Cristiano Ronaldo menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa |
Cristiano Ronaldo baru
saja didapuk sebagai pesepak bola dengan perolehan gol di pertandingan resmi
terbanyak di muka bumi. Sang bomber Juventus ini sudah
mencetak 760 gol dan bisa bertambah lagi lantaran saat ini masih aktif bermain.
Dia melewati catatan gol yang dibuat Josef Bican
(759 gol) dan Pele (757) asal Brazil yang didewakan orang tua kita selama ini.
Masalah statistik gol itu mungkin masih bisa
diperdebatkan. Tetapi ukuran-ukuran kasat mata itu menjadi tidak penting jika
menghayati sepak bola dan bagaimana Ronaldo hidup di dalamnya.
Refleksi
Cristiano Ronaldo dan kekasihnya, Georgina Rodriguez |
Kita tidak pernah bisa memilih kapan ingin
dilahirkan. Tidak bisa memilih hidup di zaman paling asik, menegangkan, atau
paling seru yang pernah terjadi dalam riwayat peradaban manusia. Tahu-tahu
sudah berada di masa sekarang.
Zaman modern atau periode kita hidup saat ini
--setidaknya bagi saya-- sangat menjemukan. Kualitas hidup hanya berpatok pada
kemapanan ekonomi. Sudah tak bisa menghindar pula dari kenyataan bahwa hidup
kita dipagari dengan peraturan yang bernama kontrak.
Nilai-nilai kemanusiaan juga ambruk di depan mata.
Uang jadi akar dari segala kejahatan. Yang kaya dipalak, yang miskin diinjak.
Moralitas diukur dengan penggaris bernama uang.
Filsuf Prancis, Albert Camus percaya bahwa sepak
bola bisa merefleksikan realitas itu. Dia mengaku dibantu olah raga, terutama
sepak bola, dalam memahami moralitas dan tanggung jawab sebagai umat
manusia. Pada akhirnya bukan hanya sekadar permainan menggiring bola,
tetapi juga media untuk merenungkan kembali moralitas manusia sebagai insan
berhati dan berpikir.
Camus memang bukan pesepakbola profesional laiknya
Ronaldo. Dia hanya bermain sebentar di usia muda dengan tugas menjaga gawang.
Tak lama, tuberkulosis menyerangnya.
Meski begitu, cara pandang Camus patut direnungkan
kembali sebagai jembatan untuk mencari nilai-nilai moralitas yang kian
kabur di zaman sekarang.
Camus menemukan etika membela teman dan berguna bagi
kawan di sepak bola. Sepak bola juga soal menghargai keberanian, serta
berpedoman pada sportifitas (dalam hal ini kejujuran) dalam pertandingan.
Sementara kalangan elite politik dan agamawan
disebut sang filsuf Perancis itu selalu berupaya membingungkan kita, memaparkan
segala hal dengan cara yang berbelit. Seolah-olah lebih rumit dari
keadaan sebenarnya. Hingga kemudian, masyarakat lelah memahami.
Kalangan elit dan agawaman itu lantas mencari
keuntungan atau mencapai tujuannya sendiri.
Namun, memahami hidup yang baik bisa lebih mudah
dengan sepak bola. Sederhana.
Camus juga menyebut bola kerap datang dari arah
tak terduga, yang bisa dimaknai banyak orang suka menipu dan tidak
jujur. Melawannya cukup dengan keberanian dan bersikap sportif.
Dengan begitu, setiap orang akan ikut melihat bahwa
ada keganjilan dan harus dilawan bersama. Bukan malah ikut memelihara
ketidakjujuran.
Luar Biasa, Cuma Wilayah Ini di Indonesia yang Bebas Covid 19 dengan Nol Kasus Corona, Dimana?
Fakta Menarik Pelantikan Joe Biden-Kamala Harris Sebagai Presiden dan Wakil Presiden AS (21/01/2021)
Dilematis Mengais Rejeki Halal di Tanah Perantauan
Ronaldo
Lalu apa korelas filosofi Camus dengan
dengan Cristiano Ronaldo?
CR7, begitu sapaannya, adalah representasi atlet
pekerja keras di era kita. Selain itu, dia juga selalu berusaha sportif dan
berupaya maksimal demi kebahagiaan bersama semua rekan setimnya.
Lihat saja ketika Ronaldo menangis karena cedera dan harus keluar lapangan saat Portugal mengalami kesulitan. Dia menangis karena upayanya bekerja sama meraih kemenangan dengan rekan-rekan senegara harus terhenti.
Setelah itu, dia menyemangati dari luar lapangan
dengan tujuan tetap memberi kontribusi meski tak bisa ikut bermain. Ronaldo
tetap ingin berguna bagi sesamanya.
Dia pernah hampir digugurkan ketika masih dalam
kandungan. Setelah lahir ke dunia, lantaran bukan anak seorang sultan, Ronaldo
meniti jalan hidupnya dengan penuh optimisme hingga kini menjadi bintang.
Dia menularkan kemuliaan dan menginspirasi ratusan
juta umat manusia di dalam maupun di luar lapangan.
