Sejak pukul 7.30 WITA pagi tadi terlihat salah satu
aparat desa Naas, Yohanes Nahak terlihat mondar-mandir keluar masuk dusun di
desa Naas berkoordinasi dengan aparat desa lainnya untuk memobilisasi warga
agar naik di mobil pick up yang disiapkan aparat.
Beberapa aparat desa yang terlihat aktif
mengkoordinir warga desa naas diantaranya Yohanes Nahak, Agustinus Bere,
Lorensius Klau Berek Paulus Tahu Klau, Daniel Teti
Klemes Seran, Edison Sandoro dan Rosalinda Seuk.
Komandan Laskar SBS-HMS Desa Naas, Bere Bagus kepada
wartawan mengatakan dirinya bersama anggota Laskar sudah mendatangi rakyat
disetiap dusun dan memberikan pemahaman kepada para aparat desa supaya tidak
memobilisasi warga karena itu bertentangan dengan aturan terkait netralitas
Aparat Desa dan Aparat Desa dalam Pilkada Malaka 2024.
” Kami tidak larang rakyat untuk ikut deklarasi dan
pendaftaran di KPU karena itu hak mereka untuk berpolitik. Yang kami himbau itu
para aparat desa Naas supaya tidak langgar aturan karena sudah diatur Bawaslu
apalagi mereka mobilisasi rakyat dari setiap dusun untuk datang ikut
deklarasi”, ujarnya.
Wakil Ketua Laskar SBS-HMS Desa Naas, Marsel Bria
Muti kepada wartawan mengatakan tindakan yang dilakukan teman-teman Laskar
tidak lebih untuk mengedukasi rakyat supaya tidak melanggar aturan pilkada.
” Ini agenda nasional yang harus dijaga setiap warga
negara untuk menghasilkan calon pemimpin. Semua yang kami datangi itu keluarga
sehingga perlu diberitahu supaya jangan main tabrak aturan Pilkada. Kami justru
dorong supaya rakyat lebih banyak berpatisipasi dalam Pilkada sesuai pilihannya
masing-masing tetapi jangan dimobilisasi oleh Kepala Desa dan aparatnya karena
bakal merusak sendi-sendi demokrasi”, ujarnya.
Dikatakanya, apa yang dilakukan teman-teman Laskar
sebagai wujud tanggung jawab untuk menjaga kualitas pilkada.
” Kita jangan hasilkan calon pemimpin dengan
cara-cara yang kurang elegan apalagi melanggar aturan. Hal positif kita dukung
tetapi hal yang negatif harus dieliminir dan dikoreksi termasuk aparat desa
yang memobilisasi rakyat untuk dukung figur tertentu harus dicegah karena bisa
merusak demokrasi”, tandasnya.
Dari hasil pantauan tim Laskar desa Naas para aparat
desa yang jadi pelopor untuk memobilisasi warga di berbagai dusun diantaranya :
Lorensius Klau Bere ( RT Koreknor B) , Agustinus Bere ( RW Hasleon) , Endik
Sandora ( RT Abad), Rosalinda Seuk ( Ketua Kader Posyandu Koreknor B) , Adel (
Kader Posyandu Koreknor B), Yohanes Nahak ( RT Bemauk),
Daniel Teti (HPD), Agustina ( Bete Eli/RT Maktihan B), Lodiana Klau ( RT
Maktihan B), Yustina Bria ( RW Maktihan B), Yuliana Seuk ( Kader maktihan ),
Meliana Seuk ( kader maktihan ), Kornelis Klau ( RT Maktihan A), Klemens Seran
( Dusun Bemauk B), Paulus Tahu Klau ( RW Bemauk B), Petrus Seran Bot ( RT
Bemauk B Agustinus Bere ( RW Hasleon A).
(Eqi Luan)
Source: sergap.co.id