Sajak Si Tukang Fitnah
Bicaramu kian buas mencederai siapa saja.
Hingga orang-orang berlarian sembunyi ke dalam rumah, mengunci pintu, menutup
daun telinga.
Si tukang fitnah si tukang fitnah di
mimbar ia sering bicara, ludahnya bagai lahar menghanguskan, lidahnya bercabang
dua, mulutnya moncong serigala.
Si tukang fitnah mulutnya berbisa, ia tak
senang dengan kebaikan, ia tak perduli tak juga toleran. Si tukang fitnah
mulutnya racun, racun pembunuh kehidupan.
Si tukang fitnah pemutar balik fakta,
mencari celah mencari kesalahan. Darahnya api tak dapat di padamkan, matanya
telah buta tak mampu lagi melihat kenyataan.
Ia bangkit dari kegelapan, sombong dengan
dada di busungkan, kata-katanya tak bisa di pegang, kata-katanya penuh umpatan.
Ia bagai kawat berduri merintangi jalan kebenaran.
Saya
tidak berafiliasi pada golongan atau organisasi apapun. Saya hanya seorang
rakyat jelata.
Jika ingin ikut
meramaikan sebuah pesta pastikan partisipasi anda membuat pesta tersebut lebih
meriah dan lebih banyak orang yang bergembira.
Jika bertemu dengan
orang lain, pastikan akhir interaksi anda dengan orang tersebut adalah sebuah
senyum yang hangat yang membuat orang tersebut tidak menyesal telah berjumpa
dengan anda.
Jika anda melakukan hal
buruk pada orang lain,pastikan anda meminta maaf agar tak ada penghalang antara
anda dengan surga.
Jika ingin mengeluarkan
suara (lisan maupun tulisan) pikirkanlah apakah yang akan anda katakan itu
baik, dapat membaikkan bagi anda dan orang lain dan dapat membawa kebaikan.
Jika tidak, diam adalah emas.
Kritik
Kritik menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah:
Kritik (noun)
kecaman, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap
suatu hasil karya, pendapat, dsb;
mengkritik
(verb) mengemukakan kritik; mengecam;
Pengkritik
orang yang mengkritik; orang yang mengemukakan kritik
Kritik membangun
dan kritik tidak membangun.
Kritik membangun
menurut KBBI adalah kritik yang bersifat memperbaiki.
Menurut WikiHow, Kritik
membangun dapat meningkatkan perilaku tertentu tanpa menyerang pribadi sehingga
harga diri tetap ada.
Kritik tidak membangun
akan merendahkan, mendiskreditkan dan menyakiti orang lain.
Tentu saja batas antara
kritik membangun dengan kritik tidak membangun sangat tipis. Tergantung siapa
yang anda kritik, apa yang anda kritik, waktu yang anda pilih untuk memberi
kritik dan kondisi sekitar saat anda memberi kritik.
Sebagai contoh, anda
ingin memberi kritik membangun pada sahabat anda yang selalu bertengkar dengan
pasangannya.
Sebuah kalimat seperti
"hubungan kalian sudah tidak sehat, pertimbangkanlah untuk pergi ke
konselor perkawinan. Lebih baik melibatkan profesional yang dapat menjadi
penengah".
Kalimat kritik diatas
tidak ada menyerang pribadi, tidak memenangkan siapapun dan juga memberi saran
yang tepat sesuai dengan masalah yang terjadi.
Tetapi jika kondisinya
teman anda sedang sangat marah pada pasangannya, dia bisa merasa bahwa anda
menuduh pertengkaran mereka disebabkan oleh dirinya, sehingga dia adalah orang
yang harus bertanggungjawab untuk mengajak pasangannya ke konselor perkawinan.
Dia bisa salah faham.
Atau ketika teman anda
memiliki prinsip bahwa perkawinan adalah masalah yang sangat pribadi, maka anda
bisa jadi malah akan dimusuhi.
Atau jika anda memilih
memberi kritik pada saat sedang rapat didepan kolega lainnya, pasti anda akan
dibenci.
Sederhana, bahkan
sesuatu yang menurut anda baik dan benar, bisa terpeleset dan diartikan buruk.
