Pelatihan ini dirancang
dengan metode yang sederhana dan mudah dipahami untuk memaksimalkan pemahaman
dan keterampilan peserta.
Dalam pelatihan yang
berlangsung selama 10 hari di Aula Hotel Paradiso Atambua, Suster Yudiana
menekankan penggunaan teknik-teknik menjahit yang sederhana namun
efektif.
“Kami berharap dengan
metode pelatihan yang sederhana ini, para peserta lebih mudah memahami dan
meningkatkan kreativitas mereka, terutama dalam hal menjahit dengan cepat dan
menghasilkan kualitas jahitan yang lebih baik,” ujar Suster Yudiana, Selasa 18
Juni 2024.
Metode yang diterapkan
oleh Suster Yudiana dirancang agar peserta dapat dengan mudah mengingat dan
menerapkannya setelah pelatihan berakhir.
“Kami menggunakan
teknik dan pola yang lebih sederhana agar mereka bisa memahami dan mengingatnya
dengan baik, sehingga dapat diterapkan ketika mereka sudah tidak mengikuti
pelatihan ini,” tambahnya.
Kata Suster Yudiana,
pelatihan ini tidak hanya fokus pada peningkatan keterampilan teknis, tetapi
juga bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan ekonomi keluarga
peserta.
Suster Yudiana berharap
bahwa keterampilan menjahit yang diajarkan dapat menjadi sumber penghasilan
yang berkelanjutan bagi peserta.
"Dengan menjahit,
kita tidak perlu lagi mencari uang setiap hari. Modal yang di berikan berupa
mesin jahit bisa menjadi sumber penghasilan bagi mereka untuk mengembangkan
usaha sendiri di rumah," kata Suster Yudiana.
Suster juga menambahkan
bahwa bantuan berupa mesin jahit, mesin obras, dan delapan jenis kain diberikan
kepada peserta sebagai modal awal untuk memulai usaha.
Diberitakan sebelumnya,
Plt. Kepala Dinas Koperasi, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi, Jules C.M Ando, SE,
menjelaskan bahwa pelatihan menjahit ini merupakan bagian dari program
pelatihan kerja dan produktivitas tenaga kerja yang didanai oleh Dana Alokasi
Umum Spesifik grand (DAU SG) tahun 2024.
Menurutnya, program ini
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja di bidang
menjahit, sehingga mereka dapat mengembangkan usaha dan memperluas lapangan
kerja di masa mendatang.
"Pelatihan ini
kami harapkan dapat menghasilkan tenaga kerja yang berkompeten dan terampil di
bidang menjahit, yang nantinya dapat mengembangkan usaha mereka sendiri atau
bahkan membuka lapangan kerja baru untuk orang lain," kata Jules Ando.
Jules menambahkan bahwa
pelatihan ini juga dilengkapi dengan pemberian bantuan peralatan sebagai modal
usaha bagi para peserta, seperti mesin jahit, mesin obras, dan delapan jenis
kain. Bantuan ini diharapkan dapat membantu peserta memulai dan mengembangkan
usaha menjahit mereka.
"Selain pelatihan,
kami juga memberikan bantuan peralatan sebagai modal usaha, seperti mesin
jahit, mesin obras, dan delapan jenis kain untuk setiap peserta. Dengan bantuan
ini, kami berharap mereka dapat memulai usaha dan berkontribusi pada
perekonomian daerah," ungkapnya.
Jules Ando juga
menjelaskan bahwa kedepan program serupa akan diperluas ke kecamatan lain di
luar Kota Atambua, untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya
terjadi di kota tetapi juga di kecamatan.
"Pelatihan ini adalah angkatan pertama, dan kami berencana untuk melanjutkan dengan pelatihan di kecamatan lain, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat merata di seluruh Kabupaten Belu," jelasnya. *** poskupang.com