Siswa SD di Amfoang
Barat Laut, Kupang, NTT, berjalan kaki 10 km untuk ikut upacara HUT RI, Sabtu
(17/8/2024). (Foto: Yufengki Bria/detikBali) |
SD Inpres Honuk I
merupakan salah satu sekolah yang paling jauh bila menuju ke Ibu Kota Kecamatan
Amfoang Barat Laut di Desa Soliu. Mereka berjalan hampir dua jam melintasi
jalan berbatu dan menyeberangi sungai kering yang dalam. Tak ada jembatan di
sana.
Salah satu siswa, Sindy
Haulilo, menceritakan mulai melakukan persiapan untuk mengikuti perayaan HUT RI
sudah sejak Minggu (11/8/2024). Beberapa dari mereka ada yang menggunakan truk.
Namun, sebagian siswa
memilih jalan kaki ditemani orang tuanya lantaran truk yang disiapkan terbatas.
Hal itu bukan alasan, antusiasme siswa sangat tinggi untuk hadir menyaksikan
pesta rakyat yang digelar di kecamatan.
"Kami datang
dengan oto (truk dump) yang difasilitasi oleh sekolah, tetapi ada juga yang
memilih jalan kaki," ujar siswi kelas VI itu kepada detikBali seusai
upacara pengibaran bendera di Lapangan Kecamatan Amfoang Barat Laut, Sabtu
(17/8/2024) siang.
Para siswa yang ikut
pun harus mempersiapkan sejumlah perlengkapan seperti seragam, bekal, dan uang
secukupnya. Sebab, mereka akan menginap di tenda darurat selama satu pekan
lebih.
"Saya sudah satu
minggu menginap di sini karena kegiatannya banyak. Saya sangat senang karena
ada pertandingan bola voli dan sepak bola," cerita siswi berusia 12 tahun
itu.
Sindi mengaku sudah
beberapa kali mengikuti upacara pada tahun-tahun sebelumnya. Namun, ia tak
tahan teriknya sinar matahari saat pengibaran bendera berlangsung.
"Sangat panas dan
haus, tetapi kami tetap semangat karena keseruannya luar biasa" kata
Sindy.
Kepala Sekolah (Kepsek)
SDI Inpres Honuk I, Oktorifin Tunmunis menjelaskan sejak awalnya sekolah sudah
berkoordinasi dengan orang tua siswa agar bisa mengizinkan siswanya untuk ikut
memeriahkan perayaan tersebut.
Menurut Okto, para guru
juga meminta kepada orang tua agar bisa menemani anak mereka saat kegiatan
berlangsung. Di sana para siswa juga turut diikutsertakan dalam lomba paduan
suara, tarian adat, sepak takraw, puisi, dan sepak bola mini.
"Sehingga kami
langsung persiapkan mereka untuk bisa ikut lomba, mulai dari segi olahraga,
kesenian dan sebagainya," kata Okto.
Okto mengaku tingkat
antusiasme siswa bersama orang tuanya sangat tinggi. Sehingga semuanya juga
turut mengikuti rangkaian upacara hingga selesai.
"Memang ada yang
jalan kaki tetapi semuanya kami sudah sediakan truk," ungkap Okto. *** detik.com