Sulitnya Mencari Guru Berkualitas (Catatan Akar Rumput Menyongsong Hari Pendidikan 02 Mei 2024)

Sulitnya Mencari Guru Berkualitas (Catatan Akar Rumput Menyongsong Hari Pendidikan 02 Mei 2024)





Suara Numbei News - Dalam konteks saat ini, terdapat pengakuan luas dari banyak yayasan atau dinas pendidikan akan kesulitan mencari guru yang memiliki kualitas sesuai. Kualitas yang dimaksud tidak hanya terbatas pada keberhasilan dalam uji kompetensi semata, tetapi juga mencakup sikap-sikap kerja yang layak sebagai seorang pendidik.

Sebagaimana yang diungkapkan dalam analisis Jacques Ranciere, mengajar tidak hanya sebatas menyampaikan informasi yang diketahui, tetapi juga mencakup proses mengajukan pertanyaan tentang apa yang belum diketahui oleh individu.

Nimrod Aloni (2007) membahas tentang pentingnya keteladanan dalam seorang pendidik. Namun, menjadi teladan di era kontemporer bukanlah hal mudah dilakukan, mengingat adanya banyak godaan duniawi yang dapat mengalihkan perhatian seorang pendidik dari pengembangan dirinya.

Budaya instan yang mendorong keinginan untuk mencapai kesuksesan dengan cepat, kadang-kadang dapat melemahkan semangat kesabaran dan ketekunan yang diperlukan oleh seorang pendidik dalam menghadapi tantangan-tantangan yang kompleks dalam proses pendidikan.

Dibutuhkan strategi-strategi khusus agar sektor pendidikan dapat terus berkembang dan bahkan meningkatkan kualitasnya. Ketersediaan guru berkualitas dalam konteks pendidikan tidak hanya berkaitan dengan memenuhi kebutuhan akan pengajar di ruang kelas semata.

Lebih dari itu, individu perlu dipersiapkan secara khusus dalam mengemban peran sebagai pendidik. Ketika individu telah dipersiapkan dengan baik, hal ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan edukatif yang diharapkan.

Meskipun permintaan akan kualitas guru yang tinggi terus meningkat, namun ketersediaan pendidik di masyarakat tidak selalu sejalan dengan permintaan tersebut.

Saat ini, jumlah individu yang memilih profesi guru semakin berkurang. Terkadang, seseorang menjadi guru karena terpaksa, mungkin karena tidak ada pilihan lain.

Mereka kadang menjadi guru karena ada ketertarikan tertentu terhadap profesi tersebut. Namun, menjadi seorang guru seharusnya tidak hanya berkaitan dengan ketertarikan semata, tetapi juga merupakan panggilan jiwa.

Individu yang merasakan panggilan untuk menjadi guru sebenarnya memiliki kualitas yang istimewa dalam memberikan pelayanan edukatif di lingkungan sekolah.

Untuk mengatasi kesulitan dalam mencari guru berkualitas, dapat dilakukan serangkaian langkah yang diperlukan. Pertama, setiap guru yang direkrut oleh yayasan atau dinas pendidikan perlu mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan oleh yayasan atau dinas terkait.

Pelatihan ini dapat berlangsung selama beberapa hari sebagai tahap awal induksi bagi guru baru sebelum mereka memulai tugas mengajar atau membimbing murid.

Kedua, pentingnya adanya mentoring bagi guru baru yang dilakukan oleh Wakil atau Kepala Sekolah. Proses mentoring ini dapat berlangsung selama satu atau dua tahun selama masa kontrak sebelum guru tersebut diangkat sebagai guru tetap oleh yayasan atau dinas terkait.

Ketiga, setelah menjadi guru tetap, diperlukan berbagai kegiatan pembinaan guru yang meliputi rekoleksi, retret, refleksi bersama, partisipasi dalam seminar, lokakarya, pelatihan, pembentukan komunitas belajar, dan memberikan kesempatan yang luas bagi mereka untuk mengekspresikan diri dalam bidang keguruan sesuai dengan spesialisasi masing-masing.

Keempat, guru-guru yang memiliki bakat dalam kepemimpinan sekolah dapat diikutkan dalam kursus kepemimpinan atau menjalani studi lanjutan seperti program Magister (S-2) dalam bidang manajemen sekolah.

Sementara itu, guru yang memiliki bakat dalam aspek fungsional sebagai guru ahli perlu menjalani pendidikan lanjutan sesuai dengan bidang keahliannya. Sebagai contoh, seorang guru Bahasa Inggris dapat mengambil program Master dalam bidang Linguistik untuk meningkatkan keahliannya.

Mencari guru berkualitas tidak lagi hanya sebatas pencarian, melainkan juga proses pembinaan atau pendampingan yang dilakukan dengan tepat oleh pengurus yayasan atau dinas terkait.

Bobbi de Porter, dalam karyanya "Quantum Learning", mengungkapkan bahwa setiap individu memiliki potensi yang sama untuk berkembang, karena kemampuan manusia didukung oleh kapasitas atau volume otak yang juga kurang lebih setara.

Harapannya, di masa depan, sekolah-sekolah tidak akan lagi mengalami kesulitan dalam mencari guru karena di dalamnya telah terbentuk komunitas belajar di antara para pendidik.

Dalam komunitas ini, mereka saling berinteraksi untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pendampingan mereka sebagai pendidik melalui berbagai aktivitas yang bersifat formatif.

Seiring dengan peningkatan kinerja guru, berdasarkan kemampuan lembaga diharapkan juga terjadi peningkatan tingkat kesejahteraan mereka sebagai pendidik yang telah dengan setia mendedikasikan diri dalam dunia pendidikan.

 




Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama