ENGLEK (HAKSEKE, Tetun) PERMAINAN
TRADISIONAL MASIH DIGEMARI HINGGA SAAT INI?
ia mulai menggambar
kotakkotak di tanah
lalu mencari pecahan batu
yang paling pipih
menunggu teman sepermainan
datang menyapa
untuk bertanding
tetapi lewat tengah hari
ia tetap sendiri
ia tak ingat kapan bermula
mungkin ketika temantemannya mulai
harus berangkat ke sekolah
atau mungkin ketika temantemannya mulai
mengerti arti tatanan
dari orangtua mereka
mungkin memang benar
kehidupan terbagi
atas strata-strata
dan ia berada
di strata
terbawah
: kehidupan yang tidak
perlu dijamah
tetapi bukankah ia tidak
bisa memilih di rahim
siapa ia akan bertumbuh
ia mulai menghapus
kotakkotak di tanah
lalu membuang pecahan batu
yang dari tadi ia genggam
pulang ke rumah
melupakan teman
yang tidak akan pernah datang
lagi
Engklek, permainan
anak-anak yang ada di beberapa wilayah Nusantara dengan nama-nama yang
berbeda. Ada yang menyebutnya cengkling, setatak, tejek-tejekan, marsitekka,
dan lain sebagainya. (anakmandiri.org 29 November 2019). Permainan ini
murah meriah.
Murah karena tak
memerlukan biaya untuk membeli alatnya. Hanya membutuhkan pecahan genteng, atau
sepotong kayu, atau apa saja yang bisa dijadikan gaco/ kuju (yang bisa
digunakan untuk dilempar). Meriah karena membuat anak-anak bergembira,
tertawa-tawa sambil berteriak-teriak.
Permainan engklek
dilakukan oleh anak-anak di halaman rumah yang tak berumput. Karena di tanah
itu akan digambar arena permainan engklek. Menggambarnya cukup dengan pecahan
genteng atau ranting kayu. Yang penting bisa terlihat dengan jelas. Gambarnya
pun sederhana, hanya terdiri beberapa persegipanjang dan persegi yang tak tentu
ukurannya. Garisnya pun tak perlu lurus, karena biasanya dibuat tanpa
menggunakan penggaris. Yang penting sudah berbentuk kotak-kotak.
Dengan hanya dua anak,
permainan ini sudah bisa dilakukan. Para pemain meletakkan gaco/ kuju di kotak pertama. Bagian yang ada gaco/
kujunya tidak boleh diinjak. Maka pemain harus melompat menuju kotak
berikutnya. Demikian selanjutnya, pemain harus melompat sampai ke kotak terakhir.
Pemain boleh menjejakkan dua kaki ketika sampai di kotak yang sejajar,
anak-anak menyebutnya dengan sayap. Setelah itu pemain berbalik lagi untuk
keluar dari kotak, sambil mengambil kujunya, dan melempar ke kotak berikutnya.
Aturan yang tak boleh
dilangggar yaitu, menginjak garis pembatas dan menginjak kotak yang ada
kujunya. Jika itu dilanggar maka pemain akan dinyatakan mati, sehingga harus
bergantian dengan pemain yang lain. Lama permainan tidak ada ketentuan, bisa
dilakukan sesuka hati. Batasan waktu yang sebenarnya adalah teriakan dari orang
tua masing-masing. Kalau salah satu orang tua dari pemain itu memanggil dengan
berteriak, maka para pemain biasanya akan segera membubarkan diri.
Permainan ini banyak
gunanya bagi anak-anak. Anak-anak mendapatkan kegembiraan bersama dengan
teman-temannya. Mereka bisa tertawa dan bercanda bersama.
Selain unsur
kegembiraan, permainan ini berguna bagi kesehatan. Dengan melompat
berkali-kali, otot-otot kaki akan menjadi kuat, anak-anak bisa mengeluarkan
banyak keringat yang merupakan salah satu cara alami untuk membuang racun
dari tubuh.
Permainan ini juga
memiliki unsur pendidikan. Yaitu kepatuhan dan sportifitas. Kepatuhan dalam
permainan ini akan mendapatkan sesuatu yang menyenangkan yaitu bisa melakukan
permainan selanjutnya. Hal yang mengajarkan bahwa sikap patuh memberikan
kenyamanan pada diri seseorang yang melakukannya. Sportif, mau menerima
kekalahan, dan mau memberi kesempatan kepada orang lain.
Permainan ini murah
meriah, dan banyak manfaat. Masih mungkinkah dilakukan anak-anak pada zaman
ini? Masih perlukah dimainkan oleh anak-anak di era digital ini?
Serunya Permainan Engklek (Hakseke,
read bahasa Tetun), Mengenal Teman Sebaya
"Ayo....Ayo....Ayo"
sorak sorai dari sekumpulan anak kepada temanya yang akan bermain engklek. Sang
anak yang sedang bermain menyiapkan drinya dengan menggunakan satu kaki,
kemudian melompat-lompat melewati lintasan yang sudah digambar dan dibuat oleh
teman sebayanya dan juga dirinya dengan berbagai bentuk.
Sang anak tersebut
berkonsentrasi untuk menyelesaikan lintasan itu menggunakan satu kaki dan
didampingi batu sebagai alat bantu permainan dan akhirnya anak tersebut dapat
menyelesaikan lintasan tersebut, kemudian bergantian dengan teman yang lain.
Salah satu permainan
tradisional yang masih lestari adalah permainan engklek. Dimana permainan ini
dimainkan oleh sekumpulan anak. permainan ini merupakan permainan yang dapat
mengenal teman sebaya dengan baik loh karena ketika membuat lintasan permainan
engklek perlu adanya kekompakan, kreativitas, dan kerja sama agar terbentuknya
lintasan yang bagus dan menantang.
Hal ini juga tidak
dilihat dari lintasan yang telah dibuat, tetapi dalam permainan ini terdapat
budaya yang baik yang disebut mengantri dalam memainkan permainan ini.
Sehingga dari sini kita dapat mengenal watak atau karakter teman yang kita ajak
bermain.
Watak atau karakter
teman sebaya akan terlihat ketika mengantri seperti ada yang rebutan, ada yang
sabar menunggu waktunya untuk bermain dan lain-lain. Sehingga permainan ini
bagus untuk mengenal teman sebaya dengan baik.
Engklek juga melatih
anak untuk akrab dengan teman sebaya sehingga menumbuhkan sikap saling
menghormati, menghargai, dan lain-lain yang berkaitan dengan teman. Teman akan
terlihat sifatnya ketika bermain bersama seperti petak umpet, engklek, dan
berbagai permainan tradisional yang berkaitan dengan teman sebaya dan melatih
motorik anak.
Maka permainan engklek
merupakan perminan tradisional indonesia yang mampu untuk mengenal teman sebaya
dengan baik. Jadi permaian indonesia terutama engklek dapat menumbuhkan sikap
untuk akrab kepada teman sebaya karena dalam permainan engklek tidak
hanya lompat-lompat saja tetapi melatih sifat kreatif anak dan berinteraksi
dengan teman sebayanya. Semoga Bermanfaat.
Masih permainan
mengenang masa kecil, permainan tradisional "engklek" sampai sekarang
masih sering kita jumpai, baik di pedesaan maupun di perkotaan
Masih permainan
mengenang masa kecil, permainan tradisional “engklek” sampai sekarang
masih sering kita jumpai, baik di pedesaan maupun di perkotaan, karena
permainan ini tidak membutuhkan tempat yang luas atau lapang, bahkan di jalan
pun bisa untuk dijadikan tempat bermain.
Engklek atau ingkling berasal
dari bahasa Jawa, permainan ini juga berkembang di daerah lain (luar Jawa)
dengan nama bermancam-macam, ada yang menyebutnya dengan teklek, sundamanda, lempeng, jlong-jling, dampu, pecle dan
masih banyak lagi sebutan engklek, tergantung dari setiap daerahnya.
Engklek atau ingkling yaitu
melompat-lompat dengan menggunakan satu kaki, sedangkan permainan engklek
atau “ingkling”, melompat pada bidang datar yang sudah kita beri batas
garis pola kotak-kotak. Disamping itu setiap pemain juga harus menyediakan ‘gacuk’,
biasanya dari pecahan genting, pecahan keramik atau yang lainnya, dan
masing-masing peserta harus memiliki gacuk yang bentuknya atau warna
berbeda.
Biasanya permainan ini
dimainkan sore hari atau pagi hari, oleh sekelompok anak-anak perempuan,
meskipun kadang anak laki-laki juga ikut serta.
Buatlah area bermain
seperti ini
Permainan Tradisional
Engklek
atau seperti ini
Arena bermain ada
beberapa model, menyesuaian dengan kebutuhan dan jumlah peserta. Jumlah peserta
terdiri dari 2 – 5 orang setiap arena.
Cara Menentukan Urutan
Pemain
Bermain engklek bisa
perorangan dan juga bisa beregu, namun kebanyakan perorangan terdiri atas 2
hingga 5 orang. Sebelum bermain dilakukan pengundian dengan hompimpa kalau 2
orang dengan ‘tingsuit’. Siapa yang menang akan main lebih dahulu.
Menentukan pemenang
dengan hompimpa, dengan menjulurkan telapak tangan, muka telapak tangan uang
jumlahnya paling sedikit adalah yang menang. Apabila ada telapan tangan seorang
yang beda maka dia yang menang, tapi kalau ada dua orang maka dilanjutkan
dengan tingsuit atau suit, menggunakan jari tangan.
Panjang pendek arena
permainan tergantung dengan jumlah pemain, apabila pemain lebih dari 4 orang
makan jumlah kotak bisa lebih panjang. Bila lebih dari 5 orang maka bisa dibagi
dua atau lebih dengan membuat arena permainan yang baru.
Cara
Bermain Engklek atau Sundamanda
Aturan
Main
Pemain mati atau tidak
bisa melanjutkan permainan apabila gacuk keluar kotak atau pemain menginjak
garis.
Apabila pemain mati
maka dilanjutkan pemain urutan berikutnya.
Pemain harus
melompat-lompat dengan kaki satu atau engklek atau ingkling
Apabila tidak ada Juri
atau wasit dalam permainan ini, maka peserta yang tidak sedang main mengamati
jalannya pemain lain yang sedang memainkan.
Pemain Pertama Memulai
Permainan
Lempar gacuk/buah ke
dalam kotak pertama, apabila gacuk keluar dari kotak, maka pemain itu
mati, dan diteruskan pemain berikutnya.
Pemain melompat-lompat
dengan kaki satu atau ingkling atau engklek pada kotak-kotak yang ada, tetapi
apabila kotak itu ada gacuk sendiri, maka kotak tidak boleh diinjak dan harus
dilewati. Apabila saat melompat menginjak garis maka pemain ini berarti mati.
Bila lompatan sampai ke
kotak berjajar dua, maka kaki harus diturunkan pada kedua kotak itu, kecuali
kotak ada gacuk sendiri, apabila ada kotak persimpangan maka kaki
melompat-lompat bergantian bertumpu pada persimpangan dan semua kotak harus
diinjak.
Hingga kembali ke arah
start, apabila sedang engklek kearah start, maka sebelum ketika menjumpai gacuk
ada didepannya maka gacuk harus diambil, dan untuk dilempar ke kotak
berikutnya.
Pemain pertama terus
melanjutkan permainan sebelum gacuk keluar lapangan/kotak hingga kembali ke
start atau kotak pertama.
Apabila belum sampai
kembali ke start dan gacuk sudah keluar kotak/lapangan maka pemain tersebut
mati, dan permainan dilanjutkan oleh pemain giliran selanjutnya.
Apabila gacuk dari
kotak pertama start hingga kembali sampai di tempat start belum mati, maka
langkah berikutnya pemain ini mendapatkan bonus untuk memiliki rumah, dengan
cara berbalik membelakangi lapangan engklek dan melempar ke
belakang gacuk, apabila gacuk jatuh di salah satu kotak, maka
kotak itu menjadi miliknya atau rumahnya.
Kotak yang sudah
menjadi miliki salah satu pemain diberi tanda untuk tidak dilalui pemain yang
lain, atau tidak boleh dilempari gacuk. Apabila ada pemain yang tidak
bisa melewati rumah/kotak lawan dan gacuk sendiri, maka akan
dibuatkan jalan pertolongan, ini sesuai kebijakan pemilik kotak/rumah.
Saat pemain berada
dirumahnya maka kedua kaki harus dimasukkan ke kotak rumahnya.
Pemain kedua dan
seterusnya… melakukan hal yang sama seperti pemain pertama.
Jalan
Bantuan
Apabila sebagian besar
kotak sudah dikuasai sebagai sawah/rumah oleh pemain, sedangkan ada pemain yang
belum sama sekali memiliki sawah dan kesulitan untuk melompati sawah/rumah
tersebut, atas kebijakan pemilik lahan bisa memberi jalur bantu (atau bantuan
jalan) dengan cara membuatkannya di tepi sawah/rumah).
Pemenang
Apabila seluruh kotak
sudah dikuasai oleh para pemain sebagai sawahnya, maka permainan selesai.
Penentuan pemenang dalam permainan engklek atau sundamanda yaitu barang siapa
yang menguasai lahan atau memiliki rumah/sawah paling banyak pada area bermain
ini.
Semoga bermanfaat
Frederick Mzaq
Pengalaman pribadi masa
kecil dan dari berbagai sumber