Dalam pidato Angelus
pada hari raya ini Paus Fransiskus menyampaikan
pidatonya terkait Paus Pius XII yang menyatakan Pengangkatan Bunda Maria ke
Surga sebagai dogma dalam Konstitusi Apostolik pada tanggal 1 November
1950.
Konstitusi Apostolik 'Munificentissimus
Deus,' yang menegaskan bahwa Santa Perawan Maria “dengan keistimewaan yang
sangat unik, sepenuhnya mengalahkan dosa melalui Maria Dikandung Tanpa Dosa,”
dan sebagai akibatnya, “ia tidak tunduk pada hukum untuk tetap berada di alam
maut, dan ia tidak perlu menunggu hingga akhir jaman untuk penebusan tubuhny.”
Hari ini kita merayakan Hari
Raya Maria Diangkat ke Surga. Dalam Injil liturgi, kita merenungkan
gadis muda dari Nazaret yang baru saja menerima pengumuman Malaikat, pergi
mengunjungi sepupunya.
Ungkapan dalam Injil
ini sangat indah: “Maria berangkat dan pergi” (Luk 1:39). Ini berarti bahwa
Maria tidak menganggap berita yang diterimanya dari Malaikat sebagai suatu
keistimewaan, tetapi sebaliknya, ia meninggalkan rumah dan berangkat dengan
tergesa-gesa seperti orang yang ingin memberitahukan kabar sukacita tersebut
kepada orang lain dan dengan keinginan untuk melayani sepupunya. Pada kenyataannya,
perjalanan pertama ini adalah metafora untuk seluruh hidupnya, karena sejak
saat itu, Maria akan selalu bergerak mengikuti Yesus sebagai murid Kerajaan.
Dan, pada akhirnya, ziarah duniawinya diakhiri dengan pengangkatannya ke Surga
di mana, bersama dengan Putranya, ia menikmati sukacita hidup kekal selamanya.
Saudara-saudari, kita
tidak boleh membayangkan Maria “sebagai patung lilin yang tidak bergerak,”
tetapi dalam dirinya kita dapat melihat seorang “saudari ... dengan sandal yang
sudah usang ... dan dengan begitu banyak keletihan” (C. Carretto, Beata te che hai
creduto, Roma 1983, hlm. 13), karena setelah mengikuti Tuhan dan bertemu dengan
saudara-saudari, ia mengakhiri perjalanannya di dalam kemuliaan Surga. Dengan
demikian, Perawan Maria adalah Dia yang mendahului kita dalam perjalanan,
mengingatkan kita semua bahwa hidup kita juga merupakan sebuah perjalanan yang
terus menerus menuju cakrawala perjumpaan yang pasti. Marilah kita berdoa
kepada Bunda Maria untuk membantu kita dalam perjalanan menuju perjumpaan
dengan Tuhan.
Saudara-saudari yang
terkasih,
Kepada Maria Ratu
Damai, yang kita renungkan hari ini dalam kemuliaan Surga, saya ingin sekali
lagi mempercayakan kegelisahan dan kesedihan orang-orang di begitu banyak
bagian dunia yang menderita karena ketegangan sosial dan perang. Saya secara
khusus memikirkan para martir di Ukraina, Timur Tengah, Palestina, Israel,
Sudan dan Myanmar. Semoga Bunda Surgawi kita mendapatkan penghiburan dan masa
depan yang penuh ketenangan dan keharmonisan!
Saya terus mengikuti
dengan prihatin situasi kemanusiaan yang sangat serius di Gaza, dan saya
menyerukan sekali lagi untuk gencatan senjata di semua bidang, untuk pembebasan
sandera, dan untuk bantuan kepada penduduk yang kelelahan. Saya mendorong semua
orang untuk melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa konflik tidak meningkat
dan untuk mengejar jalur negosiasi sehingga tragedi ini segera berakhir!
Janganlah kita lupa: perang adalah sebuah kekalahan.
Pikiran saya sekarang
beralih ke Yunani, yang dalam beberapa hari terakhir telah berjuang melawan
kebakaran hebat yang terjadi di timur laut Athena. Puluhan ribu orang telah
dievakuasi, banyak keluarga kehilangan tempat tinggal, ribuan orang menghadapi
kesulitan yang sangat besar dan, selain kerusakan material yang sangat besar,
bencana lingkungan juga terjadi. Saya berdoa untuk para korban dan yang
terluka, saya memastikan kedekatan saya dengan semua orang yang menderita dalam
situasi serius ini, percaya bahwa mereka dapat dibantu dengan solidaritas
bersama.
Dan saya menyapa kalian
semua, umat Romawi dan peziarah dari berbagai negara, khususnya para Pramuka
AGESCI di Cornedo Vicentino, dan kaum muda Immacolata. Saya berterima kasih
atas kehadiran Anda semua. Saya ucapkan selamat merayakan Pesta Maria Diangkat ke Surga.
Dan, tolonglah saudara-saudariku, jangan lupa untuk mendoakan saya.
(Paus Fransiskus)