yang berlebihan, dan memberontak. Sehingga tim medis kewalahan
untuk menanganinya.
"Seusai diamankan, pasien tersebut diserahkan
ke puskesmas untuk dirawat lagi," tuturnya.
Ria memaparkan kasus rabies di TTS sudah menyebar di 32 kecamatan dan 240 desa
dengan total gigitan anjing rabies berjumlah 1.757 orang. Dari data ini,
rinciannya bayi satu orang, balita 285 orang, anak usia sekolah 609 orang, usia
produktif 688 orang, dan lanjut usia 174 orang.
"Korban yang meninggal dunia sudah delapan orang," ungkapnya. *** detik.com