Dilansir dari Dynamic
Catholic, rosario sendiri memiliki sejarah panjang dalam tradisi doa umat
Kristen. Praktik menghitung doa menggunakan alat bantu seperti batu atau
tali sudah ada sejak abad ke-3. Kala itu, para pertapa Katolik di Mesir, yang
dikenal sebagai Bapa Gurun, menggunakan alat tersebut untuk menghitung doa
sebanyak 150 Mazmur.
Seiring waktu, muncul
pula bentuk doa berulang lainnya seperti "Doa Yesus" yang dilafalkan
berulang kali layaknya mantra sambil menghitung butiran tasbih.
Selain itu, ada juga
praktik mendaraskan doa Bapa Kami sebanyak 150 kali dengan bantuan manik-manik
sebagai penanda.
Barulah sekitar seribu
tahun kemudian, bentuk doa rosario yang kita kenal saat ini, yang berfokus pada
doa Salam Maria, mulai berkembang dan digunakan secara luas sebagai sarana
devosi kepada Bunda Maria.
Versi tertua doa
rosario Salam Maria adalah yang menggunakan pesan Malaikat Gabriel kepada Maria
(Lukas 1:28): "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai
engkau."
Sekitar tahun 1050
setelah masehi, ucapan Elisabeth saat menyambut Maria ditambahkan (Lukas 1:42):
"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah
rahimmu."
Santo Petrus Kanisius
kemudian mempublikasikan doa Salam Maria pada Katekismus 1555 menambahkan
kalimat: "Santa Maria, bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini."'
Tradisi doa rosario
juga erat kaitannya dengan kisah Santo Dominikus. Diyakini bahwa pada tahun
1214, Santo Dominikus mendapat sebuah penglihatan dari Bunda Maria. Dalam
penglihatan tersebut, Bunda Maria memberikan rosario kepadanya dan meminta agar
setiap butir manik rosario didoakan sebagai bentuk penghormatan dan permohonan
doa kepadanya.
Santo Dominikus sendiri
dikenal sebagai pribadi yang sangat setia dalam devosinya kepada Maria. Ia pun
membawa rosario ke mana pun ia pergi untuk berkhotbah, sekaligus memperkenalkan
dan menyebarkan devosi ini kepada umat.
Tak hanya itu, ia juga
mendorong umat Katolik untuk berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil dan
mendaraskan doa rosario bersama. Kebiasaan inilah yang kemudian berkembang
menjadi bentuk awal dari doa rosario bersama yang masih dipraktikkan hingga
saat ini.
Berdoa Rosario
Dilansir dari Iman
Katolik, tata cara berdoa Rosario dapat ditemukan pada buku Puji Syukur No.
213. Doa ini merupakan doa renungan atas misteri keselamatan atau kisah Yesus.
Berikut
tata cara doa rosario:
Tanda
salib: Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus, Amin."
Aku
percaya… (PS 1 atau 2)
Kemuliaan
kepada Bapa… (PS 13)
Terpujilah… (PS 20)
Bapa kami (PS 10-12)
Salam,
Putri Allah Bapa. - Salam Maria… (PS 14)
Salam, Bunda Allah Putra. - Salam Maria…
Salam, Mempelai Allah Roh Kudus. - Salam Maria…
10
x Salam Maria… (mengikuti jumlah manik)
Memasuki
manik peristiwa:
Kemuliaan…
Terpujilah…
(sebutkan peristiwanya)
Bapa Kami…
Lalu
lanjutkan 10 kali lagi doa Salam Maria.
Peristiwa-peristiwa
Gembira (selama masa Adven dan Natal)
1.
Maria menerima
kabar gembira dari Malaikat Gabriel
2.
Maria
mengunjungi Elisabet, saudarinya
3.
Yesus dilahirkan
di Bethlehem
4.
Yesus
dipersembahkan ke dalam Bait Allah
5.
Yesus
diketemukan dalam Bait Allah
Peristiwa-peristiwa
Sedih (selama masa Prapaskah dan tiap hari Jumat)
1.
Yesus berdoa
kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut
2.
Yesus didera
3.
Yesus dimahkotai
duri
4.
Yesus memanggul
salib-Nya
5.
Yesus wafat
disalib
Peristiwa-peristiwa
Mulia (selama Masa Paskah dan tiap hari Minggu)
1.
Yesus bangkit
dari kematian
2.
Yesus naik ke
surga
3.
Roh kudus turun
atas para Rasul
4.
Maria diangkat
ke surga
5.
Maria dimahkotai
di surga
Peristiwa-peristiwa
Terang
1.
Yesus dibaptis
di Sungai Yordan
2.
Yesus menyatakan
diri-nya dalam pesta pernikahan di Kana
3.
Yesus
memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan
4.
Yesus menampakan
kemuliaan-Nya
5.
Yesus menetapkan
Ekaristi