Paus dan Imam Besar Istiqlal Jakarta Menyerukan Agama Jangan Dijadikan Pemicu Konflik

Paus dan Imam Besar Istiqlal Jakarta Menyerukan Agama Jangan Dijadikan Pemicu Konflik

Paus Fransiskus menyapa penerima manfaat dari organisasi amal dalam sebuah acara di kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Jakarta pada 5 September. (Foto: AFP)


Suara Numbei News - Paus Fransiskus memperingatkan pada 5 September agar agama tidak digunakan untuk memicu konflik, dalam sebuah deklarasi yang ditandatangani dengan seorang imam terkemuka di Indonesia sebelum ia mengadakan Misa yang dihadiri puluhan ribu orang di Jakarta.

Penandatanganan di Masjid Istiqlal adalah salah satu bagian terakhir dari kunjungan tiga hari dari paus  berusia 87 tahun itu ke Indonesia, negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, yang memulai tur melelahkan keliling Asia-Pasifik.

Kerukunan umat beragama menjadi tema utama kunjungan paus.

Saat membuka pidatonya di masjid, paus menggarisbawahi bahwa “dengan melihat lebih dalam… kita menemukan bahwa kita semua adalah saudara, semua peziarah, semua dalam perjalanan menuju Tuhan, melampaui apa yang membedakan kita.

Peringatan terhadap konflik yang dipicu oleh penggunaan senjata agama, beliau juga menunjuk pada krisis lingkungan hidup sebagai ancaman nyata terhadap peradaban manusia saat ia bertemu dengan para pemimpin dari enam agama resmi di Indonesia.

“Kami memikul tanggung jawab untuk mengatasi… krisis serius yang mengancam masa depan umat manusia seperti perang dan konflik… dan krisis lingkungan hidup, yang merupakan hambatan bagi pertumbuhan dan koeksistensi masyarakat,” katanya.

Paus disambut di masjid dengan band perkusi yang sering digunakan dalam upacara-upacara Islam. Setelah duduk, ia dan Imam Besar Nasaruddin Umar mendengarkan ayat Alquran yang dibacakan oleh seorang gadis muda buta dan bacaan Injil.

Masjid ini terletak di seberang Katedral Jakarta, dihubungkan oleh “terowongan persahabatan” sebagai simbol persaudaraan umat beragama.

Paus Fransiskus mengunjungi terowongan tersebut sebelum pertemuan, menyampaikan berkat dan menandatangani bagian terowongan tersebut.

Nasaruddin mengatakan kepada AFP sebelum pertemuan bahwa deklarasi tersebut fokus pada dua pesan.

Pertama, Kemanusiaan itu hanya satu, tidak ada warna. Kedua, Bagaimana menyelamatkan lingkungan kita, ujarnya.

Paus Fransiskus telah melakukan beberapa kunjungan ke negara-negara mayoritas Muslim, dan pada kunjungannya tahun 2019 ke Uni Emirat Arab menandatangani dokumen tentang persaudaraan manusia dengan Imam Besar Al-Azhar, pusat pembelajaran Islam Sunni yang bergengsi.

‘Akhiri intoleransi’

Acara terbesarnya di Indonesia akan diadakan pada 5 September sore ketika ia akan mempersembahakan Misa yang dihadiri 86.000 umat Katolik  yang duduk di dalam Stadion Utama Gelora Bung Karno, dan puluhan ribu lainnya diperkirakan akan berada di luar.

Banyak orang telah melakukan perjalanan dari seluruh kepulauan Indonesia yang luas untuk menghadiri acara tersebut.

Umat Katolik mewakili kurang dari tiga persen penduduk Indonesia – sekitar delapan juta orang, dibandingkan dengan 87 persen, atau 242 juta, yang beragama Islam.

Namun mereka adalah salah satu dari enam agama atau denominasi yang diakui secara resmi di negara yang sekuler, termasuk Protestan, Buddha, Hindu, dan Konghucu.

Beberapa pengamat menunjukkan meningkatnya diskriminasi terhadap kelompok agama minoritas di Indonesia, khususnya umat Kristen di beberapa daerah, dan ada seruan agar pemerintah mengambil tindakan.

Amnesty International Indonesia meminta paus untuk mendesak Indonesia menghormati semua kelompok minoritas, dengan mengatakan telah mencatat 123 kasus intoleransi antara Januari 2021 dan Juli 2024.

“Kunjungan paus berperan penting dalam mendorong Indonesia mengakhiri intoleransi dan diskriminasi terhadap semua kelompok minoritas,” kata Usman Hamid.

“Kebebasan beragama adalah hak yang dilindungi konstitusi Indonesia.”

Kunjungan paus ke Indonesia ini merupakan yang ketiga kalinya dan yang pertama sejak Paus Yohanes Paulus II tahun 1989.

Semangat yang baik

Kesehatan paus yang rapuh sedang diuji dalam perjalanan tersebut. Setelah Indonesia, beliau akan melakukan perjalanan ke Papua Nugini, Timor-Leste dan Singapura dalam perjalanan terpanjang selama masa kepausannya.

Dia belum pernah bepergian ke luar negeri sejak mengunjungi Marseille di Prancis pada September tahun lalu.

Mendampinginya ke Indonesia adalah dokter pribadinya dan dua perawat, tapi itu prosedur standar dan sejauh ini dia tampak dalam keadaan sehat.

Pada 4 September, ia tersenyum dan bercanda dengan penonton pada acara sehari penuh pertamanya setelah tiba dari Roma, termasuk bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo.

Ia menggunakan kursi roda selama perjalanan, namun berdiri dengan tongkat saat lagu kebangsaan Indonesia dikumandangkan dan saat menyaksikan parade di upacara penyambutan di Istana Presiden.

Sumber: Pope indonesia imam appeal against religion stoking conflict

 


 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama