When You Love Someone: Beda Jatuh Cinta dengan Mencintai Seseorang

When You Love Someone: Beda Jatuh Cinta dengan Mencintai Seseorang

 

CINTA: MENCINTAI DAN DICINTAI


Salah satu hal yang didambakan perempuan dalam suatu hubungan adalah mendapatkan cinta yang membuat Anda merasa berharga dimata seseorang. Anda tentu butuh rasa aman, merasa diinginkan, dan berharga, namun pada kenyataannya tidak satupun hubungan percintaan bisa berjalan mulus tanpa gangguan. Keyakinan bahwa pasangan akan melakukan apapun yang membahagiakan Anda -karena ia mencintai Anda- ternyata tak selamanya dapat dibuktikan. Oleh karena itu, pikirkan sejenak pertanyaan ini, "Apakah penting bagi Anda untuk memberikan cinta kepada seseorang yang mencintai Anda?" atau pertanyaan "Mana yang lebih penting, menjadi orang yang dicintai, atau mencintai diri sendiri dan orang lain?", atau "Mana yang sebenarnya lebih penting, dicintai atau mencintai?"

 Dicintai

Mungkin Anda akan berkeyakinan, lebih baik dicintai, dan bukan mencintai. Keyakinan ini disebabkan, banyak orang merasa tidak dicintai saat masih anak-anak, dan orangtua dianggap tidak bisa menjadi contoh baik untuk anak-anaknya. Rasa haus akan cinta pun dilampiaskan saat beranjak dewasa, ketika Anda percaya bahwa menjadi orang yang dicintai akan membuat Anda merasa lebih baik. Akibatnya, Anda percaya bahwa dengan dicintai Anda akan memiliki perasaan terbaik tentang diri mereka sendiri. Hal ini tidaklah salah, namun pikirkan lagi, mengapa Anda ingin diri Anda terasa berharga bagi orang lain? "Bisa jadi ini menjadi pertanda bahwa orang ini tidak menghargai diri sendiri, ia percaya bahwa satu-satunya cara untuk merasa berharga adalah ketika ada seseorang yang mengasihi dan mencintai dirinya," ungkap Dr Margaret Paul, PhD, pakar hubungan dan pernikahan, dalam artikelnya yang berjudul Which Works-Getting Love or Being Loving?. Memang, setiap orang ingin merasa dicintai. Namun ketika Anda hanya menuntut untuk dicintai, yang terjadi hanyalah hubungan sepihak. Pasangan jadi merasa tidak dihargai dan tidak dicintai. "Karena Anda berdua berada dalam posisi yang sama-sama ingin mendapatkan cinta, saat itu Anda mungkin merasa telah memilih pasangan yang salah, dan akhirnya mengakhiri hubungan. Atau, berusaha lebih keras untuk mengendalikan cinta pasangan Anda," ungkap Dr Margaret. Selama Anda berdua tidak saling menghargai dan mencintai diri sendiri terlebih dahulu, Anda akan terus mendapat kekecewaan karena merasa tidak dicintai oleh siapapun.

 Mencintai

 Dengan niat yang tulus untuk mencintai orang lain, Anda belajar untuk bertanggung jawab untuk mencintai diri sendiri dan orang lain, serta bertanggung jawab atas perasaan Anda. Dengan mencintai berarti Anda belajar untuk mencurahkan perhatian, kasih sayang, dan menghargai orang lain. Tujuan Anda menjalin hubungan tidak lagi mencari seseorang yang melulu memberi segala sesuatu untuk Anda, tetapi juga memberikan apa yang Anda miliki untuk dirinya. Anda melihat hubungan sebagai kesempatan untuk tumbuh, bermain, dan berbagi cinta dengan orang lain. Bila niat Anda menjalin hubungan adalah untuk mencintai, Anda tidak melihat hubungan sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan Anda, karena cinta tidak membutuhkan imbalan dari orang lain. Cinta sejati adalah memberi, mengasihi, memahami, dan bukan meminta. Secara otomatis, ketika Anda mencintai dan memberi cinta kepada diri sendiri dan orang lain, maka Anda akan dicintai oleh banyak orang, tak terbatas pada pasangan Anda saja. Bagaimana dengan Anda?


Ada berbagai corak dalam perjalan sebuah hubungan antara lelaki dengan wanita yang mengatasnamakan cinta. Tapi hanya sedikit sekali yang berhasil mempertahankan dan mencapai tujuannya yaitu "KEBAHAGIAAN".
 
 Untuk itulah, pada kesempatan ini, saya mencoba membuka bebrapa hal yang menjadi pola perjalanan suatu hubungan cinta, yang dengan itulah saya dapat menarik kesimpulan dan mendapatkan hikmah atau nasihat bagaimana seharusnya perasaan cinta itu dijaga, di pupuk dan diperjuangkan untuk meraih Kebahagiaan.
 
 Sahabatku yang budiman

 Tapi seiring waktu, kalian akan sadar: ketertarikan fisik semata tak akan mampu membuat hubungan tahan lama. Kesamaan pola pikir dan visi serta konsistensi-lahyang bisa membuat sebuah hubungan terus berjalan.


 Apa yang lebih menyakitkan dari mencintai orang yang ternyata tidak sungguh-sungguh mencintaimu? Yup, pernah merasakan cinta yang BERTEPUK SEBELAH TANGAN atau BERAT SEBELAH, memang sebuah pengalaman yang tidak mengenakkan.

 Mencintai orang yang tidak bisa membalas perasaanmu sebagaimana kamu mencintainya, sesungguhnya akan membuatmu banyak belajar tentang cara mengasihi yang tulus.


 Bila kamu termasuk orang yang tulus, kamu harus memahami bahwa "Tidak pernah ada perasaan yang bisa dipaksakan."


 Jika kamu memang benar-benar mencintai seseorang, kamu hanya perlu memberikan yang terbaik tanpa harus mengharap balasan. Bukankah pada akhirnya cinta adalah sebuah kerja memberi?


 Sakitnya pengalaman mencintai orang yang tidak kembali mencintaimu atau cintamu begitu besar kepadanya sedangkan dia menganggap hal itu biasa saja, ini akan menggemblengmu jadi orang yang lebih bijak. Ketika kelak kamu bertemu dengan kekasih yang juga mencintaimu, kamu akan bisa lebih menghargai keberadaannya.
 
 Sebelum berlabuh di sakralnya KOMITMEN PERNIKAHAN, kebanyakan orang pernah mengalami ketimpangan rasa dalam sebuah hubungan. Kamu akan merasakan tidak nyamannya jadi orang yang sangat mencintai pasanganmu, sementara pasanganmu hanya mencintaimu dalam takaran kasih yang standar.
 
 Pengalaman selingkuh dan diselingkuhi akan membuatmu jadi orang yang lebih menghargai komitmen. Kamu akan sadar betapa besar dampak yang bisa dihasilkan dari sebuah ketidaksetiaan. Kamu sudah tidak lagi mau disakiti dan menyakiti orang dengan tidak terhormat macam dulu lagi.
 
 Sebelum memahami arti komitmen yang sesungguhnya, kamu akan menjalani sebuah hubungan CINTA YANG TIDAK MEMILIKI TUJUAN YANG JELAS. Kamu hanya merasa tertarik dengan kekasihmu, baik secara fisik maupun intelektual. Kemudian, kamu dan dia memutuskan untuk menjalani hubungan romantis karena kuatnya ketertarikan yang kalian rasakan.
 
 Rasa tertarik tersebut membuatmu buta terhadap perbedaan dan tujuan masa depan. Hubungan cinta ini kemudian bertransformasi menjadi sebuah ikatan yang hanya dijalani, tanpa punya tujuan akhir.


 Saat sudah makin berumur dan sudah tahu mau membawa hidup ke arah mana, hubungan macam ini biasanya akan berakhir dengan sendirinya.
 
