MENGGAPAI CINTA
SEJATI DI ZAMAN NOW
(Kebijakan Hidup
di Jalan Setapak Perjalanan)
Cinta adalah sesuatu yang unik dan tiada seorangpun yang bisa
mendefinisikannya secara pasti. Ia adalah segala sesuatu yang indah dan selalu
menciptakan kerinduan yang mendalam di hati. Tak ada seorang pun yang bisa
mendatangkan cinta atau menghindar dari kedatangannya. Karena cinta itu adalah
cinta dan sekaligus sebagai penguasanya.
Janganlah
engkau menjauh dari cinta, karena ia akan terus mencengkeram jiwamu dan engkau
pun akan dibuatnya bertekuk lutut. Engkau tidak akan berdaya dihadapannya,
karena sejatinya engkau pun akan selalu membutuhkannya. Engkau hanya bisa
merasakan kesepian dan derita saat tak bersamanya. Dan akan terus seperti itu,
sampai dirimu mau menerimanya atau justru mati karenanya.
Cinta
bukanlah yang membuat hatimu merasakan sakit, tetapi justru dirimulah yang
menyakiti cinta. Engkau tidak mau lagi bersamanya dalam ketulusan, sehingga ia
pun pergi menjauh dari hidupmu. Dirimu tak sudi lagi membawanya dalam setiap
tindakan yang ikhlas, karena itu ia pun pergi meninggalkanmu dan engkau pun
akan merasakan penderitaan di hati. Dan itu akan bertambah menyakitkan, saat orang
yang kau cintai pun pergi karena kesombonganmu.
“Jatuh
cinta itu bisa memberikan kekuatan untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan
ini. Jatuh cinta akan membuat diri untuk terus merindu kepada yang di kasihi
hanya dengan ketulusan. Sehingga cinta pun memang begitu indahnya bagi yang
benar-benar mencintai”
Ya.
Siapa yang tidak tahu tentang cinta? Tetapi sebenarnya ada berapa orang yang
benar-benar mengenali sejatinya cinta itu? Orang banyak mengatakan bahwa ia
sedang atau telah mencintai, namun apakah ia sudah menerima cinta itu tanpa
dibarengi dengan niat pamrih? Berapa banyakkah pribadi yang bisa menjalani
hidupnya dengan tanpa ada rasa iri, dengki dan benci kepada yang lainnya?
Berapa banyakkah sosok yang hidup dengan tidak mengedepankan ego pribadi dan
keangkuhan dirinya? Berapa banyakkah diri yang menjalani kehidupannya dengan
berdasarkan kasih dan sayang yang tulus? Atau berapa banyak pula sosok yang
telah menjalani hidupnya hanya demi pengabdian dan kebaikan bersama?
Sungguh,
banyak yang hanya bisa berbicara tanpa mengerti apa yang ia bicarakan. Banyak
yang pandai mengolah kata-kata tentang cinta, namun sebenarnya ia tidak pernah
paham dengan itu semua. Jika ia mengerti seharusnya ia sudah menjalaninya dalam
setiap hari-harinya. Jika ia memang paham, semestinya ia sudah membuktikan
ketika hidup bersama kekasihnya atau di tengah-tengah masyarakatnya. Bahwa
hidup dengan cinta itu artinya tiada lagi kemunafikan, dusta, dan kezaliman.
Karena yang ada hanyalah kasih sayang, toleransi, gotong royong dan kejujuran.
Tetapi
kenyataannya adalah masih begitu banyak yang senang berdusta padahal ia sering
mengatakan cinta. Banyak yang hanya mengobarkan janji-janji yang menipu atas
nama cinta. Ia tidak benar-benar mencintai, karena yang ia lakukan hanya untuk
mendapatkan keuntungan sesaat duniawi (harta dan jabatan). Bahkan sebenarnya ia
pun tidak pernah mengerti tentang apa sebenarnya cinta itu, sebab tak ada yang
ia inginkan kecuali kesenangan syahwat belaka. Dan itu terkadang di lakukan
meski harus dengan jalan kekerasan atau peperangan.
