Perbuatan tak senonoh
dan tidak pantas serta tidak layak dilakoni oleh seorang tenaga pendidik,
apalagi menyandang jabatan sebagai kepala sekolah tersebut, dilakukan AEM
terhadap YA, (red=korban), terekam jelas dalam sebuah video yang berhasil
diperoleh media ini dari korban durasinya lebih kurang 4 detik.
Dalam video itu,
terlihat dua sosok, yaitu seorang laki-laki dan seorang perempuan. Kedua orang
ini wajahnya terlihat secara jelas.
Laki-laki dalam rekaman
video tersebut berusia sekitar tiga puluhan tahun berada dalam posisi tidur
terlentang dalam sebuah kamar tidur sedang memegang, “burung”, masih mengenakan
baju, tapi celana yang dipakai dilorotkan ke bagian lutut dan nampak tangannya
sedang menggenggam batang dan kepala kemaluan.
Sementara pada pojok
bagian kanan atas layar terlihat sosok seorang perempuan muda berusia kurang
lebih dua puluhan tahun sedang mengamati apa yang dilakukan oleh sosok
laki-laki itu
Korban pelecehan, YA,
salah satu staff tata usaha, yang ditemui wartawan sasando id dan
obortimor.com, pada Senin, (20/052024), membeberkan aksi dan prilaku jahat
kepsek tak bermoral ini.
Menurut YA, aksi kepsek
yang diduga memiliki kelainan ini sudah tercium dan kelihatan semenjak
dirinya menjadi staff tata usaha di sekolah tersebut.
“Selama beta,
(red=saya), honor sebagai staff di SMP itu dia, (red=kepsek), sudah ganggu beta
tapi beta tidak pernah tanggapi, ” urai YA.
Masih dikatakan YA,
(korban), AEM pernah mengajak dirinya untuk bertemu di mobil dan melakukan
hubungan badan. Namun karena dinilai hal tersebut sangat tidak bermoral dan
berkenan bagi seorang perempuan maka tidak menanggapi.
Tambah YA, (korban),
ulah kepsek yang terkesan gatal ini tidak sampai di situ, melainkan pada
keesokan hari melalui kepala tata usaha, kembali memanggil YA, (korban), ke
ruangan kepsek guna mengantar surat masuk dan keluar serta berkas-berkas
lainnya.
Tapi begitu berada
dalam ruangan, AEM menyuruh menutup pintu dengan kuat. Setelah itu, kepada YA,
(korban), menanyakan mengapa selama ini diajak berhubungan badan tetapi selalu
ditolak.
“Beta tutup pintu dia
bilang, Yolan…kenapa selama ini beta ajak lu berhubungan badan tapi lu tidak,
(=sonde), pernah mau,” terang dia.
Diteruskan YA,
(korban), prilaku dan otak mesum kepsek ini tidak pernah berakhir, pada
hari berikutnya dia kembali mengajak YA, (korban) berpergian ke Baa agar
bisa melakukan hubungan badan di atas mobil pribadi miliknya.
“Dia bilang kapan lu
pergi, (pii), di Ba’a na kotong maen di atas oto saja,”ujar YA, (korban),
menirukan kata-kata AEM dengan suara gemetar.
Hal yang paling tragis,
YA, (korban), menyampaikan, setelah masuk akhir bulan April 2024 lalu, saat
itu, AEM memerintahkan melalui kepala tata usaha agar YA, (korban), mengantar
lagi surat masuk dan keluar ke ruangannya.
YA, (korban), pun pergi
dan mengantar surat-surat dan berkas yang dimaksud.
Setelah meletakan
surat-surat dan berkas di atas meja dan hendak ke luar dari ruangan, YA,
(korban), kembali dipanggil oleh AEM, bahwa tunggu sebentar, (red=dulu), sambil
berjalan menuju YA, (korban).
Saat berjalan
menghampiri YA, (korban), AEM telah melorotkan celana seragam PNS dan
celana dalam (=cawat), sehingga sudah dalam keadaan bugil dan menyergap YA,
(korban), dalam posisi berdiri langsung memeluk, mencium dan meremas payudara
dan kemaluan YA, (korban).
“Waktu beta masuk, dia suruh terus ke ruang belakang, Beta sonde tau dia sudah buka celana sehingga saat bangun dari kursi goyang itu dia sudah tidak pakai celana sehingga dalam posisi bugil.
Dia seperti orang gila langsung peluk beta, cium, remas beta punya payudara, (red=buah dada). Kemudian dia angkat beta punya rok, rogoh bt pung kemaluan dan berusaha tindih beta tapi beta berhasil tolak dia dan dia jatuh.
Tapi saat dia berusaha tindih dan Beta tolak dia itu, beta sempat ambil hp dan foto dia tapi hanya nampak kemaluannya saja dan saat itu juga beta lari keluar dari ruangan itu.”ungkapnya.
Selanjutnya disampaikan YA, kejadian tersebut sempat diceritakan kepada teman-teman guru si sekolah tersebut, bahwa dirinya hampir diperkosa oleh Kepala Sekolah.
Terkait persoalan ini, pihak keluarga YA, (red=korban), telah melapor ke Polsek Rote Barat Daya namun karena ada hubungannya dengan digital maka diarahkan untuk melapor ke Polres Rote Ndao.
Atas arahan tersebut maka YA didamping ibunya telah melaporkan tindakan pelecehan dan upaya pemerkosaan ini ke Polres Rote Ndao.
Selain itu, menurut informasi dari ayah YA. (red=korban), telah ada upaya perdamaian dari pihak kepala sekolah melalui sejumlah keluarga dan kerabatnya. Namun saat kehadiran mereka tidak menghadirkan AEM dan istrinya maka pihaknya menunda perdamaian.
Dan sampai dengan saat ini kami keluarga masih menunggu kehadiran mereka. Kami kasih waktu hanya sampai hari kamis. Kalau tidak ada respon atau niat baik dari AEM maka kami keluarga akan minta pendampingan perlindungan perempuan dan LSM serta melapor ke Polda NTT.
Terkait persoalan ini, awak media telah berupaya menemui AEM di kediamannya untuk dikonfirmasi namun menurut ibu kandung dari terduga pelaku, yang bersangkutan bersama istri tidak berada di rumah.
“Pak Kepsek dengan
istri ada keluar dari tadi, tidak gunakan mobil. Mereka dengan sepeda motor.
Beta tidak tahu mereka kemana,” ujarnya. *