“Dalam kasih Tuhan,
kami mengundang kita semua untuk mengikuti ibadat menyambut pengumuman Uskup
Terpilih Keuskupan Labuan Bajo,” demikian bunyi undangan yang disampaikan oleh
Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Ruteng, RD. Alfons Segar.
Dengan demikian, wacana
pemekaran Keuskupan Labuan Bajo dari Keuskupan Ruteng semakin dekat. Jika
nantinya terealisasi, Keuskupan Labuan Bajo akan menjadi keuskupan ke-38 di
Indonesia.
“Mari kita menyambut
Uskup Terpilih Keuskupan Labuan Bajo dengan suka cita, sembari mendoakan Uskup
Terpilih agar dilimpahi segala berkat dalam karya pelayanannya,” tutup Romo
Alfons dalam undangannya.
Calon Keuskupan Termuda
Selama ini, Keuskupan
Ruteng menjadi pusat pastoral satu-satunya di wilayah Manggarai Raya, Nusa
Tenggara Timur (NTT). Wilayah ini melingkupi tiga kabupaten sekaligus, yakni
Kab. Manggarai Barat, Kab. Manggarai, dan Kab. Manggarai Timur.
Perkembangan pesat
Labuan Bajo yang akhit-akhir ini tumbuh sebagai destinasi wisata populer dan
geliat umat Katolik yang semakin dinamis di Labuan Bajo membuat Kevikepan
Labuan Bajo didorong untuk naik tingkat menjadi keuskupan yang mandiri dari
Keuskupan Ruteng. Ide itu lahir dari keputusan Sinode III Keuskupan Ruteng
tahun 2021 yang membahas tentang perlunya pemekaran Keuskupan Ruteng.
Dengan demikian, di
wilayah Manggarai Raya nantinya akan terdapat dua pusat pastoral. Keuskupan
Labuan Bajo akan meliputi seluruh Kab. Manggarai Barat. Sementara itu, Kab.
Manggarai dan Kab. Manggarai Timur tetap berada dalam pelayanan Keuskupan
Ruteng.
Usulan ini langsung diajukan
oleh Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat, ke Vatikan pada tahun itu juga.
Gayung bersambut, dalam waktu relatif singkat Propaganda Fide sudah merespon
positif usulan ini dan menyetujui pembentukan Keuskupan Labuan Bajo.
Persiapan pun sudah
mulai dilakukan oleh Keuskupan Ruteng untuk menyongsong lahirnya Keuskupan
Labuan Bajo. Mulai dari menetapkan Gereja Roh Kudus, Labuan Bajo, sebagai calon
katedral. Hingga mempersiapkan segala dokumen, tanah keuskupan, fasilitas, dan
sarana-prasarana untuk keuskupan baru ini.
Mgr. Sipri bahkan sudah
menugaskan secara khusus beberapa imam untuk belajar berbagai bidang studi,
mulai dari hukum gereja, pastoral, hingga islamologi. Agar saat keuskupan baru
nantinya terbentuk, para imam tersebut bisa langsung menggerakkan roda
pelayanan pastoral.
Hadirnya sosok uskup
tentunya menjadi potongan puzzle terakhir bagi segala persiapan yang
sudah dilakukan. Saat sore nanti Uskup Ruteng mengumumkan nama gembala pertama
bagi umat Labuan Bajo, maka kelahiran calon keuskupan termuda ini kian dekat di
depan mata. *** katolikana