Anak-anak gadis Malaka (Feto Kfalus Rai Malaka) sedang menggunakan tais adat Rai Malaka (Tais Feto, motif Marobo) |
Seperti yang satu ini di Indonesia bagian Timur
tepatnya di Nusa Tenggara Timur, kabupaten Malaka. Kabupaten Malaka adalah
salah satu kabupaten yang baru mekar dari Kabupaten Belu pada tahun 2014.
Malaka merupakan kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.
Kain tenun yang ada di daerah tersebut
bermacam-macam namun ada satu yang paling populer atau terkenal dan menjadi
ciri khas masyarakat malaka yaitu kain tenun ikat Marobo atau dalam bahasa
daerahnya (Tais Marobo).
Lihat Juga:
5 Fakta Kain Tenun Sumba yang punya makna sakral dan harganya mahal
Teknik Jerat Umpan Babi Hutan Paling Ampuh (Hadia Fahi Fuik, read Tetum). Skill Gokil Jerat Babi
Untuk pria dan wanita berbeda bentuknya untuk para
pria disebut dengan Tais Mane atau dalam bahasa Indonesianya kain Tenun pria
dan untuk wanita disebut dengan Tais Feto atau dalam bahasa Indonesianya kain
tenun wanita.
Warna khas atau warna dasar dari kain Tenun ini
adalah merah selain itu ada warna campuran hitam, hijau, dan warna kuning
emas.Teknik pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.Jika ditekuni tiap
hari bisa dalam tiga minggu bahkan sebulan selesai dan mendapatkan satu buah
kain, sebelum ditenun harus terlebih dahulu memberikan motif dengan cara
mengikat benang-benang sesuai dengan motif yang diinginkan, agar lebih mudah
dan cepat menenun sebelum melakukan teknik mengikat, motif yang akan dipakai
sebaiknya gambaran motifnya di buat atau digambar pada sebuah buku agar dapat
dilihat dan ditiru motifnya dengan mudah.
Awalnya, kerajinan tenun lebih merupakan produksi
sambilan terutama di musim kemarau khususnya oleh kaum wanita demi kebutuhan
adat dan diperjualbelikan di kalangan sendiri. Baru sekitar tahun 1965-1967
kelesuan ekonomi yang melanda Indonesia berdampak ke berbagai wilayah termasuk
NTT sehingga masyarakat mulai kembali pada usaha penanaman kapas yang ditanam
bersama-sama dengan jagung Hal ini kemudian mendorong produksi tenun lebih
dikomersilkan. Dengan demikian, tenunan asli kawasan ini memang merupakan
tenunan benang kapas alam.
Seni dan kerajinan tangan Malaka yang terkenal
adalah Kain Tenun dan Ayaman. Masing-masing mempunyai corak dan motif
tersendiri. Kain Tenun atau Tais sebelum ditenun dibuatkan motif dengan
beberapa teknik yakni : Futus,Fafoit, dan Sui. Gambar disamping adalah Futus.
Teknik pembuatan motif ini,sebelum menenun mereka
terlebih dahulu memberikan motif dengan cara mengikat benang-benang kemudian
mewarnai bagian yang tidak diikat.setelah itu baru ditenun.
Kain adat ini dibuat dengan teknik Sui atau Sulam.
Kain adat seperti ini setelah ditenun kemudian diberi motif dengan menyulam
pada bagian-bagian yang polos agar motif yang dinginkan bisa Nampak jelas.
Kain adat ini dibuat dengan teknik Fafoit. Untuk
mendapatkan motif yang dinginkan pengrajin hanyalah mengandalkan Imajinasi dan
kretifitas dengan permainan lidi-lidi yang dipasang pada alat tenun.
Sama seperti di daerah lain,motif kain tenun Malaka umumnya kecil dan abstrak. Pada kain tenun laki-laki motifnya lebih banyak berupa garis fertikal atau tegak lurus yang melambangkan tanggung jawab seorang laki-laki terhadap kelangsungan hidup keluarga.
Motif Kain Adat Pria (Tais Mane) |
Selain itu seorang laki-laki bertanggung jawab untuk menghubungkan keluarganya dengan sang pencipta. Sedangkan kain perempuan motif kecil-kecil dan bergaris melingkar yang melambangkan seorang perempuan selalu berada dalam kuasa dan perlindungan seorang laki-laki.
Tenunan yang dikerjakan oleh wanita Malaka termasuk
jenis tenunan ikat, tenunan lotis/sotis dan buna. Tenunan Malaka terdiri dari
dua bagian besar yaitu : Tais Futus
(tenun ikat bersulam) dan Tais Soru Los
(kain Tenunan motif biasa saja).
Sejak dahulu ada perbedaan motif untuk pakaian sehari-hari dan pakaian pesta
antara pria dan wanita. Pakaian sehari-hari untuk pria adalah kain tenun putih
polos atau bergaris hitam putih tanpa rumbagi. Sedangkan untuk wanita memakai
kain tenun berwarna hitam. Pakaian pesta bagi bangsawan adalah tenun ikat Tais
lalawar dan untuk orang kebanyakan Tais Lolo Metan
Lihat Juga: Suanggi (ema buan) menurut pandangan Masyarakat Belu dan Malaka-NTT
RAGAM
MOTIF TENUNAN MALAKA TERBAGI ATAS dua bagian Yaitu :
Ø Motif kaum bangsawan
Ø Motif orang kebanyakan
Dilihat dari jenis tenun, maka tenunan Malaka
dikenal
a)
Tais surolos
(tenunan biasa putih polos) dan Tais nee latek (tenun hitam putih)
b)
Tais futus (tenun
ikat)
c)
Tais foit
(tenun cungkil)yang dibagi atas:
Ø Tais foit dadonan mesak (cungkil satu lidi)
Ø Tais fot Oa tonan rua (cungkil dua gigi)
Ø Tais foit Amarasi,dengan motif isin (mata tombak),toke,karau dikur
(tanduk kerbau)
Ø Tais marobo, dengan motif sasuit (sisir) san asu mean (gigi anjing)
Yang dimaksud dengan futus adalah tenunan yang mulanya dari ikatan (merakit
gambar melalui ikatn pada benang maupun cungkilan) dan hasilnya dalam nentuk
selendang. Selendang tais adalah tenunan (yang bisa juga digabung dengan hasil
futus sehingga menjadi tenun ikat), atau langsung memnenun benang polos menjadi
sarung.
KELENGKAPAN/PERHIASAN
PAKAIAN ADAT
Untuk wanita memakai sarung, selendang,giwang atau anting-anting dari emas atau perak, gelang tangan dari perak, manik-manik dari mika atau perunggu,tusuk konde dari emas atau perak, giring-giring dari perunggu,mata uang emas atau perak dan tempat sirih yang selalu dibawa.
Kelengkapan pakaian adat yang digunakan perempuan Malaka |
Untuk laki-laki memakai selimut,selempang,ikat kepala atau destar, ikat pinggang dari kulit, pedang,gelang tangan dari perak dan tempat sirih yang dilengkapi rantai gantungan dari emas atau perak.
Kelangkapan pakaian adat Malaka yang digunakan seorang laki-laki |
Arti dan fungsi kelengkapan adat tersebut umumnya
sama dengan daerah lain. Itulah sekilas tentang motif kain adat Malaka, tais adat rai Malaka.
Inspirasi Jalan Setapak,
Rabu, 17 Februari 2021