Ketika Pemerintah di Provinsi NTT Bergantung dengan Cadangan Beras 100 Ton per Kabupaten

Ketika Pemerintah di Provinsi NTT Bergantung dengan Cadangan Beras 100 Ton per Kabupaten

Kepala BPBD NTT Ambrosius Kodo memimpin rapat koordinasi lintas sektoral untuk menentukan status NTT terkait ancaman kekeringan yang diakibatkan El Nino di ruang Rapat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT. (victorynews.id/Stef Kosat)


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Pemerintah terus berupaya mencari solusi terhadap ancaman kekeringan dan kelaparan yang bisa melanda NTT tahun ini.

Karena curah hujan yang tidak menentu telah menimbulkan kecemasan bagi para petani dan masyarakat di pedesaan.

BPBD Dinas Sosial, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, dan instansi teknis terkait dari level Provinsi hingga kabupaten/kota, juga terus berkoordinasi menemukan solusi agar tidak terjadi bencana kelaparan.

Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial NTT Daud Abihud Natun, saat diwawancarai VN usai rapat, mengatakan bahwa pemerintah sudah cemas sejak tahun 2023 lalu. Karena status siaga kekeringan tidak pernah berubah ke level darurat kekeringan.

"Kekeringan serta kelaparan sudah di depan mata, itu fakta. Dinas Sosial NTT mendorong Dinsos Kabupaten/kota untuk bersiap menggunakan cadangan beras pemerintah yang ada di Bulog sebanyak 100 ton per kabupaten. Antisipasi agar begitu status naik, intervensi sudah bisa jalan," kata Natun.

Ia mencontohkan, Kabupaten Sikka sudah menggunakan sebanyak 99 ton (980 Kg) dan hanya menyisahkan 2 Kg untuk kebutuhan kebencanaan.

Selain itu, Kabupaten Sumba Barat Daya dan Nagekeo. Sedangkan kabupaten/kota belum menggunakan.

Daerah yang sama sekali tidak memanfaatkan beras cadangan pemerintah di Perum Bulog adalah Kabupaten Sabu Raijua, Rote Ndao, Kabupaten Kupang, TTS dan Ende, sedangkan kabupaten/kota lain ambil walaupun stok tidak sebanyak Sikka.

"Beras sebanyak 100 ton di tiap kabupaten peruntukannya bisa bencana kekeringan, kebakaran, longsor harus dikasih keluar. Karena beras tersebut juga ada di Dinsos NTT sebanyak 200 ton, tetapi beras di provinsi akan digunakan apabila beras yang ada di kabupaten/kota sudah habis terpakai sehingga daerah harus proaktif," tambahnya.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi NTT bersama kabupaten/kota harus duduk bersama merumuskan status darurat kekeringan. Agar Bulog tiap kabupaten/kota mempersiapkan sejak dini beras 100 ton/kabupaten.

"Untuk saat ini rujukan peraturan Badan Pangan Nasional nomor 30 tahun 2012. Setelah status naik, nanti Dinsos Provinsi lanjutkan ke Dinsos labupaten/kota agar secepat mungkin bersiap mengeksekusi jatah beras 100 ton bagi masyarakat," jelas Natun.

Terkait program jangka pendek, Natun mengaku ada program Pemerintah Pusat berupa bantuan langsung tunai bagi 23.000 lebih keluarga miskin ekstrem yang paling merasakan dari dampak kekeringan. "Ada juga program bantuan pangan (PBP) dan untuk NTT, tapi belum ada data yang pasti. Tetapi secara nasional sudah ada," pungkasnya.

Kepala BPBD NTT Ambrosius Kodo mengungkapkan, Status Siaga Darurat Penanganan Kekeringan di Provinsi NTT sudah ditetapkan tahun 2023 dan kelompok kerja penanganannya juga sudah berjalan.

Sedangkan soal peningkatan status menjadi darurat dan strategi penanganan kekeringan di NTT, lanjut Abrosius, bersumber dari pemerintah daerah semua tingkatan (Provinsi/kabupaten/kota) dan Pemerintah pusat seperti Kementerian Pertanian dan Kementerian Sosial.

"Nanti akan ditetapkan status ancaman kekeringan terhadap pertanian sehingga ada intervensi dari Pemerintah Pusat. Maka dari itu pemerintah daerah harus menyiapkan data pasti kondisi di lapangan," pintanya.

"Nanti setelah penetapan status tanggap darurat, maka penanganannya diikuti dengan kesiapan cadangan beras pemerintah yang ada di Bulog sebanyak 100 ton/kabupaten," sambungnya. *** victorynews.id



 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama