SNKT: Pemimpin Yang Berkarakter
(Catatatan
Untuk Bapak Simon Nahak dan Kim Taolin Yang Terpilih Menjadi Bupati dan Wakil
Bupati Malaka di Pilkada Malaka 2020)
Berbicara tentang
pilkada, selayaknya sama dengan mencari dan memilih siapa orang yang cocok kita
angkat menjadi pemimpin. Baik di bidang birokrasi pemerintahan maupun bidang
legislatif. Karena idealnya, melalui sosok merekalah suara rakyat dapat
diperhatikan untuk kesuksesan pembangunan Bangsa ini.
Kepemimpinan bukanlah
barang yang “sudah jadi”. Kepemimpinan bukan pula sesuatu yang “jatuh dari
langit”. Kepemimpinan atau lebih tepatnya karakter seorang pemimpin bisa dan
malahan harus dikembangkan dari hari ke hari! Karakter ini amat penting bagi
seorang pemimpin. John C. Maxwell, ahli kepemimpin dunia, bahkan mengatakan
“rumusan ampuh” demikian. “karisma dapat membawa anda sampai ke puncak, namun
hanya karakterlah yang mempertahankannya.” Itu artinya tanpa karakter yang
baik, seorang pemimpin yang sudah sampai puncak sekalipun tidak akan bertahan
lama. Sebab begitu ketahuan ada cacat dalam karakternya, maka ia akan segera
kehilangan reputasinya!
Politik itu momentum.
Hari ini adalah bukti. Pasangan SNKT menggunakan momentum itu. Momentum apa?
Sangat budayawan jika
diamati, SNKT menggunakan segenap potensi yang ada untuk mendekatkan diri
kepada hutun renu (semua rakyat) Malaka. Dengan keyakinan terukur tanpa jumawa.
Hari ini nampak
hasilnya. SNKT mampu ungguli SBS-WT versi pleno pada 12 Kecamatan. 50.890 vs
49.906. Selisih: 984. SNKT: Winner
Apa artinya? SNKT lebih
efektif menggunakan momentum saat kampanye untuk mengambil hati renu Malaka
lebih menggunakan budaya atau adat istiadat Malaka.
Mengadaptasi pendapat
Jeff Iorg dalam bukunya yang berjudul “The
Character of Leadership: Nine Qualities that Define Great Leaders“, paling
tidak ada 9 karakter yang dimiliki di dalam diri seorang pemimpin Seperti Simon
Nahak dan Kim Taolin. Mari kita lihat ke 9 karakter itu:
1) Memelihara Integritas.
Kita semua tahu integritas berarti satunya kata dan perbuatan. Seorang yang
memiliki integritas akan bertindak sama dalam segala situasi. Entah dilihat
orang atau tidak, ia akan tetap menampilkan karakter yang sama! Seorang yang
memiliki integritas tidak pernah memakai “topeng” dalam hidupya. Ia tampil apa
adaya. Dia tidak perduli dengan pencitraan. Ia selalu menjadi dirinya sendiri
kapanpun dan dimanapun ia berada. Orang yang memiliki integritas itu bisa
dipercaya di semua bidang yang dia geluti. Ia jujur dan bertangung jawab
memegang amanah. Kemampuan seorang pemimpin mempertahankan integritasnya akan
berbanding lurus dengan kemampuannya bertahan memimpin orang lain. Kenapa
demikian ? Karena orang akan segera meninggalkan seorang pemimpin yang lancung
dalam tindakannya.
2) Memiliki rasa aman.Pemimpin
yang memiliki rasa aman pasti bisa bekerjasama dengan timnya. Ia tidak melihat
orang lain sebagai ancaman, sebaliknya melihat mereka sebagai kawan sekerja.
Pemimpin dengan rasa aman tinggi tidak akan segan-segan mendelegasikan tugas
kepada orang lain. Pemimpin dengan rasa aman tingi juga mudah ditemui oleh
bawahannya. Ia tidak terlalu membuat tembok hirarki yang amat tinggi sehingga
susah dipanjat oleh para anak buah. Pemimpin dengan rasa aman tinggi adalah
seorang mentor yang baik. Ia senang mengembangkan orang, Ia suka membagi
“ilmunya” kepada orang lain.
3) Menjaga moralitas.Pemimpin dengan moral yang terjaga akan sagat disegani oleh siapapun baik oleh bawahan, rekanan maupun competitor. Entah bagaimana, manusia selalu menghargai tinggi orang yang bermoralitas baik. Bahkan Negara sebebas Amerika pun masih memandang moralitas sebagai salah satu karakter yang harus dipertahankan
pada seorang presidennya. Kita tentu masih ingat bagaimana Presiden Richard Nixon harus “lengser” karena skandal water gate. Juga bagaimana kritisnya posisi Clinton pasca perselingkuhnnya terungkap ke public.Ini semua membuktikan bahwa moralitas adalah salah satu factor penting yang menentukan “legalitas” dan akseptabilitas seorang pemimpin.
4) Belajar rendah hati.
Pemimpin yang rendah hati akan dicintai oleh pengikutnya. Contohnya, Mahatma Gandhi
di India. Pemimpin yang rendah hati tidak arogan dan tidak merasa selalu benar.
Ia bersedia mendengarkan nasehat bahan kritik. Ia tidak sok tahu. Ia terus
belajar karena sadar bahwa ilmu pengetahuan itu luas tak bertepi. Pemimpin yang
rendah hati juga selalu memperlakukan orang lain dengan hormat. Terutama kepada
mereka yang ada di level bawah. Ia tidak segan-segan menyapa duluan bawahannya.
Pokoknya pemimpin yang memiliki kerendahan hati adalah pemimpin yang sangat manusiawi.
Ia “menghormati dan menghargai” orang lain.
5) Menjadi hamba.
“Kalau kamu mau jadi pemimpin, maka jadilah pelayan bagi orang lain.” Prinsip
ini telah menginspirasi munculnya ide tentang Servant Leadership yang diperkenalkan oleh Robert K Greenleaf
dan kawan-kawan. Inti dari servant leadership adalah kerelaan sang pemimpin
untuk menggunakan jabatan yang dipegangnya bagi kemaslahatan mereka yang
dipimpinya.
6) Menguasai kebijaksanaan. Seorang
pemimpin tidak cukup memiliki pengetahuan (knowledge)
saja. Tetapi ia membutuhkan wisdom
(kebijaksanaan). Dalam kisah para Nabi, kebijaksaaan itu dimiliki oleh Raja
Salomon yang menjadi Raja dan mampu membedakan mana ibu yang asli dari bayi
yang diperebutkan oleh 2 orang perempuan. Kebijaksanaan adalah pengetahuan
ditambah pengalaman ditambah petunjuk (bimbingan) dari Tuhan. Dengan
kebijaksanaan maka seorang pemimpin akan bisa bertindak proporsional, termasuk
di dalamnya memberikan reward
and punishment.
7) Memiliki disiplin. Seorang
pemimpin yang baik seharusnya memiliki kemampuan untuk memimpin dirinya
sendiri. Nah, kata lain dari memimpin diri sendiri adalah disiplin. Orang yang
berdisiplin akan mampu mengelola hidupnya sedemikian rupa sehingga ia tahu mana
yang harus diprioritaskan dan mana yang tidak. Salah satu bentuk disiplin diri
adalah kemampuan dalam mengelola waktu dengan baik. Setiap hari Tuhan memberi
waktu 24 jam kepada semua orang, dimanapun ia berada. Masalahnya adalah:
bagaimana seseorang itu menggunakan dan mengatur waktu yang dimilikinya.
Bagaimana kita memanfaatkan waktu sangat berkaitan erat dengan prestasi kita.
8) Menampilkan keberanian.Pemimpin
harus berani. Pemimpin harus punya nyali. Karena keberanian itulah orang
memilih kita menjadi pemimpin mereka. Keberanian ini termasuk eberanian
menanggung kegagalan tim kita. Keberanian mengakui kesalahan bila memang kita
salah. Keberanian mengambil resiko atas setiap keputusan yang kita ambil.
