Pendukung bansos
berargumen bahwa para korban judi online sering kali berasal dari kalangan
rentan yang mudah tergoda iming-iming keuntungan instan. Kecanduan judi online
dapat menjerumuskan mereka ke dalam lingkaran utang yang tak berkesudahan,
bahkan berujung pada hilangnya pekerjaan, rumah, dan harta benda. Bansos,
menurut mereka, dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan dasar dan memulai
kembali kehidupan.
Lebih lanjut, mereka
berpendapat bahwa judi online telah menjadi penyakit sosial yang perlu ditangani
secara komprehensif. Pemberian bansos bukan hanya membantu korban, tetapi juga
dapat menjadi langkah awal untuk menjangkau mereka dan menawarkan rehabilitasi
serta edukasi tentang bahaya judi online.
Namun, penentang bansos
melihatnya sebagai solusi yang kontraproduktif. Mereka khawatir bahwa bansos
justru akan memperkuat perilaku judi online, karena memberikan insentif bagi
para penjudi untuk terus bermain dengan harapan mendapatkan bantuan keuangan.
Dikhawatirkan pula bahwa bansos akan mengalihkan fokus dan sumber daya dari
program-program yang lebih efektif untuk memerangi judi online, seperti
penegakan hukum dan edukasi publik.
Di sisi lain, mereka
mempertanyakan moralitas di balik pemberian bansos kepada para penjudi, yang
dianggap telah melakukan tindakan ilegal dan merugikan diri sendiri. Menurut
mereka, fokus utama haruslah pada pencegahan dan rehabilitasi, bukan pada
pemberian bantuan finansial yang berpotensi memperpanjang perilaku aditif.
Pemerintah sendiri
masih menimbang wacana ini dengan seksama. Presiden Joko Widodo telah
menegaskan bahwa tidak ada bansos khusus untuk korban judi online. Namun,
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK)
Muhadjir Effendy masih membuka kemungkinan untuk memberikan bantuan kepada
korban judi online yang memenuhi kriteria tertentu, seperti miskin dan rentan.
Perdebatan ini
menunjukkan kompleksitas permasalahan judi online dan dampaknya bagi
masyarakat. Diperlukan solusi yang komprehensif dan multi-faceted untuk mengatasi
masalah ini, dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan moral. Bansos
mungkin bukan solusi tunggal, namun dapat menjadi bagian dari strategi yang
lebih luas untuk membantu korban judi online dan mencegah penyebarannya di
masyarakat.
Penting untuk diingat
bahwa judi online bukan hanya tentang uang, tetapi juga tentang perilaku aditif
dan dampak destruktifnya pada kehidupan individu dan keluarga. Upaya pencegahan
dan edukasi harus menjadi prioritas utama untuk membangun kesadaran masyarakat
tentang bahaya judi online dan mendorong mereka mencari alternatif hiburan dan
kegiatan yang positif.