KAKI MELANGKAH DI JALAN SETAPAK
Matahari
mulai nampak lelah. Lambat lambat kakinya layu menjangkah. Senja pun datang,
memintanya untuk membekuk benak yang lagi tak berawan.
Petang
sedang membenamkan diri. Pada kolam bertajuk jingga. Di sisi gunung gunung yang
menjulang. Sebaiknya ia rebah. Menyantap terik sisa sisa siang yang meradang.
Terik terlampau pelik. Merintiklah...
Lantas
pupilku merajuk. Pada kerumunan pipit kepulan debu yang dibawa angin. Terbang
mengangkasa. Menjelajahi nirwana dengan sayap sayapnya yang tenang. Kurimbunkan
mata. Pada jelajah langit yang membentang. Surya memendar...
Memandanginya
pada segumpalan awan. Di jalanan setapak, kaki kaki saling memijak. Tanah kering
retak dan panas, penuh debu. Diantara hari dan kelam. Daun telinga kita saling
mendengarkan.
Jalan siang ini begitu menyengat telapak yang tanpa alas
mencoba menelusuri
sebongkah batu kecil menggangu pikirku yang sedang melayang entah kemana
ahh..kau ini kacaukan semua
pikirku berujar padanya yang tak pernah tahu
sedikit bernafsu ku ayunkan kakiku padanya
melemparkannya pada tempat yang ia juga masih tak tau
apa salahku?
mungkin itu yang ia pikirkan yang aku juga tak pernah tau
ia juga tak tau apa sebab ia ada pada jalanku
kucoba singkirkan dan di lain waktu ia juga yang entah oleh siapa ia ada di
jalanku..
lalu aku sadar bahwa semua dicipta baik
batu kecil yang tak pernah tau juga dicipta baik
biarpun ada di jalanku menusuk kakiku
lalu terbayang olehku taman di depan rumahku
berdiri banyak bunga berbagai rupa
tak begitu luas memang, hanya sekedar menggoda mata saja
batu batu kecil berserak sedikit dihambur saja
batu batu kecil yang pada letak lain menusuk kakiku
dihambur sedikit saja pada tamanku tak lagi menusuk kakiku
tak pula menusuk mataku
malah dalam tamanku menambah goda bagi mataku..
bahwasanya semua dicipta baik adanya
tak pelak juga si batu kecil yang tak pernah tau itu…
Tanyakan pada mentari, ia jawab terik…
Tanyakan pada air sungai yang kusebrangi, ia jawab irama alirannya menujua
muaranya…
Tanyakan pada senja, ia jawab lembayung…
Maka lelaplah dengan tanya yang pada awang-awang ia tergantung
Lihatlah awan yang berarak,
tampak tenang serempak
Lihatlah raut Cappadocia,
tampak tajam dalam diam
Maka sunyilah makna yang mengendap pada tutur yang terlantur
Medio Harekakae, 16 Agustus 2020
D’Numb Park, a sweet place