Sajak Santai Raga, Nalar dan Rasa (Sepenggal Syair Akar Rumput Jalan Kerikil)

Sajak Santai Raga, Nalar dan Rasa (Sepenggal Syair Akar Rumput Jalan Kerikil)



Kadang merangkak naik ke atas, mengejar segala yang tidak terbatas. Kadang terhuyung turun ke bawah, terhempas kejamnya keadaan

Hilir mudik atas dan bawah, lalu lalang untuk berjuang. Jiwa lelah tiada sudah, menekan batin memicu amarah

Naik itu membuat sesak, mengapa kau terus memaksa? Turun itu membuat terinjak, mengapa kau terus mencoba?

Yang terbaik itu tergeletak, menyerahlah untuk sementara! Luruskan kaki rebahkan pundak, lemaskan ketegangan yang memuncak!

Terbayang semua masa silam, terlintas khayalan masa depan. Tetapi itu bukan kenyataan, kenyataan itulah yang sekarang

Ikatlah khayalan di masa depan, kuncilah rasa di masa silam. Lepaskan keduanya untuk sekarang, bersantailah sambil terlentang

Bebaskan segala kekhawatiran, nikmatilah malam dan ketenangan. Rebahkan raga, pikir dan rasa, inilah hidup dan kenyataan

***

Seorang di Seberang Jalan

Burung-burung bernyanyi
Angin mulai berbisik
Aku berjalan dengan senyum mewangi
Di seberang jalan
Seseorang berambut putih
Mengangkat tangannya dengan rintih
Memeras usia hingga gelap
Berkumandang lirih

 

Yang Abadi

Aku kembali menyambut duka
Ketika suara itu menghampiriku
Orang yang berjalan ketakutan
Dengan raut wajah yang memilukan
Mereka masuk ke dalam guguran daun

 


 

 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama