Hidup Sederhana, Hidup Sesuai Kebutuhan dan Bukan Hidup Melarat

Hidup Sederhana, Hidup Sesuai Kebutuhan dan Bukan Hidup Melarat

Ilustrasi, hidup sederhana


Tak ada salahnya hidup sederhana dan tak perlu minder. Tak perlu malu bila tidak ikutan nongkrong di kafe dan tidak mengunggah foto terbarudi media sosial.

Mengutip dari Your Tango, ada banyak manfaat gaya hidup lebih sederhana, tak sekedar hura-hura dan menghabiskan uang.

ü  Mudah mengumpulkan dana darurat. Jika pemanas air rusak, maka Anda dapat menggantinya tanpa harus berutang.

ü  Memberikan contoh yang tepat untuk anak-anak. Anda dapat memberi tahu anak-anak sepanjang hari untuk tidak materialistis, menghindari utang, menghemat, mendaur ulang, menabung untuk masa depan.

ü  Mampu membiayai kuliah. Jika anak-anak memilih untuk kuliah di perguruan tinggi empat tahun maka Anda dapat memberikan pendidikan yang layak kepada mereka tanpa harus berutang besar.

ü  Jika pensiun suatu hari nanti maka Anda juga bisa hidup sederhana atau juga memilih untuk tetap bekerja dan membuka usaha. Kemakmuran sejati adalah tentang kebebasan untuk melakukan apa yang diinginkan.

ü  Selama pandemi, kita bisa menghabiskan waktu dengan mengenal komunitas atau menjelajahi taman lokal, perpustakaan, dan atraksi lain yang dekat dengan rumah. Hal ini pada gilirannya dapat membuat kita menjadi warga negara yang lebih aktif.

ü  Lebih banyak menghabiskan banyak waktu dengan keluarga tanpa ada kekhawatiran biaya yang mahal. Anda juga bisa naik sepeda di sekitar rumah atau menjadi sukarelawan di dapur umum atau penampungan hewan.

ü Menemukan rasa damai yang baru. Tanyakan siapa saja yang sudah mulai mengendalikan uang mereka daripada membiarkan uang mengendalikan mereka.

ü  Lebih perhatian dan bersyukur. Konsumerisme menciptakan keinginan untuk hidup lebih, lebih, lebih banyak.

ü  Lebih murah hati dan memberi. Semakin sedikit yang dibelanjakan untuk diri sendiri, semakin banyak Anda bebas membelanjakannya untuk orang lain. Dan saat itu, cara melihat dunia berubah, Anda pasti ingin memberi. Akan muncul perasaan senang membantu, dan bahkan lebih baik lagi melihat anak-anak menemukan kebahagiaan dari kepedulian dan berbagi.


 Lihat Juga: 

Cinta Sederhana Versi Sapardi Djoko Damono

Cuitan Rasis Diduga dari Abu Janda terhadap Pigai Diproses Polisi (Tanggapan Deny Siregar, APAKAH ABU JANDA AKAN MASUK PENJARA ?

Bagaimana Beriman di Tengah Pandemi Virus Corona?

Tensi Memanas, Simak Kekuatan Militer Israel dan Iran


Hidup Sederhana, Hidup Sesuai Kebutuhan dan Bukan Hidup Melarat

Salah satu prinsip gaya hidup yang merasuki kehidupan masyarakat saat ini adalah konsumerisme. Konsumerisme ditandai oleh tingkat konsumsi atau belanja tinggi pada barang-barang tertentu, meski mereka bukanlah prioritas dan kebutuhan sama sekali.


Barang-barang itu dibeli hanya untuk memenuhi keinginan sesaat tanpa menimbang nilai fungsi mereka dalam kehidupan. Atau juga barang-barang itu dibeli hanya karena melihat rekan dan sesama yang lain mempunyai barang-barang yang serupa.


Cara hidup seperti ini sangatlah beresiko. Kalau tidak dibarengi dengan pendapatan yang cukup, bisa saja hal ini akan mendorong seseorang pada pilihan hidup yang salah. Salah satunya adalah melakukan korupsi dan berutang.


Karena tuntutan hidup dan tingkat konsumsi yang terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan pendapatan berupa gaji, maka pilihan untuk mengambil uang orang lain adalah salah satu pilihan. Atau juga, orang rela nekad berutang hanya untuk mendapatkan barang mahal tanpa berpikir nilai fungsi dari barang tersebut.


Pilihan hidup sederhana menjadi salah satu solusi untuk mengatasi hidup konsumptif. Hemat saya, hidup sederhana berarti memiliki barang karena hal itu sesuai dengan kebutuhan.

Selain itu, hidup sederhana berarti kemampuan untuk mengolah pendapatan (gaji) untuk kehidupan harian. Prinsip yang dikedepankan adalah konsumsi tidak selalu melampui pendapatan. Sebaliknya, pendapatan mesti mengontrol tingkat konsumsi.  