Tak ada tato di tubuhnya karena selalu ingin
mendonorkan darah kepada mereka yang memerlukan. Dia pun pernah mengangkat
bocah korban tsunami Aceh menjadi anak angkat.
Ronaldo jelas bukan sekedar pemain sepak bola yang
hanya mengikuti hasrat pribadi untuk bersenang-senang. Ronaldo bukan elite yang
gemar memelihara kesenangan untuk dirinya sendiri. Rasa-rasanya demikian.
Sepak bola termasuk anugerah Tuhan yang paling bermanfaat
bagi umat manusia setelah ilmu, agama, dan musik.
Sepak bola tidak hanya bermanfaat karena menghibur
hingga membuat bahagia, tetapi juga bisa menjadi jembatan untuk memahami hidup
yang baik dengan sesama. Dan Cristiano Ronaldo adalah pelengkapnya.
Kesuksesan
Cristiano Ronaldo Tidak Instan
Meski terlihat jalan karirnya dari awal kemunculan
bersama dengan Sporting CP lalu ke Manchester United, Real Madrid dan sekarang
Juventus terlihat terus mengalami peningkatan, meraih sukses besar dengan cara
yang terlihat mudah, namun fakta Cristiano Ronaldo tidak meraihnya dengan cara
yang mudah. Ada banyak penderitaan dan kisah pilu Cristiano Ronaldo sebelum
terkenal seperti sekarang ini.
Pernah Blak –
Blakan Soal Kisah Pilu Ronaldo di Awal Karir
Sukses besar yang dia nikmati saat ini tak lantas
membuat Cristano Ronaldo melupakan masa lalunya, bagaimana dia mengawali
karirnya sebagai seorang pemain sepakbola amatir. Dari tidak punya sepatu bola
sampai menangis di asrama sepakbola, berikut kisah pilu Cristiano Ronaldo
Sebelum Jadi terkenal.
Cristiano Ronaldo bercerita bagaimana dia kesulitan
mendapat sepatu bola pertamanya saat memulai latihan di lapangan rumput.
Pasalnya, di masa lalu kehidupan keluarganya tidak berkecukupan, ayahnya bahkan
menjadi seorang Kitman untuk klub Andorinha. Ronaldo bercerita bagaimana dia
meminjam sepatu dari sepupunya atau terkadang menggunakan sepatu peninggalan
kakaknya yang sudah usang. Namun karena masih bocah , Ronaldo tidak memikirkan
soal uang sama sekali untuk membeli sepatu baru, karena yang terpenting baginya
adalah bermain bola.
Seperti yang diungkapkan sebelumnya, ayah Cristiano
Ronaldo bekerja sebagai Kitman untuk klub kecil di Portugal, Andorinha, dan
sang ayah adalah sosok yang mendorong Ronaldo untuk bermain bola dan ikut dalam
sesi latihan bersama dengan tim akademi klub tersebut. Pada awalnya Ronaldo
terpaksa melakukan permintaan dari ayahnya terlebih karena ada banyak aturan
aneh yang harus dipatuhi, tapi lama kelamaan dia mulai menyukainya.
Sebelum memulai latihan bola di lapangan yang
sesungguhnya, Cristiano Ronaldo lebih dulu bermain di jalanan, sepakbola
jalanan yang dia maksud benar-benar sepakbola yang dilakukan di jalan raya,
begitu ada mobil terlihat akan melintas, maka pertandingan dihentikan sementara
waktu.
Ayah Ronaldo sering kali bercerita tentang permainan
anaknya kepada ibu dan saudara-saudari sang anak saat makan malam bersama,
namun seperti tidak ada yang benar-benar perduli dengan cerita dari sang ayah.
Melihat bakat terpendam Cristiano Ronaldo, klub
Sporting CP kemudian merekrut Cristiano Ronaldo yang masih bocah saat itu, dan
tawaran tersebut diterima sang mega bintang. Terlihat menyenangkan memang, tapi
tinggal di asrama klub akademi dan jauh dari orang tua membuat Ronaldo menangis
hampir setiap malam di kamarnya.
Postur tubuhnya yang saat itu masih kurus kerempeng
membuat Ronaldo sering kali terjatuh karena berbenturan dengan pemain lawan,
situasi inilah yang membuat sang pemain terus berlatih terpisah setiap malam
untuk meningkatkan masa ototnya, dan latihan tersebut masih dia lakukan sampai
sekarang.
Motivasi Cristiano Ronaldo menjadi pemain sepakbola
terbaik dunia, meraih sukses besar dalam karir mulai datang ketika seluruh
keluarganya, tak terkecuali sang ibu, ikut menyaksikan dia bermain dalam sebuah
pertandingan yang digelar Sporting CP. Mimpi tersebut kemudian terwujud dan
sampai sekarang motivasi itu diakui Ronaldo masih ada dan masih sama besarnya
seperti dulu, meski faktanya dia telah memenangkan lima gelar Liga Champions,
Satu trofi Piala Eropa dan lima Gelar Ballon d’Or.
Referensi:
https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20210122154816-143-597246/hidup-baik-di-kolong-langit-ala-ronaldo
http://www.balipost.co.id/kisah-pilu-cristiano-ronaldo-sebelum-terkenal/