Ahli Tak Sarankan GeNose buat Screening Corona, Loh Kenapa?

Ahli Tak Sarankan GeNose buat Screening Corona, Loh Kenapa?


 

Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Hermawan Saputra mengatakan penggunaan GeNose sebagai screening awal Covid-19 bagi pelaku perjalanan dinilai tidak tepat.

Alasannya karena alat deteksi virus Corona (COVID-19) yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini dianggap tidak praktis dalam penggunaannya.

Bahkan dia menyebut GeNose juga tidak bisa digunakan untuk active case finding atau penemuan kasus baru.

"Walaupun GeNose sudah diteliti dan dikaji, tapi memang tidak praktis dalam penggunaannya, jadi memang tidak tepat, dan memang bukan sebagai active case finding," tutur Hermawan, dilansir CNNIndonesia.com, dikutip Minggu (24/1).


Lihat Juga: 
Polri Sebut Listyo Dilantik Jadi Kapolri Rabu 27 Januari
Sekolah dan Balada Corona (Sajak Jalan Setapak), Fenomena Pendidikan di masa pandemi Covid 19
Hidup Baik di Kolong Langit ala Cristiano Ronaldo (Inspirasi Jalan Setapak)


Foto: GeNose C19 adalah alat pendeteksi COVID-19 besutan para ahli Universitas Gadjah Mada. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

GeNose dinilai memiliki beberapa kelemahan dalam mendeteksi virus corona. Pengetesan menggunakan GeNose pada seorang perokok atau seorang yang mengkonsumsi makanan berbau menyengat dapat mengurangi keefektifan GeNose.

Adapun pengguna atau pasien yang akan menggunakan GeNose juga disarankan tidak mengkonsumsi apapun setengah jam sebelum tes pengetesan.

"Kalau [tes] GeNose itu syaratnya tidak boleh merokok, makan dan minum yang menyengat, jadi ini bukan untuk screening awal, tapi untuk penelitian dalam kondisi tertentu," kata Hermawan.

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane juga mengatakan GeNose tidak tepat jika digunakan sebagai screening penumpang.

Menurut dia, ada banyak kelemahan dari alat tersebut, di samping efektivitasnya yang menurun jika digunakan pada perokok.

"Ada risiko menularkan pada orang lain yang ada di belakangnya," kata Masdalina.

Masdalina juga menyebut GeNose juga belum mendapatkan penilaian yang disepakati para ahli. Klaim efektivitas GeNose juga baru dikeluarkan oleh tim peneliti.

"GeNose belum menjadi standar dalam pengendalian, publikasi efektivitasnya juga belum rilis sampai saat ini, baru ada klaim sepihak saja dari peneliti," tutur Masdalina.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan GeNose akan dipasang di seluruh stasiun kereta api.

Upaya tersebut disampaikan Budi Karya usai bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyaksikan penggunaan GeNose di Stasiun Kereta Pasar Senen, Jakarta.

"Hari ini Pak Menko Luhut memberikan dukungan yang luar biasa dengan mencoba langsung. Kami akan mendorong penggunaan alat ini di simpul-simpul transportasi umum," kata Budi Karya dalam keterangan tertulis Kementerian Perhubungan, Sabtu (23/1/2021).

 

Sumber Berita:

https://www.cnbcindonesia.com/news/20210124081944-4-218286/ahli-tak-sarankan-genose-buat-screening-corona-loh-kenapa

 




Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama