Di sepanjang 2025, kami
belajar bahwa hidup tidak selalu memberi jawaban atas semua pertanyaan. Ada
rencana yang harus berubah di tengah jalan, ada harapan yang tertunda, bahkan
ada doa yang terasa lama untuk menemukan waktunya. Namun justru di sanalah kami
menemukan makna terdalam: bahwa kebersamaan bukan tentang selalu bahagia,
melainkan tentang tetap saling menggenggam ketika keadaan tidak berpihak.
Sebagai suami dan
istri, saya dan Febiana banyak belajar tentang kesabaran. Kami belajar
mendengarkan lebih dalam, bukan sekadar mendengar. Kami belajar bahwa cinta
tidak selalu hadir dalam kata-kata indah, tetapi dalam sikap saling memahami,
memaafkan, dan bertahan. Tahun ini mengajarkan kami bahwa rumah tangga adalah
perjalanan spiritual—tempat ego perlahan dilebur, dan tanggung jawab tumbuh
menjadi bentuk cinta yang paling nyata.
Felisha dan Felin
adalah cahaya yang menuntun kami melewati hari-hari paling lelah. Dari tawa
mereka, kami belajar kembali tentang kesederhanaan hidup. Dari pertanyaan polos
mereka, kami diingatkan bahwa dunia masih menyimpan keajaiban. Tahun 2025
mengajarkan kami bahwa mendidik anak bukan sekadar menyiapkan masa depan
mereka, tetapi juga memperbaiki diri kami hari demi hari, agar pantas menjadi
teladan.
Ada momen kehilangan,
ada kekecewaan, ada juga kegagalan yang memaksa kami menunduk. Namun kami
belajar bahwa jatuh bukanlah akhir, melainkan undangan untuk bangkit dengan
cara yang lebih bijaksana. Tahun ini mengajarkan kami untuk berdamai dengan
proses, menerima bahwa tidak semua hal harus dipahami sekarang, karena waktu
selalu tahu kapan menjelaskan.
Di sisi lain, 2025 juga
memberi kami rasa syukur yang sederhana namun mendalam: masih diberi kesehatan,
masih diberi kesempatan untuk bekerja, belajar, dan pulang ke rumah yang sama.
Kami belajar bahwa cukup bukan berarti sedikit, melainkan merasa damai dengan
apa yang ada. Dalam doa-doa sunyi di malam hari, kami belajar menyerahkan apa
yang tak sanggup kami kendalikan.
Kini, di ambang 2026,
kami tidak datang dengan tuntutan besar pada hidup. Kami datang dengan hati
yang lebih dewasa. Kami berharap bisa menjadi keluarga yang lebih sabar dalam
perbedaan, lebih kuat dalam cobaan, dan lebih rendah hati dalam keberhasilan.
Biarlah 2026 menjadi tahun di mana kami melangkah dengan kesadaran bahwa hidup
bukan perlombaan untuk saling mendahului, tetapi perjalanan untuk saling
menemani.
Kami ingin mengisi
hari-hari ke depan dengan nilai yang sederhana namun bermakna: kejujuran dalam
kata, ketulusan dalam tindakan, dan kasih yang tidak bersyarat. Jika kelak
badai kembali datang, biarlah kami menghadapinya dengan iman dan kebersamaan,
sebab kami percaya—selama kami berjalan bersama, tidak ada tahun yang
benar-benar sia-sia.
Dengan syukur yang
dalam dan harapan yang tenang, kami menutup 2025 dan melangkah ke 2026, bukan
sebagai keluarga yang sempurna, tetapi sebagai keluarga yang terus belajar
mencintai kehidupan.

