Sajak Cinta untuk Anak Putri (Spesial Felisha dan Felin)

Sajak Cinta untuk Anak Putri (Spesial Felisha dan Felin)



Putriku

Putriku, Mutiaraku

Si matahari tersenyum cantik pada awal pagi

Menyambut wangi bunga di taman sari

Embusan bayu sentuh malu-malu

Terurai hijab biru sewajah ayu

Dedaunan tanggal dari reranting pada pagi ini

Terjejak cara beberapa puluh tahun

Salami si fana di serambi bumi

Dalam mengais jati diri

Antara seribu teka-teki

Yang berdiri tegak dengan pedang rintangan kehidupan yang utama

Melangkahlah dengan keanggunanmu, Putriku

Taklukkan dengan jari lembutmu

Berbahagialah menyongsong tawa lepasmu

Dahulu, kamu putri kecilku

Sekarang, kamu Mutiara Hatiku

*

Berdirilah wahai anakku

Nak, duduklah di sini dekat dengan Bapak dan Ibu

Usah kau menangis terisak

Lupakan sesaat semua hasrat yang bergejolak

Tak perlu teriak!

Nak, jangan kau turuti nafsu yang bergejolak di benak

Kuasai jiwamu yang berontak

Tak guna kau paksakan kehendak

Karena

Hidup memang kadang tak bisa ditebak

Ada kala kita bisa mengelak

Ada kala kita tak bisa menolak

Bahkan tak mampu tuk beranjak

Tapi yakinlah, Nak

Suatu saat waktu akan berpihak

Waktu akan membuatmu berdiri tegak

Dan, Nak, Bapak bukan orang bijak

Tapi tolong dengarkan Bapak dan Ibu

Jadilah kebanggaan bagi bumi yang kau pijak

***

Anakku

Kupapah engkau tertatih melawan aspal dan kerikil

Kugendong engkau di bahuku hingga engkau seakan-akan terbang bersama awan

Tangisanmu adalah cara merayu yang paling ampuh, saat meminta baju atau sepatu baru

Tawamu adalah simfoni nada yang menyejukkan hati dan mataku

Apa pun akan kulakukan agar tetap terisi rongga-rongga perutmu

Apa pun akan kulakukan supaya bibirmu itu tetap tersenyum

Jika darahku ini

Dan hatiku ini

Jika keringatku ini

Jika tulangku ini

Dan semua yang ada pada diriku ini

Mampu membuat engkau tetap tersenyum dan tak ada lagi bulir air mata yang keluar dari ujung matamu

Akan Ayah dan Ibu persembahkan untukmu, Anakku.

Ayah dan Ibu rela dan ikhlas agar engkau tetap bisa merasakan hangatnya mentari pagi dan segarnya mandi hujan.

Lekaslah sembuh agar kita bisa menangkap capung dan memanjat pohon jambu, yang dahannya sering engkau pakai untuk bergelantungan.

Bangkitlah, Tunas Muda Ayah dan Ibu

Beri Ayah dan Ibu senyumanmu lagi dan pukulan manjamu di lengan Ayah dan Pangkuan Ibu.

***

Medio Harekain, Sasitamean Kabupaten Belu

24 Februari 2024

 


 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama