"Tentunya kami
mendapatkan edukasi yang luar biasa dari film ini, dan dari awal sampai akhir
saya menonton film ini sama seperti kita melakukan tahapan Pilkada," kata
Ketua KPU NTT Jemris Fointuna usai menonton film tersebut di salah satu pusat
perbelanjaan di Kota Kupang, Selasa.
Menurut dia, film yang
dibintangi Cut Mini, Ibnu Jamil, Faradina Mufti, dan Bima Zeno dan beberapa
pemeran film lainnya itu menunjukkan adanya tahapan yang santai, tahapan
pilkada yang tegang, namun ujung-ujungnya harus menerima hasil pada akhir
pemungutan suara.
Menurut dia, film yang
diputar tersebut menunjukkan bahwa pilkada itu berjalan aman dan damai, dan
khusus di NTT mengusung tema pilkada kali ini adalah pilkada damai.
"Di dalam film
tadi menunjukkan soal pilkada yang damai karena pasangan calon yang kalah
menerima hasil pilkada dengan aman, dan semoga saja pilkada di NTT juga
demikian," ujarnya.
Menurut dia, film Tepatilah
Janji tersebut juga dapat menjadi bahan edukasi bagi para calon agar
tidak menjadi "Sinterklas" untuk pihak pihak tertentu.
Jemris memuji film
tersebut karena menyoroti beberapa hal yang sebenarnya dilarang atau melanggar
hukum dalam pilkada seperti bagi-bagi uang saat kampanye dan larangan lainnya.
Film berdurasi 90 menit
tersebut juga menyoroti tren politik dinasti, hingga politik mahar yang terjadi
menjelang pilkada.
Produser Rina Damayanti
mengatakan film tersebut dapat mengajarkan kepada masyarakat khususnya kepada
para pemilih pemula untuk menggunakan hak pilihnya pada pilkada nanti sesuai
dengan hati nurani.
"Jadi jangan
sampai teman-teman tidak berpartisipasi dalam pilkada dan juga bagaimana
pentingnya melihat rekam jejak pemimpin karena hal itu sangat menentukan
berlangsungnya negara atau daerah yang akan dipimpin lima tahun ke depan,"
ujar dia.
Rina mengatakan film tersebut
juga merupakan film edukasi terutama kepada generasi muda yang baru pertama
kali menggunakan hak pilihnya. ***
antaranews.com