Akses terhadap air bersih menjadi permasalahan yang
berdampak bagi perempuan dan anak perempuan yang memiliki beban tanggung jawab
lebih banyak dalam memenuhi kebutuhan air bersih untuk keluarganya dengan
berjalan sangat jauh. Hal ini diperburuk dengan adanya kekeringan
berkepanjangan di NTT yang menyebabkan krisis air. Data dari pemerintah
provinsi NTT pada tahun 2019 menunjukan bahwa 27,5% keluarga tidak memiliki
akses ke air bersih.
Linda Sukandar, Direktur Resources and Mobilisation
Plan Indonesia, mengungkapkan, “Beban yang dipikul oleh perempuan dan anak
perempuan ini mengakibatkan tenaga dan waktu yang seharusnya digunakan untuk
bekerja dan belajar habis untuk mengambil air. Sulitnya akses terhadap air
bersih juga berdampak negatif bagi kesehatan masyarakat dan serta proses tumbuh
kembang anak, bahkan berpotensi menyebabkan stunting. Mengingat stunting di
NTT adalah yang tertinggi di Indonesia.”
Demi mengatasi permasalah ini, Plan Indonesia telah
berhasil mengumpulkan dana sebesar 1 milyar rupiah untuk membantu tiga desa di
Kabupaten TTS, dua minggu lebih awal dari tahun sebelumnya. Setelah mengadakan
kampanye ini selama empat tahun, Plan Indonesia sudah berhasil menyalurkan
bantuan demi pemenuhan air bersih sebesar 6,1 milyar yang berdampak terhadap
lebih dari 13 ribu jiwa dan tiga ribu keluarga di 13 desa di NTT.
Linda menambahkan, “Plan Indonesia sangat berterima
kasih kepada para pelari yang sudah membantu penggalangan dana, dan juga kepada
masyarakat yang sudah berdonasi dan mendukung kampanye ini. Ketersediaan akses
air bersih yang mudah dicapai dapat memberikan kesempatan bagi anak-anak, untuk
bertumbuh kembang dengan lebih baik, serta meningkatkan kualitas kesehatan, dan
ekonomi bagi masyarakat secara umum.
Rangkaian Jelajah Timur tahun ini sudah dimulai pada
26 Oktober 2023, dimana para pelari mengunjungi Desa Naileu, salah satu desa
penerima manfaat. Dalam kegiatan ini, para pelari melihat secara langsung
kondisi salah satu desa yang mereka bantu, sambil berinteraksi dengan warga
desa. Di hari yang sama, rombongan disambut secara adat oleh Bupati Timor
Tengah Selatan (TTS), Egusem Pieter Tahun, ST. MM beserta jajarannya, tokoh
agama, tokoh masyarakat, komunitas kaum muda, dan masyarakat.
Hari ini, pada 27 Oktober 2023, Ultra
marathon ini akan dimulai dari kantor bupati TTS yang ikonik juga dan para
Penjelajah Timur akan menempuh perjalanan selama 20 jam, dan FINISH lari di
kantor Gubernur NTTT di kota Kupang.
Egusem mengungkapkan ‘’Kampanye Jelajah Timur ini
merupakan inisiatif yang sangat baik, tidak hanya untuk membantu masyarakat
untuk mendapatkan air bersih, namun juga bisa sekaligus memperkenalkan berbagai
keindahan lokasi serta keunikan budaya khas TTS kepada publik di skala
nasional. Pemerintah serta masyarakat TTS pun menyambut baik serta turut
terlibat bersama-sama dengan Plan Indonesia mempersiapkan kegiatan Jelajah
Timur 2023.’’
Prof. Dr. Arlette Setiawan, drg., SpKGA, Subsp. AIBK
(K), M.Psi, FSCDA, FiADH menuturkan alasannya mengikuti Jelajah Timur, “Bukan
sekedar cari sehat tetapi juga lari supaya bermanfaat atau membawa perubahan
bagi orang lain.”
“Setidaknya hasil dari saya berlari sambil
menggalang dana, sedikit banyaknya bisa membantu daerah yang menjadi target
sasaran,” lanjut Prof. Arlette saat pemeriksaan Kesehatan gigi bagi 150 siswa
di SDI Nenonaheun karena selain peserta Jelajah Timur, Arlette juga sebagai
dokter gigi.
Plan Indonesia juga masih membuka kesempatan yang
seluas-luasnya bagi masyarakat untuk menyalurkan dukungannya, baik secara
individu maupun perusahaan demi misi pemenuhan akses air bersih ini. Dukungan
bisa disalurkan melalui kitabisa.com/jelajahtimur.
(***)