Kabid Humas Polda NTT menegaskan bahwa belum ada aturan khusus tentang putra daerah dalam seleksi Catar Akpol. (Dok. Pusdatin VN/Albert Yulius) |
Hal itu Berbeda dengan
seleksi penerimaan Bintara dan Tamtama Polri. Untuk Bintara dan Tamtama,
pembagian putra daerahnya, 70 persen harus anak lokal karena setelah lulus akan
mengabdi kembali di tanah kelahirannya.
“Kalau Akpol, seperti
saya ini, dari lahir sampai besar, dan mengikuti seleksi di Makassar tetapi
saya belum pernah sekalipun dinas di Makassar. Karena Akpol begitu lulus
langsung disebar ke seluruh Indonesia. Itulah konsep awal, mengapa pendaftaran
Akpol terbuka untuk semua warga negara Indonesia yang memenuhi syarat,” kata
Ariasandy.
Ia juga mengungkapkan,
terkait ketentuan tentang domisili berdasarkan pengumuman Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia Nomor : Peng/18/IV/DIK.2.1./2024, Tanggal 18 April
2024 tentang perubahan atas sebagaian isi pengumuman Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor : Peng/14/III/DIK.2.1./2024, Tanggal 26 Maret 2024
tentang Pengumuman Penerimaan Taruna/i Akpol Tahun Anggaran 2024.
Dimana, peserta
berdomisili minimal 2 tahun di wilayah Polda tempat mendaftar (terhitung pada
saat pembukaan pendidikan) dengan melampirkan Kartu Keluarga dan atau Kartu
Tanda Penduduk dan atau Kartu Identitas Anak (terhitung mulai tercatat di
domisili baru).
Bagi, putra atau putri
personel Polri/TNI/PNS yang berdomisili kurang dari 2 tahun di wilayah Polda
tempat mendaftar (terhitung pada saat pembukaan pendidikan) dapat mendaftar.
"Mereka harus
berdomisili minimal 6 bulan di Polda tempat mendaftar dengan melampirkan KK dan
atau KTP, orangtua peserta sedang atau pernah berdinas di wilayah Polda tempat
peserta mendaftar dalam kurun waktu 2 tahun terakhir (tahun 2022 sampai
pembukaan pendidikan) dengan melampirkan Surat Keputusan jabatan orangtua
peserta," jelasnya.
Ariasandy khawatir,
dengan isu-isu miring di masyarakat, akan berdampak bagi anak-anak NTT yang
mengikuti seleksi yang sama di luar Provinsi NTT.
Kuota Catar Akpol asal Polda NTT yang lolos dari Kuota Mabes Polri. (Dok. Pusdatin VN/Albert Yulius) |
Diawasi Ketat
Pada bagian lain Kombes
Pol Ariasandy menjelaskan, untuk Polda NTT berdasarkan DIPA mendapatkan Kuota
Reguler sebanyak 6 orang dengan rincian 5 laki laki dan 1 wanita.
Untuk perankingan
berdasarkan Nilai Akademik, Psikologi, dan Jasmani, dan dari hasil perankingan.
Pelaksanaan rekruitmen,
lanjut dia, tidak hanya melibatkan pengawas internal tapi juga pengawas
eksternal. Pengawas internal yang dilibatkan yakni Itwasda Polda NTT dan
Bidpropam Polda NTT. Lembaga pengawas internal dan eksternal mengawasi langsung
proses seleksi hingga penetapan hasil.
Pengawas eksternal yang
dilibatkan yakni Disdukcapil, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, KONI NTT,
Dinas P dan K, Dispora, Proktor Lab CAT SMAN 3 Kupang, Himpunan Psikologi
Indonesia (HIMPSI, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ahli IT Universitas Nusa
Cendana.
Menurut dia, kuota
reguler Polda NTT sudah bertahun-tahun sebanyak 6 orang. Kemudian ada tambahan
kuota khusus dari Mabes Polri, sesuai dengan penilaian dari Mabes Polri. Salah
satunya adalah orang tuanya berjasa bagi organisasi Polri.
“Polda NTT tidak
mencampuri kuota Mabes, kita fokus pada 6 kuota reguler ini. Dari 6 orang ini
ada 2 orang yang mengikuti orang tuanya berdinas di sini dan 4 lainnya lahir
besar di NTT," tandas Ariasandy.
Perlu digaris bawahi,
bahwa nilai kuota reguler tidak akan berpengaruh pada kuota Mabes, karena nilai
kuota Mabes akan diuji dengan sesama kuota Mabes. "Salah satu yang lolos
di kuota Mabes adalah anak kita dari Manggarai Barat,” ungkapnya.
Menurutnya, faktanya
ada pula peserta yang sudah mengikuti tes dua kali namun gagal. Namun, di tes
ketiga tahun ini, baru lulus karena memang mempersiapkan diri dan nilainya
bagus.
Kalah Ranking
Terpisah, salah satu
Catar Akpol asal Polda NTT Affandi Hidayat (18) merasa puas dengan proses
seleksi yang dilakukan panitia seleksi Panda Polda NTT.
Meskipun belum
beruntung untuk dikirim ke Pusat karena kalah rangking, namun jebolan SMAN 3
Kupang ini tetap bersemangat untuk mempersiapkan diri pada seleksi Akpol tahun
depan.
Kepada victorynews.id,
Affandi mengaku pada pelaksanaan tes Akpol menempati rangking urutan 7 saat
sidang kelulusan akhir di Panda Polda NTT pekan lalu. "Saya puas dengan
hasil yang ada karena sudah dilakukan secara transparan dan terbuka," ujar
Affandi.
Atas hasil tersebut ia
menyebut masih ada kekurangan yang perlu dibenahi dan diperbaiki. "Tes
sudah transparan dan kami peserta sudah tahu hasil dan tidak ada rekayasa.
Hasil yang ada sesuai kemampuan diri. Saya puas dengan hasil tes kemarin,"
ujarnya.***