Melihat Efektivitas Program Literasi Kurikulum Merdeka dan Kesulitan Membaca Anak

Melihat Efektivitas Program Literasi Kurikulum Merdeka dan Kesulitan Membaca Anak

Suasana proses pembelajaran di Sekolah Dasar Katolik Naibone, Kecamatan Sasitamean Kabupaten Malaka Peserta didik Kelas II sedang belajar memahami kosa kata Bahasa Inggris


Suara Numbei News - Pendidikan di Indonesia saat ini sedang mengalami transformasi melalui penerapan kurikulum merdeka. Penerapan kurikulum ini bertujuan untuk memberikan fleksibelitas dalam proses belajar mengajar. Salah satu program yang diterapkan dalam kurikulum ini adalah program literasi, yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa. Namun, meskipun program ini diterapkan, masih banyak anak yang mengalami kesulitan dalam membaca. Hal ini menimbulkan pertanyaan: mengapa anak – anak masih kesulitan membaca meskipun ada program literasi?

Penerapan program literasi dalam kurikulum merdeka tidak sepenuhnya berhasil dalam meningkatkan keterampilan membaca anak sekolah dasar karena beberapa ada beberpaa faktor, termasuk kurangnya dukungan pelatihan untuk guru, materi bacaan yang kurang menarik, dan peran lingkungan keluarga dan komunitas.

Meskipun Kurikulum Merdeka memberikan ruang untuk pengembangan ketermapilan membaca, banyak sekolah yang belum menerapkann literasi dengan baik. Berdasaeakan adata dari kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2024), hanya 40% sekolah yang melaksanakan kegiatan literasi secara rutin. Kurangnya kesadaran akan pentingnya kegiatan membaca dan rendahnya prioritas waktu untuk membaca dalam jadwal pembelajaran menjadi penyebab utama. Akibatnya, anak-anak tidak terbiasa berinterkasi dengan teks dan kehilangan kesempatan dalam melatih keterampilan membaca mereka. Salah satu masalah yang mencolok adalah kurangnya pelatihan untuk guru dalam menerapkan strategi pengajaran literasi yang efektif. Banyak guru tidak merasa cukup siap dalam menerapakan prorgam ini secara maksimal. Hal ini disebabkan kurangnya dukungan yang diberikan sekolah dan bimbingan yang tepat untuk siswa dalam mengembangkan keterampilan membaca.

Bahan bacaan yang disediakan di sekolah seringkali tidak relevan dengan minat dan kehidupan sehari hari anak. Hasil dari survei pusat penelitian kebijakan pendidikan tahun 2024 menunjukkan bahwa lebih dari 65% siswa merasa bahwa materi bacaan yang diberikan tidak menarik. Ketika siswa tidak terhubung dengan isi bacaan, motivasi mereka untuk membaca akan menurun drastis. Pentingnya bahan bacaan yang menarik dan sesuai dengan usia siswa tidak dapat diabaikan. Jika bahan bacaan terlalu sulit atau tidak menarik, anak – anak cenderung kehilangan minat. Oleh karena itu, pentingnya bagi pendidik untuk memilih bahan bacaan yang mampu menarik perhatian siswa, baik dari segi tema maupun gaya penulisan.

Lingkungan keluarga juga berperan penting dalam perkembangan literasi anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak – anak yang berasal dari keluarga yang tidak memberikan dukungan untuk membaca cenderung kesulitan dalam mengembangkan keterampilan ini. Kurangnya kegiatan membaca dirumah, seperti membaca bersama orang tua atau diskuis mengenia buku, berkontribusi pada rendahnya kemampuan membaca anak. Dalam hal ini, peran orang tua sangat penting. Mereka dapat mendorong anak untuk memvacadengan menyediakan buku buku yang menarik dirumah dan melibatkan anak dalam aktivatas membaca. Lingkungan komunitas yabg mendukung, seperti perpustakaan lokal yang menyediakan akses ke buku dan program membaca, juga dapat berkotribusi pada perkembangan literasi anak.

Beberapa kalangan mungkin berpendapat bahwa program literasi yang diterapkan dalam kurikulum merdeka sudah memadai dan cukup efektif. Mereka percaya bahwa dengan metode pengajaran yang fleksibel, anak anak akan lebih mudah terlibat dalam proses belajar membaca. Namun, pandangan ini perlu dipertimbangkan lagi. Kenyatannya di lapangan menunjukkan bahwa meskipun guru ada program, dukungan yang kurang dari guru, materi yang tidak menarik dan lingkungan yang tidak kondusif membuat program litetasi tersebut menjadi tidak efketif dalam emningkatkan keterampilan membaca anak.

Meskipun Kurikulum merdeka dan program literasi telah diterapakan dengan niat baik, kesulitan membaca yang dialami siswa sekolah dasar menunjukkan bahwa banyak aspek yang perlu diperbaiki. Kurangnya dukungan pelatihan untuk guru, kulitas materi bacaan yang tidak memadai, dan pengaruh lingkungan yang tidak mendukung merupakan faktor utama yang menghambat pengembangan keterampilan membaca. Untuk mengatasi masalah ini perlu kolaborasi anatar pemerintah, guru, dan orang tua dalam meciptkan lingkungan belajar yang baik. Hanya dengan langkah langkah konkret ini, anak- anak dapat mengatasi kesulitan membaca dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih cerah.



 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama