![]() |
Warga kampung Numbei menyebrangi Kali Benenain |
Kami tidak butuh banyak
hal. Kami tidak minta kemewahan. Kami hanya minta jalan. Ya, jalan. Sesuatu
yang mungkin bagi banyak orang di kota adalah hal biasa. Tapi bagi kami, itu
adalah harapan. Harapan yang selama puluhan tahun tidak pernah kesampaian
walaupun aspirasi ini sudah disampaikan kepada Pemimpin negeri ini.
Jalan menuju kampung
kami tak berakses hanya jalan setapak terjal melewati hutan belantara suka
margasatwa Kateri. Jalan ini Tidak bisa dilewati kendaraan. Saat hujan, jadi
lumpur yang licin. Saat kemarau, jadi debu yang tebal. Anak-anak kami harus
berjalan jauh untuk melanjutkan jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama dan
Sekolah Menengah Atas. Hasil panen kami tidak bisa dijual. Kalau ada yang
sakit, apalagi ibu hamil, kami harus gotong pakai tandu. Puskesmas jauh.
Kendaraan tidak bisa masuk.
Kami ini anak-anak
Indonesia juga. Kami cinta negeri ini. Tapi kenapa kami masih begini?
Kami sudah terlalu
sering dengar janji. Tapi janji tidak bisa kami makan. Janji tidak bisa
memperbaiki jalan. Kami butuh tindakan. Kami butuh kehadiran nyata dari
pemerintah, dari desa sampai kabupaten, bahkan provinsi. Tolong, lihatlah kami.
Jangan hanya lihat angka di data. Lihat wajah kami, dengar suara kami. Kami
tidak ingin tertinggal selamanya. Kami ingin maju bersama. Kami ingin anak-anak
kami bangga menjadi orang kampung, tanpa harus meninggalkan kampung.
Jika benar kita semua
bagian dari Indonesia, maka berikan kami rasa itu. Hadirkan keadilan. Hadirkan
kemerdekaan yang sesungguhnya.
Kami tidak akan lelah
berharap. Tapi lebih dari itu, kami ingin didengar.
Kami ingin jalan. Kami
ingin hidup layak. Kami ingin merdeka.