Gubernur memastikan
bahwa Pemerintah Provinsi NTT akan menghentikan sementara atau menunda proses
pembangunan energi baru terbarukan tersebut.
Hal ini disampaikan
Gubernur Melkiades usai melakukan audiensi dengan Uskup Agung Ende,
Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD, pada Jumat (4/4) di Istana Keuskupan Agung Ende,
Ndona.
Dalam pertemuan yang
berlangsung sekitar satu jam tersebut, mereka membahas berbagai isu pembangunan
di NTT, khususnya di Kabupaten Ende, termasuk keberatan dari para uskup se-Nusa
Tenggara (Denpasar, Labuan Bajo, Ruteng, Ende, Maumere, hingga Larantuka)
terkait proyek Geotermal.
Diskusi ini dilakukan
secara tertutup tanpa dihadiri pejabat pemerintah lainnya maupun perwakilan
gereja lainnya. Usai pertemuan, Gubernur Melkiades menyampaikan bahwa ia
mendengarkan dengan saksama pandangan dan masukan dari Uskup Budi Kleden
terkait aspirasi Gereja Katolik agar pembangunan di Ende tetap mengedepankan
kebersamaan dengan masyarakat setempat.
Gubernur Melkiades
mengakui bahwa proyek Geotermal yang sejak awal dirancang sebagai energi baru
terbarukan tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, ia menegaskan bahwa
pemerintah akan mendengar dan menyesuaikan kebijakan berdasarkan masukan
masyarakat yang terdampak langsung.
“Dalam perjalanan, ada dampak yang dirasakan
oleh warga lokal yang tinggal di wilayah panas bumi, dan suara mereka perlu
kita dengar,” ujarnya.
Sebagai tindak lanjut,
Gubernur menyatakan bahwa pemerintah akan segera memanggil pihak-pihak terkait,
seperti kontraktor yang melakukan pemboran serta PLN sebagai pelaksana proyek,
guna merespons masukan dari para uskup dan masyarakat.
“Kami ingin memastikan
seluruh aspek yang berkaitan dengan proyek ini ditinjau ulang. Untuk sementara,
proyek yang sedang berjalan akan diperbaiki, sementara yang belum dibangun akan
ditunda dulu. Kami akan duduk bersama dengan para pemangku kepentingan sebelum
mengambil keputusan lebih lanjut,” jelasnya.
Lebih lanjut, Gubernur
Melkiades juga mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat, pihak Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM), melalui Dirjen terkait, akan berkunjung ke Ende
untuk melakukan diskusi lanjutan terkait proyek ini.
Di sisi lain, Uskup
Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD, menegaskan bahwa Gereja Katolik telah
mengambil sikap tegas untuk menolak proyek Geotermal di Flores. Sikap ini
merupakan hasil dari diskusi para uskup se-Nusa Tenggara yang menyuarakan
aspirasi masyarakat setempat.
“Sikap Gereja sudah
jelas. Para Uskup di wilayah Nusa Tenggara mulai dari Denpasar, Labuan Bajo,
Ruteng, Ende, Maumere, hingga Larantuka, dengan tegas menolak keberadaan
Geotermal. Ini berdasarkan aspirasi yang kami terima dari masyarakat lokal,”
ujar Mgr. Budi Kleden.
Ia menegaskan bahwa
Gereja Katolik akan terus berperan aktif dalam mendampingi masyarakat, terutama
dalam memastikan pembangunan yang dilakukan di NTT tidak merugikan warga
setempat.
Meskipun terjadi
perbedaan pandangan terkait proyek Geotermal, Gubernur Melkiades menekankan
bahwa hubungan antara pemerintah dan Gereja tetap solid dalam upaya membangun
NTT.
“Kami tetap solid dalam
membangun daerah ini, dan kami berharap keterlibatan Gereja terus berjalan di
berbagai sektor, seperti pertanian, peternakan, dan lainnya,” pungkasnya.(*) kupangnews.com