Pemimpin yang berani dan bertanggungjawab akan mendapat respek tinggi dari anak
buahnya. Sebaliknya pemimpin yang pengecut, yang cenderung menyalahkan atau
melemparkan kesalahan pada orang lain cepat atau lambat akan kehilangan pamor
di depan anak buahnya! Laksamana Slamet Riyadi adalah salah satu contoh
pemimpin yang memiliki keberanian. Ia berani tetap berada di kapalnya bersama
para prajuritnya sekalipun akhirnya KRI Macan Tutul yang ditumpanginya harus
tenggelam dihajar torpedo Belanda. Ia memang mati, tapi namanya harum sebagai
seorang pemimpin pemberani!
9) Mempertahankan semangat. Semangat
adalah salah satu bahan bakar kesuksesan seorang pemimpin dan timnya. Semangat
tinggi akan menghasilkan hasil yang besar, sebaliknya semangat yang kecil juga
akan menghasilkan hasil yang kecil. Pemimpin yang bersemangat akan menjadi
dinamisator dan katalisator bagi timnya untuk berjuang sampai titik maksimum.
Seorang pemimpin yang
memiliki semangat besar dan sedikit ketrampilan akan selalu lebih unggul
daripada pemimpin yang memiliki ketrampilan hebat namun tidak bersemangat.
Anak
Tumbangkan Bapak di Pertarungan Pilkada Malaka
Hendrik Fahik, Ketua
Tim Sukses Pasangan Simon Nahak–Kim Taolin, mengatakan, kemenangan ini
menunjukan rakyat Malaka sudah memahami proses demokrasi.
“Ini kemenangan rakyat
Malaka. Rakyat yang pilih, tentunya dengan alasan mendasar pada diri mereka
sehingga memilih pasangan Simon Nahak–Kim Taolin. Kami apresiasi rakyat Malaka,
karena memilih dan memenangkan paket SN–KT,” kata Hendrik yang juga ketua PKB
dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malaka ini.
Lebih lanjut Hendrik
menyebutkan, saat mendaftarkan paket Simor Nahak–Kim Taolin di KPU, banyak
suara sumbang bahwa pasangan ini pasti akan kalah telak karena hanya didukung
tiga Parpol dengan 5 kursi DPRD. Sementara lawanya Stef Bria Seran–Wande Taolin
didukung 6 Parpol dengan komposisi 20 kursi DPRD.
“Kami juga tidak bisa
membantah kenyataan ini. Namun kami terus bekerja menyosialisasikan pasangan
Simon Nahak–Kim Taolin ke publik. Hasilnya, ya kami unggul. Ini menunjukkan
rakyat dengan sadar memilih pasangan terbaik versi mereka,” kata Hendrik.
Sementara itu, Calon
Bupati Simon Nahak, mengatakan, yang memenangkan Pilkada ini adalah
rakyat Malaka. Ini karena rakyat sudah memahami demokrasi, sehingga mereka
bebas memilih walau ada tekanan dan intervensi dari pihak tertentu.
“Saya dengan calon
Wakil Bupati, Kim Taolin hanya sebagai calon. Kami maju Pilkada apa adanya
dengan modal dengkul. Tetapi atas restu Tuhan dan leluhur, masyarakat memilih
kami berdua. Kami apresiasi dan akan melaksanakan amanat rakyat ini dengan
sebaik-baiknya,” kata Simon Nahak dengan nada merendah.
Ketua KPU Kabupaten
Malaka, Makarius Beren Nahak, menolak mengomentari klaim–klaim paslon tertentu
yang mengatakan telah memenangkan ini.
“Maaf. Saya no
comment. Tunggu saja karena sesuai jadwal kami akan plenokan di KPU. Setelah
itu, baru ada keputusan siapa pemenang Pilkada ini dan diumumkanke publik,”
kata Makarius.
Penulis:
Frederick Mzaq (Penimba Inspirasi Jalan Setapak)