Tapi, hal tersebut
bukan berarti tidak ada ruang sama sekali untuk kritik.
Berilah kritik yang benar -- benar akan membuat orang yang anda kritik menjadi
lebih baik. Paparkan juga pertimbangan baik dan buruknya. Itu adalah kewajiban
anda sebagai seorang teman, kolega, orang tua dan warga masyarakat.
Semua informasi
perlu waktu untuk dicerna, selama kritik anda ditujukan untuk mendorong
orang lain menjadi lebih baik, suatu saat mereka akan menyadari bahwa
yang anda katakan adalah benar.
Fitnah
Fitnah menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah:
Fitnah (noun)
perkataan bohong yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (seperti
menodai nama baik, merugikan kehormatan orang)
Kata-kata BOHONG perlu
digaris bawahi, bahwa ketika perkataan/pernyataan anda adalah sebuah
ketidakbenaran dan terselip niat agar orang yang anda ceritakan menjadi lebih
buruk, itu adalah golongan fitnah yang kejam. Bahkan untuk kebenaran yang
abu-abu, tapi memang dimaksudkan untuk merugikan orang tersebut, tetap itu
adalah golongan fitnah.
Kita mencari jalan
keluar yang spesifik dan jelas (dapat diidentifikasi) bagi semua perasaan marah
yang kita miliki. Ketika kita merasa tertekan, kita cenderung ingin
melampiaskan nya. Mengekspresikan nya dalam bentuk kebencian adalah salah satunya.
Kebencian adalah metode
paling sederhana untuk mengelola perbedaan. Mengelola perbedaan adalah tugas
yang berat. Orang yang dapat mengelola perbedaan dengan baik, biasanya lebih
berani dan memiliki keingintahuan untuk mengeksplor ketidakpastian dalam
hidup. Sebaliknya, orang yang gagal mengelola perbedaan dengan tepat,
lebih memilih membenci.
Karena membenci dapat
memberi energi. Seseorang yang merasa berdaya, memiliki motivasi dan sukses
tidak memiliki keinginan untuk membenci, karena mereka sudah memiliki energi
dalam diri mereka sendiri. Tapi bagi seseorang yang terjebak dalam
kegagalan, membenci dapat menjadi sebuah jalan pintas. Ketika kita merasa putus
asa, frustasi atau tidak memiliki kekuatan, membenci orang lain menjadi sebuah
cara untuk keluar dari semua perasaan buruk tersebut.
Kelihatan kan,
masalahnya bukan ada pada orang yang dibenci tapi lebih pada orang yang
membenci. Jadi sekarang jelas sekali, kritik dan fitnah tidak sama, bahkan
mereka tidak saling kenal. Karena kritik adalah memberi pendapat yang
keras terhadap apa yang terjadi beserta pertimbangan tentang baik dan
buruknya. Kebencian bukanlah landasannya, bahkan seringkali kritik muncul
seiring dengan kepedulian.
Sedangkan fitnah adalah
sengaja menciptakan kebohongan yang memang ditujukan untuk merugikan orang
lain. Kebencian adalah dasarnya dan mengaburkan semua penilaian
objektif kita terhadap orang lain. Fitnah tidak hanya merugikan orang yang
difitnah saja. Fitnah juga merugikan bagi orang yang menyebarkannya,
karena membenci itu membutuhkan energi yang
besar.
Fitnah memiliki
konsekuensi yang besar pula. Secara hukum anda dapat dijerat pasal Pencemaran
Nama Baik. Secara sosial, orang yang ketahuan telah memfitnah orang lain
merasakan sanksi sosial yang berat, terutama di era digital. Netijen itu
bisa sangat kejam bung!
Secara personal, ketika
anda memfitnah orang lain, anda telah menggali lubang didalam hati anda untuk
dimasuki oleh konten negatif. Lama kelamaan tertutup lah hati anda dengannya.
Lalu anda lupa bahwa yang anda lakukan adalah salah dan kemudian memfitnah
menjadi kebiasaan anda.
Berpikirlah sebelum
bertindak, tersandung itu biasanya karena kerikil bukan tembok. Bahkan apa yang
anda lihat dengan mata kepala sendiri, terkadang kebenarannya berbeda dengan
yang anda sangkakan.