Penyegelan dilakukan
sebagai bentuk protes atas ketidakpuasan terhadap hasil pengumuman seleksi
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) paruh waktu.
Sejumlah guru honorer
yang sudah mengabdi belasan tahun mengaku kecewa karena nama mereka tidak
tercantum dalam daftar kelulusan, meski merasa memiliki nilai tes yang cukup
tinggi.
Akibat aksi tersebut,
aktivitas belajar mengajar di SDN Oevetnai terhenti. Para siswa terpaksa
dipulangkan ke rumah masing-masing hingga ada kejelasan dari pemerintah daerah.
Guru honorer mendesak
Pemerintah Kabupaten Malaka segera memberikan penjelasan rinci terkait hasil
seleksi. Mereka juga menyoroti rendahnya apresiasi terhadap tenaga honorer yang
selama ini hanya menerima insentif minim.
Para guru menyatakan
penyegelan akan tetap dilakukan hingga ada kepastian dan keadilan bagi tenaga
honorer yang sudah lama mengabdi di pelosok. *** korantimor.com
