Kadang merangkak naik
ke atas, mengejar segala yang tidak terbatas. Kadang terhuyung turun ke bawah,
terhempas kejamnya keadaan
Hilir mudik atas dan
bawah, lalu lalang untuk berjuang. Jiwa lelah tiada sudah, menekan batin memicu
amarah
Naik itu membuat sesak,
mengapa kau terus memaksa? Turun itu membuat terinjak, mengapa kau terus
mencoba?
Yang terbaik itu
tergeletak, menyerahlah untuk sementara! Luruskan kaki rebahkan pundak,
lemaskan ketegangan yang memuncak!
Terbayang semua masa
silam, terlintas khayalan masa depan. Tetapi itu bukan kenyataan, kenyataan
itulah yang sekarang
Ikatlah khayalan di
masa depan, kuncilah rasa di masa silam. Lepaskan keduanya untuk sekarang,
bersantailah sambil terlentang
Bebaskan segala
kekhawatiran, nikmatilah malam dan ketenangan. Rebahkan raga, pikir dan rasa,
inilah hidup dan kenyataan
***
Seorang di Seberang
Jalan
Burung-burung bernyanyi
Angin mulai berbisik
Aku berjalan dengan senyum mewangi
Di seberang jalan
Seseorang berambut putih
Mengangkat tangannya dengan rintih
Memeras usia hingga gelap
Berkumandang lirih
Yang Abadi
Aku kembali menyambut
duka
Ketika suara itu menghampiriku
Orang yang berjalan ketakutan
Dengan raut wajah yang memilukan
Mereka masuk ke dalam guguran daun