Menapaki Jejak Kehidupan Bersama Sang Ratu Kami di Hari Ulang Tahunnya

Menapaki Jejak Kehidupan Bersama Sang Ratu Kami di Hari Ulang Tahunnya



Suara Numbei News - Betapa cepat waktu berlalu. Kita telah melalui masa-masa suka dan duka bersama sebagai pasangan suami istri, yang saling melengkapi, saling menggenapi. Kita tersenyum bersama mengingat masa-masa awal kita bertemu pertama kali dulu serta perjalanan kehidupan rumah tangga  kita yang penuh dinamika. Indah, lucu, getir dan juga mengesankan.

Kamu tertawa pelan ketika aku menceritakan kembali bagaimana aku jatuh cinta secara spontan hanya dari bening suaramu juga ketika aku mengisahkan “bela-belain , perjalanan pasang surut kisah cinta kita berdua dan tak lupa aksi-aksi lucu menggemaskan kedua buah cinta kita, Felisha dan Felin.

Ya, memang demikianlah, cinta adalah mengalami. Merasakan. Mendalami. Meresapi.

Ketika kita menyadari untuk memilih sebagai pasangan hidup dan belahan jiwa, maka disaat yang sama, cinta itu harus senantiasa ikut bersama setiap jejak langkah kaki, sambil menautkan jemari, lalu berjalan bergandengan. Bersama. Aku menjadi bagian dari dirimu, begitupun sebaliknya, Dirimu menjadi bagian tak terpisahkan dari diriku. Ikatan perasaan mutual yang ada dari hubungan kita tumbuh mekar bersama pengalaman menjalani hidup bersamamu.

Cinta mesti berada pada tataran esensi, bukan sekedar eksistensi, yang dipelihara dan dinikmati setiap detik proses melaluinya. Bahwa dalam perjalanan cinta kerap kali terjadi letupan-letupan yang mengejutkan, kita senantiasa berusaha untuk mampu melerai dan menanggulanginya. Karena kita menempatkan cinta itu tidak sebatas kenangan dan pikiran. Ia adalah bagian dari interaksi antara kita untuk menjaga harmoni. Membuat “bara” nya tetap menyala hangat dalam jagad hati kita masing-masing.

Istriku sayang,

Aku ingin menceritakan kembali padamu sebuah kisah menarik dari cerpen O’Henry (nama pena dari William Sidney Potter) berjudul “The Gift of Magi”. Diceritakan pada cerpen yang dipublikasikan pertama kali tahun 1906 tersebut, sepasang suami istri yang hidup miskin, James dan Della yang saling mencintai satu sama lain bermaksud memberikan hadiah terindah bagi pasangan masing-masing di hari Natal. Sayang mereka tak memiliki uang. Akhirnya Della menjual rambutnya yang indah dan hitam mengkilat untuk membeli rantai emas pelengkap jam tangan emas kebanggaan James. Tak disangka-sangka, James justru menjual jam tangan emasnya untuk membeli sisir berhiaskan mutiara untuk rambut hitam mengkilat sang istri. Hilang sudah harta berharga yang mereka miliki menjadi barang yang tak berguna.

Namun, apa yang ingin dikatakan O’Henry dalam cerpen ini memiliki makna sangat dalam. Bahwa hadiah cinta, ketulusan dan kasih yang mendalam jauh lebih berharga dari sekedar sisir mutiara atau rantai emas. Mereka boleh saja menjadi lebih miskin, namun peristiwa ini membuat jiwa mereka lebih kaya.

Aku teringat peristiwa serupa ketika kita pernah bertualang menjejaki bahtera rumah tangga kita berdua di Pulau Flores beberapa bulan dan kita mengalami krisis finansial dan dengan lapang dada sembari saling pandang satu sama lain ditengah-tengah kepulan asap penggorengan sambal goreng ati, cinta itu mengalir deras dari kedua kelopak matamu seperti kamupun melihat kasih yang menggelora memancar dari mataku.

Setelah 4 tahun berlalu, kita kembali menapak tilas perjalanan cinta kita. Berkaca pada cermin diri dan berjanji bersama untuk tetap berkomitmen memeliharanya secara intens dan berkelanjutan.

Aku bersyukur kepada Tuhan sumber cinta yang telah memberikan berkatnya untuk kita  menjalani kehdiupan  berumah tangga yang indah bersamamu dan juga kedua anak kita.

Jalan panjang dan terjal terbentang dihadapan kita, istriku sayang. Tapi yakinlah, bersamaku, kita akan melewati semuanya dengan penuh keyakinan dan ketegaran. Semoga Tuhan dan semangat hidup keluarga kudus Nazaret menjadi inspirasi dan spirit yang senantiasa melindungi dan menjaga kita dalam menempuh perjalanan itu.

Terimakasih telah menjadi istri yang hebat untukku dan ibu yang luar biasa buat kedua anak kita felisha dan Felin selama ini.

Selamat Ulang Tahun istriku saying Febiana Taek yang ke 36. Peluk cium dari aku suamimu dan kedua anak kita Felisha dan Felin…. Inilah ungkapan isi hati kami

Istriku ...
Hari ini genap sudah tiga puluh enam tahun usiamu
Usia yang aku yakin akan semakin menambah kedewasaanmu

Istriku ...
Aku mungkin tidak biasa memberikan kado istimewa disetiap hari ulang tahunmu
Bukan karena aku tak mampu
Tapi memang begitulah aku, suamimu

Istriku ...
Aku mungkin bukan suami yang romantis
Yang suka memberikan kejutan dengan kue tar berbalut mesis
Memberikan hadiah berupa barang-barang branded nan eksotis
Atau memberikan sebaket bunga dengan uang kertas yang berbaris-baris

Istriku ...
Dihari yang spesial ini untukmu
Hanya do'a yang bisa aku panjatkan pada Tuhanku untuk kebaikanmu
Semoga kesehatan, kebahagiaan dan keberkahan selalu menyertai hari-hari indahnmu bersamaku

Istriku ...
Terimakasih, karena sampai detik ini engkau masih setia menemaniku
Merawatku dan anak-anakku
Menyediakan hidangan untukku
Serta mewarnai setiap hari-hari indahku bersamamu

Istriku ...
Engkaulah tulang rusukku yang hilang itu
Yang khusus Tuhan kirimkan untuk menghiasi hati dan jiwaku

Istriku ...
Dari hatiku
Ku ucapkan selamat ulang tahun untuk mu
I love you

 

Medio Harekain

Jumat, 21 Februari 2025

 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama