Ilustrasi. Sejumlah tenaga
kesehatan membawa peti berisi jenazah pasien Covid-19. (Foto: ANTARA FOTO/FB
Anggoro)
Jakarta, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengajak semua pihak merenung setelah kasus positif virus corona (Covid-19) tembus 1 jatu orang. Dari jumlah itu, sebanyak 820.356 orang dinyatakan sembuh dan 28.468 orang lainnya meninggal dunia.
"Angka ini memiliki makna dua hal yang harus kita sadari. Angka ini membuat kita harus merenung," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (26/1).
Budi menyebut renungan ini juga terkait dengan meninggalnya puluhan ribu orang usai terpapar Covid-19. Dari total kematian itu, sebanyak 600 tenaga kesehatan menjadi korban.
"Sehingga pengorbanan rekan-rekan kita,
terutama tenaga kesehatan tidak sia-sia. Bagaimana kita harus bekerja keras ke
depannya, bekerja sangat keras, bekerja ekstra keras," ujarnya.
Hari ini, kasus positif Covid-19 tembus 1.012.350 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 820.356 orang dinyatakan telah pulih, 163.526 orang menjalani perawatan di RS atau isolasi mandiri, sementara 28.468 orang lainnya meninggal dunia.
Menkes Budi Gunadi Sadikin ajak
semua pihak merenung setelah kasus Covid-19 tembus 1 juta orang hari ini,
Selasa (26/1). (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Lonjakan kasus positif Covid-19 terjadi sejak masuk Januari 2021. Jumlah kasus positif baru beberapa kali berada di atas angka 10 ribu dalam satu hari.
Sejumlah daerah pun sudah kekurangan ranjang khusus
pasien virus corona yang membutuhkan perawatan. Tingkat keterisian atau bed
occupancy rate rumah sakit sudah mencapai 80 persen di beberapa daerah.
Selain RS, di Jakarta lahan makam juga mulai terisi
penuh. Pemprov DKI Jakarta kini kembali membuka lahan baru untuk dijadikan
tempat terakhir para pasien virus corona yang meninggal dunia.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk
mengendalikan virus, mulai dari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB), PSBB proporsional, hingga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat
(PPKM) saat ini
Alat Deteksi Virus Corona (Covid 19) buatan Indonesia namanya GeNose, Sudah Dapat Izin Kemenkes
Mengiris Tuak dan Menyuling Sopi (Ko'a tua no teen tua) Gaya Orang Timor di Pinggiran Kota
Menolak Lupa!! Momen Kocak Sidang Saksi Sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi
Kewalahan RS Penuh, Pandemi Corona Telan Nyawa 221 Perawat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengungkap lonjakan
pasien infeksi virus
corona (Covid-19)
dan membludaknya keterisian tempat tidur di rumah sakit pelbagai
daerah berdampak pada tenaga kesehatan,
termasuk perawat.
Ketua Umum PPNI, Harif Fadillah mengakui beban
perawat kian berat seiring melejitnya angka kasus Covid-19 yang tak kunjung
melandai.
"Sekarang sudah setahun kita berperang,
ditambah lagi semakin meningkat kasus, rasanya cukup terasa beratnya. Kita
belum tahu kapan ini selesai, ditambah banyak kasus, ya memperberat
situasi," tutur Harif kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan
telepon, Selasa (26/1).
Padahal di tengah itu, keterisian rumah sakit di berbagai
daerah masih bertahan di atas ambang batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
yang menetapkan Bed Occupancy Rate (BOR) 60 persen.
Data Rumah Sakit Online Kementerian Kesehatan sempat
menunjukkan 11 provinsi memiliki kapasitas keterisian tempat tidur yang
melampaui batas aman WHO tersebut.
Keterisian tempat tidur di daerah seperti DKI
Jakarta, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang Selatan, Bekasi hingga
Yogyakarta bahkan tembus 80 persen.
Senda Gurau Bapak Simon Nahak bersama Masyarakat di Weleun
Sekolah dan Balada Corona (Sajak Jalan Setapak),
Penambahan
Perawat Bukan Perkara Mudah
Namun begitu di sisi lain, Harif mengungkapkan,
organisasinya masih terus menerima permintaan tenaga kesehatan baru untuk
mengisi kekurangan sumber daya manusia di rumah sakit rujukan Covid-19, baik
milik pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun swasta.
Dia mengatakan telah menyodorkan sekitar 5 ribu nama
perawat untuk direkrut oleh bagian Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia (PPSDM) Kementerian Kesehatan.
Beberapa di antaranya menurut Harif, telah bertugas
di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.
Sementara di daerah, untuk pengerahan dan perekrutan tenaga kesehatan ditangani oleh perhimpunan profesi dan pemerintah di wilayah setempat.
Akan tetapi, Harif mengungkapkan, peningkatan sumber daya perawat seiring dengan penambahan kapasitas rumah sakit tersebut bukan perkara mudah. Apalagi kata dia, jika fasilitas yang dibutuhkan adalah kapasitas ruang ICU dan perawatan pasien kritis.
"Kalau jumlah kasus makin banyak, maka semakin
banyak juga orang yang butuh perawatan yang serius. Makanya memerlukan
fasilitas dan tenaga yang punya kompetensi," tutur dia lagi.
Itu sebab Harif berharap, penanganan pandemi
Covid-19 bukan hanya dilimpahkan ke pemerintah melainkan juga mengajak andil
masyarakat untuk memastikan penerapan protokol kesehatan. Warga juga diimbau
untuk menghindari kegiatan yang berisiko menularkan virus corona.
Tepat Selasa (26/1) hari ini kasus Covid-19 di
Indonesia mencapai 1.012.350 kasus. Dari jumlah itu sebanyak 163.526 kasus
masih aktif, 820.356 kasus dinyatakan sembuh, dan 28.468 kasus meninggal dunia.
Sumber Berita:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210126173928-20-598663/menkes-ajak-warga-merenung-usai-kasus-covid-19-tembus-1-juta
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210126163434-20-598637/kewalahan-rs-penuh-pandemi-corona-telan-nyawa-221-perawat