Pasar Oesapa di Kupang NTT Diterjang Gelombang Tinggi, Jualan Terendam Air Laut

Pasar Oesapa di Kupang NTT Diterjang Gelombang Tinggi, Jualan Terendam Air Laut

Foto: Kondisi Pasar Oesapa di Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, NTT, akibat diterjang gelombang tinggi. (Yufengki Bria/detikBali)



Suara Numbei News - Pasar Oesapa di Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), diterjang gelombang tinggi sejak pukul 12.30 Wita, Selasa (12/3/2024). Akibatnya, barang dagangan milik para pedagang terendam air laut.

Pantauan detikBali, jarak antara lapak jualan pedagang dengan tepi pantai sekitar lima meter. Para pedagang berbondong-bondong mengevakuasi barang dagangannya. Namun, barang jualan seperti ikan, sayur-sayuran, tomat, dan sebagainya terendam. Lapak jualan terpaksa dikosongkan.

Kondisi genangan air laut yang merendam Pasar Oesapa diperkirakan mencapai 30 hingga 50 sentimeter. Pada pukul 13.40 Wita, genangan air sudah surut. Para pedagang sudah mulai membersihkan material berupa sampah plastik dan sisa-sisa kayu di sekitar lapak jualannya.

"Semua hasil jualan basah semua. Gelombang tinggi sekitar dua meter," kata salah satu pedagang, Petrus Riwu, kepada detikBali.

Pria berusia 31 tahun itu terpaksa mengevakuasi jualannya ke tempat aman agar tidak terseret air laut. Menurutnya, kejadian gelombang tinggi bukan kali pertama.

"Setiap tahun itu sering terjadi, tapi tahun ini gelombangnya lebih tinggi," ungkapnya.

Pedagang lainnya, Mariana Huan (49), menerangkan kondisi Pasar Oesapa lebih rendah dari permukaan laut sehigga terendam saat ada gelombang tinggi. Dia berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang segera mengatasi persoalan tersebut.

"Ya kalau bisa bangun tanggul yang lebih tinggi agar tidak meresahkan lagi saat terjadinya gelombang tinggi," harapnya.

Mariana mengungkapkan peristiwa gelombang tinggi dan merendam Pasar Oesapa sudah terjadi dua kali pada tahun ini. Akibatnya, dia dan sejumlah pedagangnnya lainnya terpaksa menutup lapaknya selama dua hari.

"Terkadang dua hingga tiga hari baru kami buka, tapi tergantung dari situasinya," imbuhnya.

Selain Pasar Oesapa, sejumlah kafe di tepi Pantai Warna Oesapa juga mengalami hal serupa. Ada bangunan yang jebol dan terancam ambruk.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang, Nur Ida Hasana, menyebut gelombang laut dengan ketinggian 1,25 sampai 2,5 meter terjadi di Selat Sape bagian utara, Selat Sumba bagian timur, Selat Flores Lamakera, Selat Alor Pantar, Selat Ombai, dan Selat Wetar. Gelombang tinggi berisiko terhadap perahu nelayan dan kapal tongkang.

Sementara di perairan utara Flores, Selat Sape bagian selatan, Laut Sawu, Selat Sumba bagian barat, Perairan Kupang-Rote, Samudera Hindia Selatan Kupang-Rote, dan Samudera Hindia Selatan Sumba-Sabu gelombang tinggi diperkirakan mencapai 3 sampai 5 meter. Gelombang tinggi di berbagai perairan itu berisiko terhadap kapal ferry.

"Karena pada umumnya angin bertiup dari arah barat dan barat laut dengan kecepatan 2 sampai 8 skala beaufort (SB) yang menyebabkan terjadinya gelombang tinggi," jelas Nur.






Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama