Empat orang wanita yang mengkonsumsi minuman keras (Miras) di salah satu ruangan di Mapolres Sikka menyampaikan permintaan maaf kepada Polri terkhusus Polres Sikka. |
DIkutip dari
Kompas.com, anggota Kompolnas, Poengky Indarti mengatakan, surat
klarifikasi Kompolnas ke Polda NTT dengan
nomor B-159/6/Kompolnas/2024 tanggal 4 Juni 2024, telah dikirim pada Selasa
(4/6/2024) pagi.
Surat tersebut yakni
meminta kebenaran informasi di lapangan terkait tindak lanjut penanganan kasus
transparansi.
Pihaknya sempat kaget
melihat pemberitaan media bahwa ada 4 perempuan dan seorang polisi merokok dan
konsumsi miras yang diduga di Polres Sikka.
Namun setelah adanya
bantahan Kapolres Sikka, AKBP Hardi Dinata dan
permintaan maaf 4 wanita itu, pihaknya beranggapan perkara sudah ditangani
dengan baik.
"Kami kembali
terkejut dengan adanya pemberitaan adanya bantahan dari salah seorang perempuan
yang meminum miras, yang menjelaskan bahwa polisi yang mengarahkan buat
klarifikasi yang berbeda dengan fakta," jelas Indarti dalam keterangannya,
Rabu (5/6/2024).
Oleh sebab itu, Kompolnas mengirim
surat klarifikasi kepada Kapolda NTT untuk mengecek kebenarannya.
"Jika benar
bantahan tersebut bahwa ada arahan untuk membuat klarifikasi yang berbeda, maka
Pengawas Internal perlu melakukan pemeriksaan menyeluruh kepada pihak-pihak
yang terlibat di Polres Sikka, dan memproses kode etik dan disiplin kepada
mereka," kata dia.
Sebelumnya, dalam video
berdurasi 19 detik itu tampak seseorang wanita yang sedang merokok
memperlihatkan sebotol minuman keras (miras).
Sementara di sebelahnya
seorang wanita mengenakan kaus hitam juga sedang merokok. Dua perempuan lain
duduk di kursi dan tempat tidur.
Di ruangan yang sama
terlihat seorang anggota polisi sedang duduk sembari mengisap sebatang rokok.
Anggota mengenakan baju
kaus dan celana panjang. Keterangan dalam video itu menyebutkan bahwa pesta
minuman keras itu berlangsung di Mapolres Sikka, NTT.
Kapolres Sikka, Hardi
Dinata membantah anggotanya mengonsumsi miras bersama empat orang wanita.
"Kejadian itu
tidak benar," ujar Hardi kepada wartawan di Mapolres Sikka, Rabu
(22/5/2024).
Dia menjelaskan awalnya
empat wanita itu datang Polres Sikka untuk
menyelesaikan kasus perkelahian antara mereka. (*) poskupang.com