O…
Cinta itu adalah kekuatan yang tiada batas dan dunia bisa berubah karena masih
adanya cinta. Cinta adalah penyokong hidup dari setiap makhluk agar ia bisa
semakin baik dan benar dalam hidupnya. Namun ketika tiada lagi kebaikan yang
meningkat setelah seseorang mengatakan cinta, maka itulah tandanya kebohongan.
Karena seorang yang mencintai dengan cinta yang murni, tentunya ia akan selalu
menginginkan kebaikan bagi orang yang dicintainya. Tidak hanya kepada
kekasihnya saja, tetapi kepada siapapun di sekitarnya (manusia, hewan, tumbuhan
dan alam). Dan itu ia lakukan atas dasar pengabdian yang tulus, bukan hanya
karena ingin mendapatkan sesuatu (pamrih). Karena ia telah benar-benar
mencintai yang ia cintai dengan sepenuh hatinya.
Cinta
bisa jadi menjadi anti depresi terbaik karena salah satu sumber yang paling
umum dari depresi adalah merasa tidak dicintai. Kebanyakan mereka yang
menderita depresi tidak mencintai diri mereka sendiri dan mereka juga tidak
merasa dicintai oleh orang lain. Mereka juga sangat berfokus pada diri sendiri,
membuat mereka menjadi kurang menarik bagi orang lain yang pada akhirnya justru
merampas kesempatan mereka untuk mempelajari ketrampilan cinta.
Ada
sebuah mitos dalam budaya kita bahwa cinta terjadi begitu saja. Sebagai
hasilnya, banyak orang yang tidak melakukan apa-apa selain menunggu agar
seseorang mencintai mereka. Tapi cinta tidak bekerja seperti itu. Untuk
mendapatkan cinta dan mempertahankan cinta, Anda harus bergaul secara aktif dan
mempelajari berbagai ketrampilan khusus.
Banyak
dari kita yang mendapatkan ide mengenai cinta dari kisah-kisah fiktif dengan
akhir ‘bahagia selamanya’. Dan konsekuensinya adalah ketika kita menemukan
‘cinta sejati’, kita menjadi kesal dan kecewa karena ada banyak hal yang tidak
sesuai dengan konsep cinta yang kita pahami. Beberapa dari kita mungkin
mencintai dengan banyak menuntut dan megendalikan. Kita ingin agar orang lain
melakukan apa yang menurut kita sebagai cinta romantis yang ideal, tanpa
menyadari bahwa idealisme kita itu salah adanya.
Merubah
pemahaman seseorang akan cinta tidak hanya mungkin tapi sangat diperlukan untuk
menangkal depresi. Berikut ini adalah strategi tindakan untuk mendapatkan lebih
dari apa yang Anda inginkan di dalam kehidupan – untuk mencintai dan dicintai.
Memahami
perbedaan antara obsesi dan cinta. Obsesi adalah kondisi psikologis yang
merujuk pada perasaan tergila-tergila yang mendalam. Obsesi adalah tahap
pertama dari daya tarik menggila dimana semua hormon mengalir dan merasa sangat
benar. Rata-rata obsesi dapat berlangsung selama enam bulan. Obsesi memang
dapat berkembang menjadi cinta. Cinta sebagian besar dimulai dari obsesi, tetapi
obsesi tidak selalu berkembang menjadi cinta.
Memahami
bahwa cinta adalah ketrampilan yang dipelajari, bukan sesuatu yang berasal dari
hormon atau emosi tertentu. Erich Fromm menyebutnya “sebuah tindakan
berkehendak”. Jika Anda tidak mempelajari ketrampilan cinta, hampir dapat
dipastikan Anda akan merasa tertekan. Bukan saja karena Anda tidak akan
memiliki banyak rasa cinta, tapi juga karena Anda akan mengalami banyak
kegagalan.