Hidup sederhana bukan juga berarti hidup melarat. Kadang kala ada yang mengartikan kalau hidup sederhana itu seperti hidup melarat. Gizi Makanan tidak diperhatikan karena belanja seadanya dan takut uang habis hanya untuk makanan. 

Kualitas pakaian tidak dipertimbangkan dengan sisi kerapiaan. Rumah juga tidak memedulikan sanitasi yang baik. Semuanya dilakukan karena tidak ingin menghabiskan uang karena mungkin berpikir tentang kebutuhan yang bisa saja muncul tiba-tiba.

Hidup sederhana mengedepankan hidup sesuai dengan kebutuhan yang kita miliki dan butuh di dalam hidup kita. Kebutuhan itu tetap menjadikan kehidupan kita bermatabat. Kita hidup sederhana, tetapi kita hidup sehat, berpakaian rapih dan rumah kita bersih.

Intinya, kita hidup sesuai dengan kebutuhan kita dan kebutuhan itu mengedepankan kualitas kehidupan kita.

  
Sekali lagi, kebutuhan kita itu disesuaikan dengan pendapatan yang kita miliki. Misalnya, kita menginginkan sebuah smartphone. Tentunya, kita mesti mempertimbangkan harga smartphone itu dengan pendapatan yang kita miliki. 

Kalau kita mengedepankan kesederhananaan, kita mesti memilih smartphone yang memberikan manfaat dan sesuai dengan pendapatan kita.

Imbauan dari Kapolri Jenderal Idham yang mendorong polisi untuk hidup sederhana boleh jadi untuk mengedapankan gaya hidup polisi sesuai dengan pendapatan yang dimiliki.

Hidup melampui pendapatan kerap mengundang pencobaan dan tawaran sesat. Kalau tidak kuat pada cobaan dan tawaran itu, bisa jadi seseorang masuk pada kubangan yang salah.

Gaya hidup sederhana juga bisa menjadi mantel bagi polisi untuk terhindar dari tawaran sesat dari pihak-pihak tertentu. Saat seorang polisi menghidupi kesederhanaan, dia bisa tidak mudah tergiur pada tawaran orang lain untuk terjebak pada perilaku yang salah.

Bekerja sebagai seorang polisi bukanlah gampang. Kadang mereka mempertaruhkan hidup mereka, waktu bersama keluarga dan kenyamanan tertentu. Semuanya ini sudah menjadi bagian dari cara hidup sebagai seorang polisi.

Pertanyaannya, saat mereka diminta untuk hidup sederhana, entahkah pendapatan mereka sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kehidupan keluarga mereka ataukah tidak?

Pertanyaan ini bisa menjadi titik tolak untuk mengevaluasi ampuhkah seruan hidup sederhan untuk semu polisi. Jangan sampai di balik seruan untuk hidup sederhana, masih ada anggota yang hidupnya "melarat" dan sulit untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

Kalau memang ada, saya kira di balik seruan untuk mengedepankan hidup sederhana, ada juga upaya untuk menyajetarahkan anggota Polri pada umumnya.

Saya kira hidup sederhana juga menjadi mungkin saat orang merasa sejahtera. Kesajahteraan itu nampak saat pendapatan yang dimiliki bisa menjawabi tuntutan dan kebutuhan satu orang anggota dan bahkan untuk sebuah keluarga secara umum.

Seperti yang saya katakan kalau hidup sederhana adalah hidup sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan itu bisa tercapai saat pendapatan pun mencukupi. Tetapi kalau pendapatan tidak mengimbangi kebutuhan itu, bisa jadi yang terjadi adalah kemelaratan.

Kemelaratan di sini bukan saja soal hidup susah karena gaji tidak sesuai dengan kebutuhan, tetapi juga upaya untuk menghemat tingkat tinggi karena takut kehabisan uang.

Saat seseorang merasa hidup dalam kemelaratan, ada pun upaya untuk mencari jalan keluar dari situasi tersebut meski lewat cara yang tidak baik. Karena itu, membangun hidup sederhana mesti dibarengi dengan ketersediaan akses dan pendapatan dalam mencukupi sebuah kehidupan.

Seruan hidup sederhana bukan saja untuk anggota Polri. Seruan itu untuk siapa saja. Tujuannya jelas agar hidup sesuai dengan kebutuhan, tetapi tetap mengedepankan kualitas hidup kita.

Semoga saja seruan hidup sederhana dibarengi dengan evaluasi dari kualitas hidup yang terjadi pada anggota polri pada umumnya. Jangan sampai, ada yang hidup sudah sederhana, tetapi melarat karena pendapatan mereka tidak menjawabi kebutuhan mereka.

 

Inspirasi Jalan Setapak

Harekakae, 29 Januari 2021

 

Mzaq Chanell

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama