Ingat Siapun Yang Terpilih Kita
Tetap Renu Rai Malaka
Rabu,
09 Desember 2020 menjadi hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Hari ini masyarakat Indonesia menentukan pilihannya dalam pesta demokrasi,
pemilihan kepala daerah Kabupaten Malaka (pilkada).
Pilkada
merupakan ajang untuk mencari pemimpin yang jujur, bertanggung jawab dan
amanah. Karena itulah pada masa kampanye, kita sebagai calon pemilih, diberi
kesempatan untuk melakukan cek ricek, melihat track record agar kita tidak
salah dalam memilih calon pemimpin yang ideal sesuai dengan harapan masyarakat .
Tak
dipungkiri, berbagai cara dilakukan untuk merebut hati calon pemilihnya. Tidak
sedikit yang sakit hati, karena calonnya dihajar dengan hoaks dan hate speech.
Tidak sedikit yang merasa senang dengan performa pasangan calon yang dipimpin,
tak sedikit yang kesal, kecewa, benci dan lain sebagainya.
Apapun
reaksi kita dan kalian, mereka adalah calon pemimpin yang akan memimpin negeri
ini, daerah Malaka. Mereka adalah calon Bupati dan Wakil Bupati, yang akan meimpin
kita dalam tatatanan peradaban di daerah rai Malaka. Karena itulah, jangan
sampai salah pilih dan jangan sampai kita saling provokasi, agar calon yang
kita pilih bisa duduk di kursi kekuasaan.
Akibat
maraknya hoaks dan pesan kebencian ini, tak jarang membuat sebagian orang
terpancing amarahnya. Dalam percakapan di grup wa, hingga percakapan di sosial
media, tidak sedikit yang saling berbeda pendapat hanya karena sikap yang
saling menjelekkan, tidak terima paslonnya dijelekkan dan lain sebagainya.
Itulah
fakta yang terjadi selama masa kampanye kemarin. Semoga kebiasaan buruk itu
tidak terjadi setelah proses pemilihan selesai. Siapapun pemimpin yang
terpilih, kita semua harus menerimanya dengan lapang dada. Karena pilkada
Malaka 2020, hanya merupakan sarana untuk mendapatkan pemimpin yang benar-benar
atas keinginan rakyat.
Setelah
pemelihan selesai, para pendukung pasangan calon diharapkan tidak ada lagi
praktek saling membenci, saling menjelekkan, saling mencari kesalahan dan lain
sebagainya. Mari kita satu tujuan, mengawal pemimpin terpilih agar bsia
memberikan kontribusi positif bagi negeri ini.
Ingat,
kita semua adalah bersaudara. Tuhan menciptakan kita berbeda-beda, dan
menganjurkan agar antar sesama manusia saling mengenal satu dengan yang
lainnya. Karena itulah manusia tak mungkin hidup sendiri, karena manusia adalah
makhluk sosial, yang sejatinya saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.
Indonesia
adalah negara yang besar. Negara yang penuh dengan berbagai macam
keanekaragaman suku, budaya, bahasa dan agama. Negara yang besar ini, tidak
akan maju jika generasi penerusnya saling membenci satu dengan yang lainnya.
Negara
yang besar ini butuh generasi penerus yang cerdas, inovatif, bertanggung jawab
tapi tetap mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal dan ajaran agama. Karena
itulah, saling saling bertengkar karena hanya akan menjauhkan kita dari ajaran
agama.
Mari
kita saling berdampingan dalam keragaman. Dan pemimpin yang terpilih, harus
bisa menjadi pemimpin untuk semua, yang bisa tetap mempertahankan keragaman
suku, budaya, bahasa dan agama. Karena kita Indonesia, tetap bersaudara.
Pilkada
Malaka dan Masa Konsolidasi Pasca Perang Gagasan
Pilkada
Malaka ini bukanlah akhir dari perjuangan, pasca pilkada adalah awalan baru
pemerintahan daerah baik itu di Kabupaten Malaka. Dalam hal ini anak muda yang
menjadi generasi harapan dengan semangat, ide dan kekuatan yang besar
seharusnya mampu untuk turut dalam proses pembangunan dan melakukan pengawasan
terhadap pemerintahan yang baru.
Puncak
pesta demokrasi khususnya untuk daerah sudah sudah kita lalui. Sekarang
waktunya masyarakat untuk memulai perjuangan pembangunan yang baru bersama
pemerintahan yang baru. Partisipasi kita dalam pemerintahan yang baru ini sudah
berada di lembaran barunya. Kehadiran masyarakat dalam partisipasi adalah salah
satu dari esensi dari demokrasi, di mana rakyat memanifestasikan kedaulatannya
untuk kehidupan bersama.
Bukan
hanya partisipasi, kita juga harus turut mengawasi jalannya pemerintahan ke
depan karena pemerintah itu bekerja untuk masyarakat. Jangan sampai
jalannya pemerintahan justru merugikan masyarakat. Di sinilah fungsi kita
dalam mengawasi jalannya roda pemerintahan di semua tingkatannya.
Partisipasi
dan pengawasan adalah penting untuk kehidupan kita bersama ke depannya.
Masyarakat sudah cerdas dan arus informasi yang cepat dan terbuka bisa dengan
leluasa diakses oleh masyarakat, jadi tidak ada lagi masyarakat yang terputus
dari informasi publik. Kemudian transparansi itu berhak untuk kita tuntut
kepada pemerintahan yang baru.
Kita
harus memandang pemerintahan yang bekerja ini untuk kepentingan masyarakat,
untuk kepentingan kehidupan bersama. Mari kita bekerja untuk kebaikan kehidupan
bersama.
Pemerintahan
baru yang berjalan juga sama-sama kita harapkan membuka ruang partisipasi untuk
siapapun yang bisa berkontribusi dalam proses pembangunan agar pembangunan
daerah dibangun secara bersama. Jadi ruang demokrasi yang esensial bisa
tercipta di seluruh daerah di Kabupaten Malaka.
Dengan
cara itu pembangunan adalah karya kita bersama yang merupakan hasil dari
sinergi antara masyarakat dan pemerintah. Mari bersama kita turut
berpartisipasi dalam pembangunan dan terus mengawasi jalannya roda pemerintahan.
Adu gagasan dalam pilkada itu adalah hal yang biasa dalam politik dan memang
begitulah politik. Perbedaan adalah hal yang lumrah namun bukan berarti
perbedaan yang memecah persatuan kita sebagai masyarakat, kita tetap
bersaudara. Sudah tiba masanya kita semua kembali bersatu, siapapun pemimpin
yang ditetapkan oleh KPU sebagai pemimpin kita, kembali kita bersatu untuk
kebaikan kehidupan kita bersama untuk kehidupan seluruh masyarakat Malaka. Semua hiruk pikuk selama masa kampanye harus selesai
hari ini. Siapa pun yang akan terpilih harus kita terima dengan lapang dada.
Karena itu adalah pilihan rakyat dan harus kita hormati.(*)
Penulis:
Frederick Mzaq (Penimba Inspirasi Jalan Setapak)