![]() |
Massa aksi saat
melakukan aksi di depan Kantor DPRD NTT, Kamis (27/2/2025). (Foto: Simon
Selly/detikBali) |
Koordinator Umum
Gemmppa, Anggelina Tiara Mau, menyatakan ini merupakan aksi kedua yang
dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah.
"Kami Aliansi
Gemmppa lakukan aksi kedua kami hari ini. Aksi kedua ini kami tidak bertemu
dengan Anggota DPRD NTT, maka kami akan agendakan ulang untuk aksi
ketiga," ujar Tiara.
Menurut Tiara, terdapat
sejumlah persoalan yang harus dievaluasi ulang oleh pemerintah, termasuk
kebijakan pemangkasan anggaran yang dinilai berdampak pada sektor pendidikan.
"Kami ada beberapa
poin tuntutan yang akan kami sampaikan, baik itu tuntutan umum maupun
khusus," tegasnya.
Ketua DPRD Bali
Targetkan Bus TMD Beroperasi Lagi Maret 2025
Dalam aksi tersebut, massa membakar ban dan membawa spanduk bertuliskan 'Nasib
Rakyat Kabut, DPRD Malah Lari' sebagai bentuk protes terhadap kebijakan
pemerintah dan sikap DPRD NTT yang tidak menemui mereka.
Massa aksi menuntut
pencabutan UU Inpres No. 1 Tahun 2025 dan penghentian pelibatan aparat
bersenjata dalam ruang sipil serta menolak militerisasi melalui pembangunan
Kodam baru dan peningkatan anggaran militer-kepolisian yang berpotensi
memperparah perampasan tanah rakyat.
Mereka juga menolak
pembahasan RUU Sisdiknas yang dinilai merugikan dunia pendidikan serta
mengkritisi transformasi PTN-BLU menjadi PTNBH. Selain itu, mahasiswa meminta
pencabutan UU PT, Permendikbudristek Nomor 2 Tahun 2024, serta regulasi lain
yang dianggap melanggengkan liberalisasi, komersialisasi, dan privatisasi
pendidikan.
Mahasiswa juga mendesak
pemerintah untuk menghentikan keterlibatan kampus dalam melegitimasi kebijakan
yang dinilai berpihak kepada imperialisme dan borjuasi besar komprador.
Mahasiswa mendesak DPRD
NTT untuk menyatakan sikap secara terbuka melalui media pers guna mencabut
Inpres No. 1 Tahun 2025. Mereka juga menolak pemotongan tunjangan dosen non-PNS
sebesar 25 persen yang mencapai Rp 676 miliar. Selain itu, mereka menuntut adanya
pengkajian ulang terhadap kebijakan pemangkasan anggaran yang dinilai merugikan
dunia pendidikan.
Mahasiswa menyatakan
akan kembali menggelar aksi lanjutan jika tuntutan mereka tidak ditindaklanjuti
oleh pemerintah maupun DPRD NTT. *** detik.com