ANTARA MEMILIH Vs DIPILIH ATAS NAMA
CINTA
(INSPIRASI JALAN SETAPAK)
Seseorang memberikan usul
efektif kepada saya, bila ingin memulai sesuatu bahasan, mulailah dari awal.
Wow. Solusi cerdas,Saya kira. Jadi, saya akan memulai dari awal. Saya memberi
judul pada tulisan ini “Antara Memilih dan Dipilih”. Apa yang terpikir oleh
kawan-kawan tentang hal itu. Oke, apa pun itu. Silahkan diekspresikan
masing-masing. Bagi saya, memilih dan dipilih merupakan 2 imbuhan yang berasal
dari satu kata, "pilih". Yang pertama dengan pembawaan aktif,
berikutnya bersifat pasif. Sesuatu yang sama atau hampir sama, karena keduanya
tidak benar-benar sama. Dengan banyak makna yang bertolak belakang.
Memilih.
Saya suka melakukan itu. Apa pun itu. Dan saya kira, suka atau tidak,
masing-masing kita melakukan itu. Saat menetapkan apa yang akan dimakan hari
ini, memesan apa di warung yang kita kunjungi bersama teman, atau pun arah mana
yang kita lewati untuk jalan pulang. Semuanya berhubungan dengan proses
memilih. Sesuatu yang terus kita lakukan, sering tak berkesan dalam hidup.
Namun menentukan arah hidup. Sepakat atau tidak, tidak perlu anda teriakkan,
cukup direnungkan saja sebagai bahan bagi diri sendiri.
Dipilih.
Sesuatu yang lebih bersifat pasif. Hal yang mudah, mungkin jauh lebih mudah
daripada memilih. Karena ini tidak mengakibatkan kita memutar otak terlalu
heboh. Saya coba mencari-cari sampel sederhana yang dapat menggambarkan
seseorang berada pada situasi dipilih. Dan yang saya dapatkan adalah, seperti
ini. Ketika saya mengirimkan berkas masuk Perguruan Tinggi, yang pada zaman
saya disebut melamar masuk Universitas. Saya merelakan diri saya sebagai
seseorang yang apakah dipilih atau tidak menjadi mahasiswa di PT tersebut.
Begitu tidak bertenaganya, saya hanya menunggu dan berharap-harap cemas. Karena
tidak ada lagi yang dapat saya lakukan selain menunggu serta berdoa. Jika
memang anda adalah seseorang yang mempercayai doa sebagai salah satu metode
yang dapat menghasilkan sebuah miracle dalam hidup anda. Ini angat tidak adil
ketika disatu sisi anda mempercayai bahwa manusia diberikan akal untuk berpikir
dan itu adalah yang membuat ia berbeda dari mahkluk yang lain. Dan di lain
kesempatan anda juga mempercayai bahwa dengan berdoa dan melakukan kegiatan
‘iseng-iseng berhadiah’ anda akan mendapatkan hal lebih tanpa perlu banyak
mengeluarkan tenaga. Jadi apakah dipilih kemudian menjadi hal yang
menyenangkan?
Antara memilih dan
dipilih. Nampaknya tidak ada perbedaan yang signifikan, selain yang satu berada
diujung kutub yang lainnya. Dan bahkan, yang begitu fantastis adalah, ketika
anda menentukan diri sebagai orang yang memilih atau pun untuk dipilih adalah
sebuah pilihan.
Pernah menonton film
berjudul Perahu Kertas?Jika pernah, apakah masih ingat dengan perkataan Ludhe
(Elyza Mulachela), keponakan Pak Wayan yang berhasil mengembalikan semangat
Keenan (Adipati Dolken) yang sempat kendor? Bagi yang masih ingat, mari kita
ulas salah satu kalimat yang diucapkan oleh Ludhe tersebut. Dan untuk pembaca
yang belum tahu, ada baiknya saya ulas dahulu perkataan yang saya maksudkan
tersebut. Saat Keenan memutuskan untuk memilih Ludhe sebagai pendamping
hidupnya, Ludhe berkata pada Keenan,"Cinta itu dipilih, bukan memilih."Latar
belakang terjadinya percakapan ini adalah karena Ludhe tahu jika sebenarnya
Keenan tengah jatuh cinta kepada Kugy (Maudy Ayunda). Sebenarnya kalimat
tersebut bukan serta merta keluar dari fikiran Ludhe, tapi ia menyadur kalimat
tersebut dari perkataan pakdhenya, Pak Wayan, yang juga mempunyai latar
belakang kehidupan cinta yang suram. Lalu, hal apa yang selayaknya dibahas
dalam ulasan kali ini?
Iseng-iseng di waktu
senggang, saya pernah bertanya kepada teman yang kebetulan masih menikmati
irama hidup dalam pencarian jati diri dan masa depannya. Pertanyaan saya
simple: "Mengapa cinta itu dipilih? bukan memilih?" dan jawabannya
pasti beragam. Setiap manusia mempunyai persepsi yang berbeda tentang semua hal
yang ditangkapnya, begitu pula dalam menanggapi pernyataan ini. Dan yang akan
saya paparkan kali ini bukanlah hasil riset saya tentang simpulan dari
'wawancara' saya, tapi yang akan saya ulas dalam tulisan kali ini adalah
pandangan saya sendiri tentang pernyataan tersebut.
Mengapa cinta itu dipilih?
Dalam kasus film tersebut menegaskan bahwa, Keenan telah memilih Ludhe sebagai
pendamping hidupnya. Menurut Ludhe, yang dialami oleh Keenan itu bukanlah
cinta. Ludhe menegaskan bahwa cinta itu dipilih, maka menurut pandangan Ludhe,
yang dinamakan cinta adalah ketika Keenan bersama dengan orang yang memilih
Keenan. Artinya, Keenan berada pada posisi dipilih, bukan memilih. Memilih
disini agaknya bukan dalam hal pilihan secara logika dan pikiran, akan tetapi
yang dimaksud dalam hal ini adalah memilih dalam hal hati dan perasaan. Kiranya
dalam membahas masalah ini, kita perlu menengok ulang apa hakikat hidup yang
diinginkan manusia. Manusia pada dasarnya senang berada dalam suasana hati yang
baik. Suasana hati yang baik akan terciipta jika lingkungan fisik dan sosial
yang melingkupi manusia tersebut sesuai dengan harapan si empunya keinginan,
atau paling tidak, tidak berseberangan. Untuk lebih memperjelas maksud dari
paparan ini, kita juga harus mengulas tentang sifat dan sikap dari pecinta.
Orang yang mencintai
sesuatu, akan mengusahakan hal-hal terbaik dan yang dilakukan agar orang atau
objek yang di cintai tersebut bahagia. Sebagai contoh, orang yang mencintai hp
barunya, maka orang tersebut akan mengusahakan segala sesuatu agar handphonenya
tetap terjaga kemulusannya. Begitu juga dengan manusia, seseorang yang
mencintai lawan jenisnya, akan mengusahakan sesuatu yang terbaik demi membuat
sang kekasih merasa nyaman berada disisinya, dan bahagia bersamanya. Sekarang,
kita kembali ke Laptop,Mengapa cinta dipilih? Logikanya, ketika kita dipilih
oleh seseorang, maka otomastis orang (hati) yang memilih kita itu adalah hati
yang benar-benar telah mencintai kita.
Maka ketika kita dipilih, istilahnya masa
depan kebahagiaan kita telah terjamin pada tangan orang yang mencintai kita
tersebut. Seperti ulasan di atas, orang tersebut akan mengusahakan kebahagiaan
kita bersamanya. Menilik logika yang telah dipaparkan di atas, maka kita akan
bisa membaca suatu kondisi bagaimana keadaan kita ketika kita mengartikan bahwa
cinta adalah memilih. Kata cinta itu dipilih, juga mengajarkan suatu arti akan
perlunya rasa sabar dan menerima pasangan hidup yang mencintai kita. Artinya,
lebih baik kita memaksa diri sendiri untuk menjadi lebih baik dari yang
sebelumnya, daripada memaksa orang lain (yang kita cintai). Salam