Pelajari
ketrampilan komunikasi yang baik. Ketrampilan komunikasi ini merupakan cara
bagi Anda untuk mengembangkan kepercayaan dan mengintensifkan koneksi. Semakin
baik Anda dapat berkomunikasi, semakin kecil resiko Anda akan merasa tertekan
karena Anda akan merasa dipahami dan dimengerti.
Selalu
terdapat perbedaan mendasar di antara dua pribadi. Tak peduli seberapa dekat
atau seberapa baik hubungan Anda dengannya, jika hubungan Anda berdua berjalan
di jalur yang tepat, perbedaan-perbedaan itu pasti akan muncul ke permukaan.
Masalah pun kemudian dapat dijadikan alat untuk mengidentifikasi perbedaan dan
menegosiasikannya sehingga hubungan Anda tidak akan semakin menjauh atau bahkan
membunuh hubungan yang telah terjalin.
Anda
harus memahami latar belakang pasangan Anda, siapa dia sebenarnya, dan
bagaimana Anda dapat mewakili diri Anda. Ketika perbedaan ini Anda kenali, Anda
harus mampu bernegosiasi dan berkompromi terhadap perbedaan sampai Anda
menemukan kesamaan mendasar yang membuat Anda berdua dapat menjalaninya
bersama-sama.
Fokuslah
pada kebutuhan orang lain. Daripada fokus pada apa yang akan Anda dapatkan dan
bagaimana Anda seharusnya diperlakukan, bacalah kebutuhan pasangan Anda. Apa
yang benar-benar diperlukan pasangan Anda? Ketrampilan ini menjadi suatu hal
yang sangat sulit dipelajari di tengah budaya yang berpusat pada diri sendiri
seperti budaya masyarakat modern masa kini.
Membantu
orang lain. Depresi membuat seseorang begitu terfokus pada diri mereka sendiri
sehingga mereka tidak memperhatikan kondisi di luar mereka yang membuat mereka
belajar untuk mencintai. Semakin Anda dapat berfokus pada orang lain dan
belajar meresponi untuk memenuhi kebutuhan orang lain, semakin baik ketrampilan
yang Anda miliki untuk mencintai dan dicintai.
Kembangkan
kemampuan untuk mengakomodasi realitas yang berkesinambungan. Kenyataan yang
dihadapi pasangan Anda sama pentingnya dengan apa yang Anda hadapi, dan Anda
perlu menyelami hal itu sebagai pengalaman Anda sendiri. Apa yang sesungguhnya
mereka katakan, apa yang sesungguhnya mereka butuhkan? Orang yang depresi hanya
berpikir bahwa satu-satunya kenyataan adalah kenyataan yang membuat mereka
depresi.
Sensitivitas
terhadap penolakan adalah hal utama dari depresi. Sebagai konsekuensi dari
rendahnya harga diri, setiap penyimpangan hubungan ditafsirkan terlalu pribadi
sebagai bukti dari ketidakmampuan. Jika Anda merasa cepat tertolak oleh
perilaku pasangan, Anda kemudian akan merasa bahwa perlakuan seperti itu memang
layak Anda terima. Namun sebenarnya penolakan itu berasal dari Anda sendiri,
dan perasaan tidak mampu sebenarnya adalah rasa depresi Anda yang sedang
menunjukkan diri.
Akuilah
bahwa teriakan di dalam Anda itu tidak nyata. Bicaralah kepada diri Anda
sendiri, “Saya tidak benar-benar ditolak, ini bukanlah bukti bahwa saya tidak
mampu dan telah melakukan kesalahan” atau “Ini bukanlah tentang saya, ini
hanyalah sesuatu yang saya tidak tahu bagaimana melakukannya dan sekarang saya
akan belajar.” Ketika Anda membingkai situasi dengan sesuatu yang lebih
memadai, Anda dapat bertindak lagi dengan cara yang efektif dan Anda dapat
menemukan serta mempertahankan cinta sejati yang Anda butuhkan.