Hal tersebut diungkapkan Khiori kepada polisi saat
pertama kali diamankan ke Polsek Purwodadi, Polres Pasuruan, usai insiden
pembunuhan, Selasa (31/10).
"Alasannya pelaku saat itu lapar," kata
Kapolsek Purwodadi, Polres Pasuruan, AKP Pujianto, Rabu (1/11).
Namun, kata Pujianto, alasan tersebut diragukan oleh
anak pelaku yang juga suami korban, yakni M. Sueb Wibisono (31).
"Hal itu dibantah oleh anak pelaku atau suami
korban yang bernama Sueb. Sueb menerangkan istrinya itu peduli. Selalu memasak
makanan, tidak pernah sampai kelaparan," kata Pujianto.
Menurut keterangan Sueb, dua hari sebelum kejadian,
ayahnya itu kerap marah-marah. Namun dia tidak tahu apa yang menyebabkan
ayahnya itu menjadi temperamental.
"Pengakuan anaknya (Sueb), pelaku akhir-akhir
ini tiap malam suka marah-marah," ucapnya.
Namun, Pujianto mengatakan masih mendalami pengakuan
pelaku itu. Hingga kini belum diketahui pasti motif pembunuhan tersebut. Namun,
dipastikan Khoiri dalam kondisi sadar tak dalam pengaruh minuman keras.
Pembunuhan itu pertama kali diketahui suami korban
atau anak pelaku bernama M Sueb Wibisono sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu dia
baru pulang kerja, namun saat masuk ke rumah pintunya terkunci.
Sueb mengintip dari jendela dan melihat ayahnya
sedang duduk di kursi di dalam rumah. Sueb yang curiga, kemudian berusaha
membuka pintu dan berhasil masuk ke dalam rumah. Pelaku yang melihat Sueb masuk
rumah, langsung melarikan diri.
"Saat masuk ke dalam kamar, Sueb mendapati
istrinya sudah tergeletak bersimbah darah di dalam kamar. Sontak ia pun
berteriak hingga para tetangga kemudian datang," kata Kasat Reskrim Polres
Pasuruan, AKP Dony, Rabu (1/11). *** kumparan.com