Agustinus Mali malah
dilaporkan meninggal karena dibunuh oleh rekan kerjanya di sana. Jenazah
dua PMI asal NTT itu tiba di Kargo Bandara El Tari Kupang, Penfui Kupang pada
Senin (17/6/2024) sekitar pukul 13.07 wita.
Kedatangan jenazah disambut
tangisan keluarga terutama saat peti jenazah hendak dimasukan ke dalam mobil
ambulance. Sisilia Lin yang merupakan kerabat Agustinus Mali, mengungkapkan
Agustinus meninggal karena dibacok oleh adik iparnya yang juga rekan kerjanya
di salah satu perusahaan kelapa sawit di Kuala Lumpur, Malayasia.
Peristwa itu terjadi
pada Jumat (31/5/2024) siang waktu setempat. "Kami dapat kabar karena
dibunuh oleh adik iparnya dari Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) karena
cekcok mulut," ujarnya.
Agustinus sudah belasan
tahun bekerja di Malaysia.
Sisilia tidak tahu persis kapan Agustinus ke Malaysia. "Saya tidak
tahu saat dia berangkat apakah ke ke Malaysia atau ke mana.
Karena awalnya dia tinggal di Sumba Barat baru berangkat sama isterinya,"
ungkap Sisilia.
Agustinus merupakan
anak kedua dari tiga bersaudara. Sewaktu di Malaysia, Agustinus sering
menelepon ibunya di Kabupaten Belu untuk menanyakan kondisinya termasuk
keluarga besarnya.
"Tapi sudah hampir
dua bulan ini dia tidak telepon kami lagi hingga kami dapat kabar kalau kakak
(Agustinus) sudah meninggal," tambah Sisilia.
Agustinus meninggalkan
seorang isteri, satu anak kandungnya dan dua anak peliharaannya. Kini,
isteri dan anak-anak itu masih di Malayasia.
Jenazah Agustinus disemayamkan di ruang jenazah RSUD Prof Dr WZ Johannes
Kupang. "Nanti hari Kamis baru jenazahnya diantar ke Sumba Barat, karena
masih menunggu jadwal kapal," tandas Sisilia.
Penyuluh Hukum Ahli
Muda Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
(BP3MI) NTT, Yonas Bahan, mengatakan Paulus Mau dilaporkan meninggal karena
menderita peradangan paru-paru atau Pneumonia. "Dua korban ini berangkat
ke Malaysia sudah
belasan tahun dan tidak memiliki dokumen resmi atau non-prosedural," kata
Yonas.
Yonas mengakui dua jenazah tersebut sudah difasilitasi oleh BP3MI NTT untuk dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing. Yonas mendata hingga saat ini, PMI yang meninggal di Malaysia berjumlah 51 orang. "Mereka kerja di perusahaan kelapa sawit tapi beda tempat. Kalau Paulus kerjanya di Malaysia Barat, sedangkan Agustinus di Johor, Malaysia," ujar Yonas. *** katantt.com