Putriku
Putriku, Mutiaraku
Si matahari tersenyum
cantik pada awal pagi
Menyambut wangi bunga
di taman sari
Embusan bayu sentuh
malu-malu
Terurai hijab biru
sewajah ayu
Dedaunan tanggal dari
reranting pada pagi ini
Terjejak cara beberapa
puluh tahun
Salami si fana di
serambi bumi
Dalam mengais jati diri
Antara seribu teka-teki
Yang berdiri tegak
dengan pedang rintangan kehidupan yang utama
Melangkahlah dengan
keanggunanmu, Putriku
Taklukkan dengan jari
lembutmu
Berbahagialah
menyongsong tawa lepasmu
Dahulu, kamu putri
kecilku
Sekarang, kamu Mutiara
Hatiku
*
Berdirilah wahai anakku
Nak, duduklah di sini
dekat dengan Bapak dan Ibu
Usah kau menangis
terisak
Lupakan sesaat semua
hasrat yang bergejolak
Tak perlu teriak!
Nak, jangan kau turuti
nafsu yang bergejolak di benak
Kuasai jiwamu yang
berontak
Tak guna kau paksakan
kehendak
Karena
Hidup memang kadang tak
bisa ditebak
Ada kala kita bisa
mengelak
Ada kala kita tak bisa
menolak
Bahkan tak mampu tuk
beranjak
Tapi yakinlah, Nak
Suatu saat waktu akan
berpihak
Waktu akan membuatmu
berdiri tegak
Dan, Nak, Bapak bukan
orang bijak
Tapi tolong dengarkan
Bapak dan Ibu
Jadilah kebanggaan bagi
bumi yang kau pijak
***
Anakku
Kupapah engkau tertatih
melawan aspal dan kerikil
Kugendong engkau di
bahuku hingga engkau seakan-akan terbang bersama awan
Tangisanmu adalah cara
merayu yang paling ampuh, saat meminta baju atau sepatu baru
Tawamu adalah simfoni
nada yang menyejukkan hati dan mataku
Apa pun akan kulakukan
agar tetap terisi rongga-rongga perutmu
Apa pun akan kulakukan
supaya bibirmu itu tetap tersenyum
Jika darahku ini
Dan hatiku ini
Jika keringatku ini
Jika tulangku ini
Dan semua yang ada pada
diriku ini
Mampu membuat engkau
tetap tersenyum dan tak ada lagi bulir air mata yang keluar dari ujung matamu
Akan Ayah dan Ibu persembahkan
untukmu, Anakku.
Ayah dan Ibu rela dan
ikhlas agar engkau tetap bisa merasakan hangatnya mentari pagi dan segarnya
mandi hujan.
Lekaslah sembuh agar
kita bisa menangkap capung dan memanjat pohon jambu, yang dahannya sering
engkau pakai untuk bergelantungan.
Bangkitlah, Tunas Muda
Ayah dan Ibu
Beri Ayah dan Ibu senyumanmu
lagi dan pukulan manjamu di lengan Ayah dan Pangkuan Ibu.
***
Medio Harekain, Sasitamean Kabupaten Belu
24 Februari 2024