 Pada satu masa, kamu akan bertemu dengan pasangan yang nampaknya bisa diajak membangun masa depan bersama. Kalian sudah sama-sama mapan. Visi misi yang dimiliki juga sepadan. Di matamu sudah tergambar bagaimana masa depan akan kalian jalani bersama, atau keluarga macam apa yang akan kalian bangun nantinya.


 Tapi, kenyataan kemudian berkata lain. Kamu dan dia harus berpisah karena suatu hal. Kecewa dan sedih jelas kamu rasakan. Harapan besar yang selama ini sudah kalian gadang-gadang terpaksa dihancurkan.


 Pengalaman ini akan meninggalkan lubang kekecewaan yang besar dalam dirimu. Tidak jarang kamu akan berubah jadi orang yang lebih berhati-hati setelah merasakan kegagalan semacam ini.


 Kenapa kamu Susah Melupakan MANTAN PASANGAN yang Masih Kamu Cintai Dengan Dalam


 Dari berbagai orang yang hadir dalam kehidupan cintamu, akan ada satu yang jejaknya paling membekas. Jika kenangan dengan mantan-mantan sebelumnya tidak bertahan lama, kebersamaan dengan mantan pasanganmu yang satu ini akan terasa lebih sulit untuk dilupakan.


 Barangkali dialah yang menurutmu benar-benar bisa mencintaimu dengan tulus. Atau karena perasaanmu padanya memang sudah tumbuh sedemikian dalamnya. Melupakan mantan pasangan yang kamu kasihi dalam-dalam ini butuh kerja keras dan niat ekstra.


 Perlu proses panjang, Ketegaran dan Konsisteni sebelum kamu bisa lepas sepenuhnya dan kembali melanjutkan hidup.

 
 Berbagai pengalaman cinta yang kamu rasakan bisa membuatmuSKEPTIS terhadap sebuah hubungan romantis. Kamu TIDAK LAGI PERCAYA bahwa ada hubungan cinta yang bisa bertahan lama. Kegagalan dan kekecewaaan yang mendera membuatmu berhati-hati untuk kembali membuka hati bagi orang lain.
 
 Kamu Tidak Lagi Mudah Membuka Hati Untuk Orang Lain, Merasa Sanggup Hidup Sendiri

 Di titik ini kamu akan merasa bahwa kesendirianmu ternyata jauh lebih nyaman dibandingkan dampingan pasangan. Kamu akan memilih untuk single selama beberapa saat --- memberikan hatimu waktu untuk sembuh dari luka yang selama ini menghajarnya tanpa henti.


 Pada momen ini pula kamu akan banyak belajar tentang bagaimana mengandalkan diri sendiri. Ternyata tidak selamanya kamu membutuhkan orang yang selalu ada di sisimu. Keberadaan dirimu sendiri sudah cukup untuk bertahan.
 
 KEGAGALAN, KEKECEWAAN dan RASA SAKIT yang dihasilkan dari sederet hubungan cinta yang kamu alami tanpa sadar menumpuk dalam dirimu. Meninggalkan luka yang perlu disembuhkan. Akan ada masanya kamu tidak bisa memaafkan dirimu sendiri, lebih lagi mantan pasangan. Kamu terus menyesali apa yang telah terjadi.


 Dalam fase ini kamu akan berusaha berdamai dengan perasaan-perasaanmu sendiri. Menerima kesalahan dan kebodohanmu di masa lalu sebagai sebuah bagian hidup. Mengakuinya sebagai hal yang turut ambil andil dalam membentuk kepribadianmu saat ini.

 Proses "BERDAMAI" dan "SELESAI" dengan diri sendiri ini sangat penting untuk dijalani, sebelum kamu membuka diri untuk menerima orang baru dalam hidupmu.
 
 Itu tadi beberapa perjalanan cinta yang kemungkinan besar akan kamu alami sebelum siap memasuki jenjang pernikahan. Kalau kamu sudah ingin sekali menikah, persiapkan diri ya untuk menghadapi momen-momen ini. Semoga kehidupan
cintamu menyenangkan!

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama