![]() |
Ilustrasi jemaat Kristen Palestina. Foto: Thomas Coex / AFP |
Insiden itu terjadi di
tengah perayaan Sabtu Suci, salah satu momen penting menjelang Paskah bagi umat
Kristen.
Mengutip WAFA News
Agency, keterangan dari saksi mata dan jurnalis di Yerusalem menunjukkan
bagaimana pasukan Israel memblokir akses ke Kota Tua, mendirikan pos
pemeriksaan di setiap gang menuju gereja, dan menahan sejumlah tokoh gereja di
perbatasan militer yang dibentuk sementara.
Delegasi Apostolik
untuk Yerusalem dan perwakilan Vatikan untuk Negara Palestina, Uskup Agung
Adolfo Tito Yllana, termasuk di antara yang ditahan dan tidak diizinkan masuk.
Sebuah video yang
dibagikan di media sosial menunjukkan aparat Israel mendorong dan memukul
jemaat yang mencoba memasuki gereja.
Teriakan dan doa
terdengar bersahut dengan perintah aparat yang bersenjata lengkap.
Seorang jurnalis yang
merekam suasana di halaman Gereja Makam Suci, melaporkan bahwa jumlah aparat
lebih banyak dari jemaat.
“Gereja dan alun-alun
sekitar nyaris kosong,” tulisnya.
“Padahal biasanya
tempat ini penuh oleh ribuan umat.”
Tak hanya dari dalam
Yerusalem, ribuan umat Kristen Palestina dari Tepi Barat juga dilarang masuk.
Mereka gagal menghadiri
kebaktian karena tidak mendapat izin dari otoritas Israel untuk melewati pos
pemeriksaan militer.
Warga Palestina, baik
Kristen maupun Muslim, selama ini memang memerlukan izin khusus hanya untuk
bisa beribadah di kota suci tersebut.
Dalam dua tahun
berturut-turut, perayaan Minggu Suci dan Paskah di Yerusalem berlangsung dalam
pembatasan ketat. Gereja-gereja membatalkan parade dan prosesi tradisional,
membatasi aktivitas pada doa dan liturgi.
Di tengah tekanan dan
pembatasan, Patriark Ortodoks Yunani Yerusalem, Theophilos III, tetap memimpin
doa penerimaan “Api Suci” di Gereja Makam Suci.
Api ini secara simbolik
dibagikan ke gereja-gereja di Palestina dan wilayah lain, termasuk ke komunitas
diaspora Kristen di berbagai negara.