![]() |
Penenun Belu Menimba Ilmu di Tanah Sumba |
Ketiga
penenun itu yakni, Oktoviana Hati asal Kelurahan Lidak, Kecamatan Atambua
Selatan, Nofiana Hendriques Fernandes dan Selviana Soi Lae asal Desa Kabuna,
Kecamatan Kakuluk Mesak.
Dalam acara
pembukaan pelatihan yang digelar pada 27 Mei 2025, Ketua Dekranasda Belu, Ny.
Vivi Ng Lay, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Bank NTT Cabang
Atambua atas komitmen dan dukungannya terhadap program-program Dekranasda.
“Kami
percaya bahwa pewarnaan alam bukan hanya tentang estetika, tetapi juga tentang
identitas dan kelestarian lingkungan. Besar harapan kami, setelah kembali ke
Belu, para penenun ini dapat menularkan ilmu yang mereka peroleh kepada
komunitas penenun lainnya,” ujar Ny. Vivi Ng Lay dalam sambutannya di Sumba
Timur.
Selama
empat hari, dari tanggal 27 hingga 30 Mei 2025, para penenun dibimbing langsung
oleh maestro pewarnaan alam Indonesia, Kornelis Ndapakamang, di Sanggar Tenun
yang telah lama dikenal sebagai pusat pembelajaran dan pelestarian teknik
pewarnaan tradisional.
Tak hanya
mengikuti pelatihan di ruang kelas dan bengkel kerja, para peserta juga diajak
meninjau kebun pewarna alami dan melihat langsung proses produksi tenun khas
Sumba. Kunjungan ini turut dihadiri oleh Ketua Dekranasda Belu Ny. Vivi Ng Lay
dan Wakil Ketua Dekranasda Ny. Avi Gonsalves, yang menyaksikan langsung
semangat dan antusiasme para penenun dalam menyerap ilmu.
Melalui
inisiatif ini, Dekranasda Belu berharap para pelaku tenun ikat di perbatasan
dapat semakin berdaya, tidak hanya dalam menjaga nilai budaya, namun juga dalam
membuka peluang ekonomi melalui produk tenun yang berkualitas tinggi, ramah
lingkungan, dan memiliki daya saing di pasar nasional maupun internasional. *** rri.co.id